49

3.2K 422 28
                                        

Minggu pagi, Daniel sudah stay dirumah Ara. Duduk manis, ngabisin satu toples jelly dirumah Ara, selagi Mama sama Papa Ara pergi jadi gamasalah.

"Pagi amat lo ngapel nya" Rio yang dateng langsung duduk disamping Daniel.

"Kalo bisa subuh sih subuh gue ngapelnya. Adek lo belum bangun?" Tanya Daniel.

Rio mengangkat bahunya acuh.

"Liat aja kekamarnya. Mungkin masih mimpi" ucap Rio.

Daniel tidak merubah posisi duduknya.

"Gimana?" Tanya Rio.

Daniel mengangkat alisnya mendengar ucapan Rio.

"Beneran mau ninggalin adek gue? Yakin?" Tanya Rio.

Daniel memalingkan pandangannya ke lantai dua,memastikan jika Ara belum bangun atau tiba-tiba muncul dan mendengar percakapannya dengan Rio.

"Yakin lah. Lagian jodoh gak bakal kemana" jawab Daniel santai.

"Emang mau Ldr-an?" Tanya Rio penasaran.

Daniel membuang nafasnya kasar.

"Simple aja sih sebenernya, Cewek disana pasti banyak yang lebih dari Adek gue dari segala aspek. Gue ngomong gini karena gue sayang sama adek gue" ucap Rio.

Daniel tersenyum lalu mengangguk pelan.

"Gue juga sayang sama adek lo hehe" ucap Daniel santai.

Rio membuang nafasnya kasar, Daniel memang sulit diajak serius. Rio berdiri dari duduknya.

"Bangunin adek gue, bilang masakin gue makanan. Laper, jadi adek kok susah di andelin" ucap Rio dengan kesal.

Daniel terkekeh pelan mendengar ucapan Rio, kemudian ia berdiri dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju anak tangga.

Daniel memutar knop pintu kamar Ara, membukanya dengan hati-hati karena khawatir menganggu tidur kekasihnya itu.

Daniel tersenyum melihat Ara yang masih tertidur menghadap kearahnya dengan memeluk gulingnya.

"Sayang" ucap Daniel pelan.

Tangannya dengan berani mengacak rambut Ara, membuat Ara sedikit terganggu.

"Bangun udah siang nih" Daniel menarik selimut kemudian merebut guling yang Ara peluk. Daniel menatap guling itu dengan intens, lalu memukulnya pelan.

"Berani banget ya dipeluk cewek gue? Gak tau apa kalo gue cowoknya?" Daniel kembali memukul guling itu pelan dan melemparnya sembarang.

Daniel mode cemburu sama guling.

"Males" jawab Ara pelan.

Daniel berkecak pinggang.

"Pantes aja kakak kamu bilang kalo kamu gak bisa di andelin" ucap Daniel.

Mendengar ucapan Daniel membuat Ara membuka matanya lebar-lebar dan cepat-cepat bangun dari posisinya.

"Sejak kapan kamu dirumah aku?" Tanya Ara.

Daniel tersenyum kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sejam, ah enggak. Sejam setengah mungkin?" Tanya Daniel.

Ara membuang nafasnya kasar.

Dia bertanya, tetapi Daniel malah bertanya balik padanya.

"Mana aku tau, aku kan tidur" jawab Ara santai.

"Jelly dibawah enak ya, beli dimana?" Tanya Daniel.

Langit ; Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang