67. Dreams

2K 44 0
                                    

"Merelakan kepergian seseorang yang pernah ada dalam hidup merupakan hal yang sulit bagi seseorang."

*****

"FARO BANGUN FARO!" Ucap wanita itu.

"Faro bangun kalo gak gue sembor nih pake air!"

"Faro bangun!"

"Faro! Ya ampun nih bocah udah seharian tidur masih belum bangun juga!"

"Faroooo!"

"Pokoknya kalo dia gak mau bangun juga, gue harus sembor dia pake air!"

"FAROOOOOOOO."

"Hm, Naya lo masih hidup? Apa jangan-jangan itu arwah nya Naya?" Dengan nafas nya yang tersengal-sengal, dan juga keringat yang bercucuran, akhirnya dengan perlahan Faro membuka matanya. Ia langsung menatap suatu objek. Ia terus mengamati gadis itu dalam-dalam. Ada keganjalan untuk kebenaran ini.

Apakah ini hanya mimpi? Namun mengapa ia bisa mimpi seburuk itu? Faro masih mengatur nafasnya yang tidak teratur, mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"ENAK AJA LO NGATAIN GUE UDAH MATI!"

"NAYA?! INI BENERAN LO?" Ucap Faro lagi dan lagi ia memeluk tubuh gadis itu dengan erat. Sambil menatap gadis itu secara lekat. Ia ingin memastikan jika matanya tidak salah melihat. Lalu ia mengecup gadis itu.

Faro bernafas lega, karena ini memang kenyataan, kenyataan bahwa Naya masih hidup dan kini masih berada di samping nya.

"IYALAH KAMPRET! EMANG LO PIKIR GUE SETAN APA?"

"JADI?" Ucap Faro menggantung ucapan nya. Lalu ia bersorak kegirangan.

"JADI APA SIH? GAK JELAS BANGET!" Wanita itu pun sudah kesal dengan sikap Faro.

"Jadi selama ini gue cuman mimpi?"

"LO TAU GAK SIH?! LO TIDUR SEHARIAN TANPA BANGUN-BANGUN! LO MAU BIKIN GUE KHAWATIR APA?!"

"Apa? Jadi selama ini gue tidur nyenyak gitu? Jadi selama ini gue cuman mimpi? Iya 'kan? Yey!" Lagi-lagi Faro bersorak kegirangan sambil memeluk tubuh Naya.

"Iya, kata bunda pas lo mau nganter bunda, eh lo malah tidur di butik dan gak bangun-bangun lagi."

"Gue tidur di butik?"

"Iya Faro sayang ku."

"Sebentar gue ingat-ingat dulu, perasaan gue gak tidur deh."

"Terserah lo aja deh kampret!"

Faro meletakkan tangan nya tepa di dahinya, berusaha berfikir apa yang terjadi selama ini.

*****

Flashback onn

Faro melajukan motornya, di jalanan yang cukup ramai, dengan udara sejuk sampai ke tulang. Tetapi Faro lupa untuk memakai jaket andalan nya itu. Jadi ia terpaksa menembus jalanan dingin.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh menit, akhirnya ia sampai di salah satu butik ternama milik ibunya itu.

Faro turun dari motor, lalu melepaskan helm nya, dan memasuki butik itu dengan langkah tergesa-gesa.

"Bunda, ayok!" Ucap Faro terlihat tergesa-gesa. Wajahnya pun terlihat khawatir. Karena bagaimana bisa ia meninggalkan Naya sendirian di Kampus.

"Sebentar sayang, ini bunda lagi merapikan baju dulu." Ucap Bunda sambil melipat pakaian yang ada di butiknya.

"Sini deh, Faro bantuin." Agar pekerjaan ibunya cepat selesai, ia memutuskan untuk membantu.

Destino [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang