3. Dia Menelpon

4.4K 208 58
                                    

Bosan!

Satu kata yang saat ini terlintas dalam pikiran Naya, karena sejak tadi sore ia tidak melakukan apa-apa, tadi nya ia ingin men- stalker para cogan yang ada di muka bumi ini. Namun ia urungkan niat nya itu. Karena kuota nya tidak bisa mendukung nya malam ini, jadi terpaksa Naya harus mengurung di kamar, sambil berkhayal jika dia akan menikah dengan Manurios!

Naya selalu berfikir jika Manurios adalah miliknya, ya mungkin karena ia terlalu sering berkhayal. Setelah berdiam diri dikamar, Naya langsung memasang earphone di telinga nya itu.

Jam menunjukkan pukul 20.00. Saat ia sedang sibuk menikmati alunan musik yang terdengar kelas di telinganya, tiba-tiba musik itu berhenti, dan berubah menjadi musik tanda ada yang menelepon nya. Naya memencet tanda hijau, lalu dengan jelas ia bisa mendengar si lawan bicaranya.

"Hallo Nay, apa kabar?" Ucap Revan di balik telpon.

"Ha-hallo, ini Revan? Kok lo bi-sa tau no hape gue?" Ucap Naya terbata-bata.

"Iya ini gua, haha lo gak usah gerogi gitu dong, segini baru ditelpon doang apa lagi diajak kencan kali yah." ucap Revan di balik telpon. Dan berhasil membuat Naya tersipu malu.

"Apaan sih lo" Naya kini tersenyum malu.

"Oh iya, apa kabar? Luka lo udah sembuh belum? Udah dikompres belum? Apa udah di obatin?"

"Hehehe gue lupa, udahlah lagian cuman lecet doang kok."

"Jangan gitu mendingan sekarang lo obatin luka nya, gue takut nanti malah infeksi."

"Ehmmm iya nanti deh."

"Sekarang Naya..."

"Nanti ah, mager gue kalo sekarang."

"Sekarang Naya! Atau besok gue cium lo? Gimana?"

Naya terkejut karena ucapan Revan, ia menggigit bibir bawahnya. Lalu menelan saliva nya dengan susah payah.

"Ehmmm iya deh, gue obatin sekarang."

"Oke deh, udah, gua nelpon lo cuman mau ngingetin doang, jangan lupa diobatin lukanya, jangan lupa makan, jangan tidur malem malem."

"Tanpa lo suruh juga gue bakalan lakuin Van." ucap Naya ketus, jauh dari lubuk hati yang paling dalam Naya sedang berteriak sangat kencang.

"Oke deh, gue tutup dulu telpon nya good night princess" Revan menutup telpon nya.

"Ya tuhaaan Naya baper, aaaah gila yah tuh orang baru kenal juga udah bikin gue jatuh cinta." Naya teriak sekencang kencang mungkin ia tidak peduli jika tetangga memarahinya.

Tiba tiba ponsel naya berdering kembali, apakah yang menelepon Revan lagi? Jika iya, bisakah Naya mati sekarang? Karena kehabisan oksigen.

"Hallo Van ada apa lagi? "Ucap Naya sambil tersenyum.

"Ini gue Faro, cielaah udah telpon telponan aje lu ama tuh anak" Ucap Faro di balik telpon.

What? Kirain gue si Revan yang nelpon gue lagi, alaah sumpah Naya malu. Gila-gila reputasi gue bisa hancur nih. Wah Faro kempret lo. Bodo ah!

"Sotoy lo, oh iya ngapain lo nelpon-nelpon gue? Gak biasa- biasa nya, wah curiga nih gue." Ucap Naya sambil berdecak sebal karena punya sahabat hanya bisa mengusahakan saja.

"Heheh tau aja lo, gua laper nih, gua numpang makan yah di rumah lo, boleh yah? Yah yah yah."

"Ya udah lah,emang gue bisa nolak lo apa? Yaudah lo kesini aja mumpung mamah masak nya banyak." Ucap Naya

Destino [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang