31

3.2K 404 29
                                    

Ara memainkan pena yang ada ditangannya. Sesekali ia membuang nafasnya kasar kejadian kemarin benar-benar membuatnya tidak fokus, hati nya masih terasa sakit.

Arga mencoba menghubunginya tetapi nihil, untuk saat ini Ara sama sekali tidak ingin berhubungan dengan siapapun baik Arga ataupun Daniel.

Bahkan ada lima nomor yang tidak ia kenal menelepon nya hari ini.

Dan Ara tidak perduli, ia benar-benar tidak ingin berhubungan dengan siapapun.

Kecuali keluarganya.

Walaupun perasaannya sedikit tenang setelah ia mencurahkan apa yang ia rasakan saat ini pada Rio dan Mila, tetap saja hatinya masih sangat sakit.

Saat ini fikiran nya kacau. Bagaimana tidak, Ia mendengar bahwa Daniel tidak mecintainya, alasannya jelas.. ia telah mendengar semuanya. Hanya karena Daniel ingin membalas dendam pada Arga melalui pelantara dirinya sendiri.

Menyakitkan sekali.

Kenyataannya, Ara benar-benar telah jatuh cinta pada Daniel.

Dan lagi, kenyataan jika Arga dan Daniel adalah saudara tiri. Saat ini, Ara benar-benar merasa bodoh. Ia telah di bohongi bertahun-tahun oleh Arga sahabatnya sendiri dan Daniel yang notabene nya adalah seorang kekasih baginya.

Ara tidak habis fikir.

Ia jelas kecewa, bahkan sangat kecewa.

Yang lebih menyakitkan, ia harus mendengar nya secara langsung.

Daniel tidak mencintainya.

'Kalo gue gak beneran cinta sama Ara, apa yang bakal lo lakuin?'

Ara meneteskan air matanya. Ia memang salah, ia salah karena menerima Daniel dan percaya sepenuh hati jika Daniel benar-benar mencintainya juga.

Disisi lain..

Daniel masih berusaha keras untuk menghubungi Ara, hari ini ia meminta Mang Adi supir Mama nya untuk pergi membeli nomor baru dan meminjam handphone Mang Adi untuk sekedar menghubungi Ara dan berusaha menjelaskan semuanya.

Saat ini.. nomor ke-enam yang ia gunakan untuk menghubungi Ara. Setelah lima nomor sebelumnya selalu mendapatkan penolakan dan tentunya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

Ara sama sekali tidak membalas bahkan menjawab teleponnya.

Arga melihat Daniel dari kejauhan. Daniel yang sibuk menukar nomor di handphone nya bergantian. Yang jelas Arga tahu Daniel juga mencoba menghubungi Ara sama seperti yang ia lakukan.

"Ini kartu terakhir.. Angkat sayang.." ucap Daniel.

Daniel menempelkan handphone pada telinganya sambil terus berdoa didalam hati semoga Ara mengangkat sambungan telepon nya dan mendengarkan semua penjelasannya.

"Angkat sayang.." ucap Daniel. Ia sedikit menyerah. Daniel menggigit bibir bawahnya kuat-kuat.

Daniel mengulaskan senyuman nya. Ara mengangkat teleponnya tanpa mengatakan hal satu kata pun.

Iya, Ara hanya diam.

"Sayang.. deng----"

"Ara nya udah tidur dan. Ini juga tante masih nyoba bangunin dia"

Saat itu juga senyuman Daniel pudar. Daniel tertawa hambar, ini bukan harapannya.

"Tante, Ara gak perlu dibangunin. Aku cuma mau ngomong ..." Daniel menggantungkan ucapannya, ia berifikir keras kalimat apa yang akan ia ucapkan selanjutnya.

Langit ; Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang