57

3.5K 436 15
                                    

Saat ini Daniel berada di Indonesia, ia mempergunakan liburan nya selama seminggu untuk pulang, niat utamanya adalah bertemu dengan Ara, dan menjelaskan semuanya.

Arga, mendengar kabar kepulangan Daniel membuatnya dan Luna senang bukan main, apalagi Daniel yang memang berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Ara.

Sebenarnya, Arga dan Luna telah mempersiapkan rencana dari jauh hari untuk mempertemukan Daniel dengan Ara, hanya saja waktunya yang tidak pas.

Ara yang selalu sibuk dengan tugas-tugasnya yang begitu banyak membuatnya akhir-akhir ini jarang bisa dihubungi.

"Bisa?" Tanya Daniel.

Arga menggeleng pelan. Sudah sepuluh kali ia menghubungi Ara tetapi tetap saja tidak ada jawaban.

Daniel membuang nafasnya kasar.

Daniel mengambil kunci motor Arga yang ada diatas meja lalu pergi tanpa permisi pada keluarganya.

"Daniel! Kamu baru sampe, Astagaa!!" Teriak Mama nya, tetapi Daniel mengabaikannya.

----

Ara menutup buku tebalnya. Hari libur, ia gunakan untuk belajar, belum lagi tugasnya yang benar-benar menumpuk.

"Yahh elah ujan"

Ara menatap layar handphonenya. hampir seharian ini Ara sama sekali tidak memainkan handphonenya dan memilih untuk men-senyapkan handphone nya karena ia ingin fokus belajar.

10 panggilan tidak terjawab.
105 pesan masuk.

Hampir semuanya dari Arga.

Satu panggilan masuk, dan masih dari kontak yang sama.

Arga's Calling

"Dimana?"

"Dirumah lah. Udah gue bilang, gue sibuk"

"Abang gue udah sampe?"

"Sampe jonggol"

"Serius? Dia baru balik ke indonesia. Dia sekarang udah sampe belum?"

Ara membuang nafasnya kasar.

Ia tidak mengerti dengan apa yang Arga katakan. Daniel pulang ke indonesia dan mengapa Arga yang notabene nya adik Daniel bertanya pada nya seperti itu?

"Luna emang sakti udah buat lo jadi gini"

Ara membuka toples yang berisi jelly lalu melahap Jelly itu satu persatu kedalam mulutnya.

"Abang gue kerumah lo! Ini lagi ujan, petir dimana-mana. Mau lo tanggung jawab kalo sampe terjadi sesuatu sama abang gue?"

Ara melangkahkan kakinya kearah jendela kamarnya untuk memastikan hujan diluar deras atau tidak.

"Pake mobil kan? Kenapa lo harus ta---"

"Pake motor gue stupid!!"

Ara khawatir pada Daniel saat ini.

Seperti yang Arga katakan, diluar hujan deras belum lagi petir. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang tidak ia inginkan?

"Kenapa lo biarin?! Kalo Daniel kenapa-kenapa gimana?!"

Terdengar suara helaan nafas Arga.

"Itu sih urusan lo. Suruh siapa gak ngangkat telepon gue?"

"ARGA!"

Setelah itu Arga memutuskan sambungan teleponnya sepihak.

Ara menggigit bibir bawahnya kuat, ia terdiam sejenak, otaknya saat ini tidak bisa berfikir dengan baik.

Langit ; Kang Daniel✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang