19

4K 458 0
                                    

Daniel masih setia menuggu kekasihnya yang asik memilih buah didalam toko. Sesekali ia melihat kearah toko, hanya untuk memastikan kekasihnya masih berada disana.

Sebenarnya, sejak mereka pergi dari taman dan semenjak Arga menelepon Ara, pikiran Daniel tidak pernah berhenti untuk berfikir apakah Arga dan keluarganya sedang berada dirumah Daniel atau tidak, atau Arga dan keluarganya cukup tau diri untuk pergi dari rumah Daniel mengingat apa yang telah Ara katakan pada Arga tadi.

Arga memang baik, tapi Daniel ingat jelas dengan ucapan Arga sore tadi..

'Sebelum lo buat Ara benci sama gue, gue yang bakal buat Ara benci sama lo!'

Daniel mencoba menghubungi Arga. Daripada ia berdiam diri dan hanya berfikir, seharus ada sesuatu yang ia lakukan jika ia ingin hubungannya dengan Ara baik-baik saja. Tentunya, ia tidak akan pernah siap jika ia harus kehilangan Ara sekarang.

Tidak ada jawaban dari Arga. Hingga akhirnya Daniel memilih untuk mengirim pesan pada Arga.

'Jangan ada dirumah gue!'

Tak ada balasan dari Arga.

Ia tidak mungkin mengirim pesan untuk Arga dua kali. Sekali saja Daniel harus berfikir dua kali sebelum memilih untuk mengirim pesan pada Arga.

"Dan? Lama ya?" Suara Ara membuat Daniel sedikit terkejut.

Cepat-cepat ia memasukkan handphone miliknya kedalam saku celana jeansnya.

Daniel menggelengkan kepalanya pelan.

Ia tersenyum melihat Ara yang datang dengan senyumannya yang sumringah. Hanya begitu, Ara berhasil membuat detak jantung Daniel berdetak tidak karuan. Salah satu dari banyak kelebihan yang Ara miliki, bagi Daniel senyuman Ara itu sangat tidak wajar. Wajar saja, Daniel terlalu menyukai jenis senyuman seperti kekasihnya itu.

"Nggak.. Jangan senyum gitu. Detak Jantungku bisa berenti" ucap Daniel.

Ara terkekeh mendengar ucapan kekasihnya.

----

Daniel memasuki rumahnya dengan diikuti Ara yang berada dibelakangnya.

"Jangan dibekalang aku. Nanti kamu ilang" ucap Daniel.

Daniel menarik tangan Ara, lalu menggenggam tangannya cukup kuat. Menyematkan jari-jari tangannya di sela-sela jari tangan milik Ara.

Jantung keduanya berdetak tidak karuan.

"kamu kenapa?" Tanya Ara penasaran. Ini kali pertama Daniel bersikap seperti ini padanya. Menyenangkan, tetapi tidak dengan raut wajah Daniel.

Raut wajah khawatir.

Daniel menghentikan langkahnya. Ia memandang Ara dengan tatapan yang khawatir.

Sebelum Arga membalas Pesannya, Daniel tidak akan pernah membawa Ara memasuki rumahnya lebih jauh. Jika Ara tahu Arga adalah saudara tirinya, mungkin Ara akan langsung memutuskan Daniel tanpa mendengar penjelasan Daniel terlebih dahulu.

Jelas Daniel tidak akan siap jika ia harus kehilangan perempuan yang ia cintai. Break saja tidak sanggup, apalagi putus.

Ara menyerngitkan dahinya heran.

"Kenapa? Kamu gugup ya?" Tanya Ara.

Daniel mengangguk spontan.

Ara tersenyum. Kekasihnya itu begitu menggemaskan.

Ara menepuk tangan Daniel pelan.

"Coba kamu tarik nafas panjang, terus buang pelan pelan"ucap Ara.

Langit ; Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang