Pilih tampilan warna hitam, kecilkan ukuran font hingga ke ukuran terkecil, dan pilih jenis font "Source Sans Pro".
Selamat membaca.
...
AKU AKAN MENCINTAIMU JIKA KAMU SUDAH TERLIHAT CANTIK
Anak perempuan dengan rambut hitam dan dua es krim di kantung plastik yang ia genggam itu hanya bisa terdiam, kala empat anak laki-laki seusianya berdiri gagah di depannya. Dia tahu, pasti, mereka akan merebut es krim itu seperti biasanya, dan dia hanya bisa menangis kemudian. Diam tanpa mengadu pada siapa pun. Karena perempuan itu tahu, mengadu hanya membuat semuanya terlihat lebih sulit.
"Sini es krimnya!" teriak salah satu anak laki-laki yang paling besar badannya.
Anak perempuan berumur enam tahun itu hanya diam, memberikan salah satu es krim cokelat itu pada mereka. Yang paling besar menerimanya, kemudian memakannya sampai habis. Namun mereka bukan hanya satu, ada tiga lainnya yang menahan air liur masing-masing. Maka mereka melirik pada satu es krim yang masih ada di genggaman gadis malang itu.
Gadis itu tahu apa yang mereka pikirkan, jadi dia menyembunyikan satu es krim lagi di balik tubuhnya. Mencoba bertahan.
"Sini yang satu lagi!"
"Jangan," katanya.
"Kamu enggak bakal habis, mending kasih ke kita." Mereka menariknya paksa.
Tangan mungil itu digenggam oleh tangan-tangan yang lebih besar, bukan hanya dua tangan, namun delapan. Apa mereka tidak tahu, bahwa itu es krim milik mamahnya? Apa mereka kelaparan sampai-sampai harus merebut semua yang ia punya? Gadis dengan baju terusan rok bewarna merah muda terjatuh di tanah berumput, namun es krim mamahnya masih ada di genggaman.
"Ini buat mamahku!"
"Memangnya kita peduli?"
Rambutnya ditarik, gadis itu menjerit di lapangan yang rumputnya hijau. Berkeringat, matahari terasa panas sekarang. Ia masih mengenggam erat es krim stroberi milik mamahnya, meski rambutnya yang tipis dan tangan kecilnya ditarik satu sama lain oleh bocah-bocah nakal itu.
Beberapa menit. Dia masih kuat. Ini untuk mamahnya.
"Mah?"
Mereka menggeram.
"Mah?"
Sakit. Namun gadis itu yakin, mamah pasti senang banget kalau es krim ini bisa dimakan sama dia.
"Lepasin dia!"
Suara malaikat terdengar. Suara anak laki-laki lainnya.
"Siapa lagi ini?!"
Gadis itu terjatuh lagi, menangis kali ini. Rasanya lebih sakit saat mereka melepaskan jambakan mereka, perih. Namun bukan itu yang membuatnya menangis. Bukan.
Ia melihat ke arah suara itu, mereka sekarang memukuli anak laki-laki yang berteriak barusan. Menonjoknya sampai biru. Berhenti. Bocah itu terjatuh juga, babak belur.
"Kenapa kalian enggak nikah saja?!" Laki-laki yang merebut es krim sang gadis berteriak. "Bodoh!"
Mereka pergi. Meninggalkan gadis itu dan sang ksatria tersungkur di rerumputan.
Sang gadis mendekati, berjalan ke arah ksatrianya. Hanya memandangi. Diam.
Matahari siang hari membuat aroma darah terasa amat anyir. Keringat menambah perih semua ini. "Es krim kamu cair."
Anak perempuan itu hanya terdiam melihatnya. "Siapa nama kamu?"
"Gemintang," katanya.
"Namaku Bulan." Tersenyum. "Aku suka kamu."
Ya, dia memang menyukai ksatria ini. Tidak seorangpun yang pernah membelanya setiap kali mereka datang. Bahkan teman-teman bermainnya. Jadi dengan lantang, siapa yang tidak menyukai ksatria?
"Enggak!" Gemintang berteriak.
Bulan tidak mengerti.
"Kamu jelek!" Anak laki-laki dengan mata terindah yang pernah Bulan lihat itu berlari. Cepat. Meninggalkan Bulan, dan es krim yang Gemintang selamatkan.
...
a.n
Jadi, ini ceritanya sama kaya cerita saya yang lain. Enggak bakal keren, apalagi sekeren cerita-ceritanya Nicholas Spark.
Tapi saya yakin, cerita ini enggak akan bikin kalian hidup bahagia.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Akan Mencintaimu Jika Kamu Sudah Terlihat Cantik
Teen FictionROMAN - FIKSI REMAJA | Hidup Bulan mungkin saja akan bahagia jika dia terlahir sebagai orang berada, cantik, wajahnya tidak berjerawat, dan badannya tidak besar seperti kuda nil yang selalu laki-laki itu katakan padanya, Gemintang. Memangnya kenapa...