"karena kesempatan tidak akan datang dua kali."
"Hai Oli." ucap Naya kepada Olivia sambil berjabat tangan seperti biasanya.
"Hai Naya!" Sapa Olivia terseyum kepada Naya, dan Olivia melihat Revan yang berdiri lesu dengan muka datar.
"Lo kenapa Van?, kok muka lo ditekuk sih?" tanya Olivia sambil menautkan kedua alisnya.
"Pokoknya Naya harus tetep duduk sama gua!" Bentak Revan.
"Lah emangnya kenapa?gua berhak dong duduk sama siapa aja?" Ucap Olivia.
"Pokoknya Naya harus duduk sama gua!" Bentak Revan, kini mata Olivia berkaca kaca.
"Emang nya kenapa sih Van kalo gue duduk sama Oli?" tanya Naya.
"Pokoknya lo harus duduk sama gua terus" ucap Revan bersikukuh.
"Yaudah lah Nay lo duduk sama Revan aja" ucap Olivia pasrah sambil menghapus jejak matanya, karena menurut nyabini terlalu berlebihan.
"Engga gua kan udah janji duduk sama lo Oli." ucap Naya.
"Udahlah Van lo duduk sama gua aja." ajak Faro sambil merangkul sahabatnya itu.
"Terserah" jawab Revan dengan muka datar. Gua gini itu karna gua gak mau kehilangan lo, entah ini perasaan apa? Tapi yang jelas gua gak mau kehilangan lo Nay, karena lo sahabat gua. Batin Revan.
"Oke oke lo boleh duduk sama si Oli" Revan menarik nafasnya dalam-dalam lalu tersenyum.
"Nah gitu dong, itu baru namanya sahabat gue." ucap Naya sambil merangkul Revan.
Ulangan biologi sudah di mulai, dan kelas pun mulai ribut, karena kebanyakan dari siswa siswi sedang mencari contekan ke teman kesal nya yang pintar, karena ibarat kata 'Nilai ku tergantung solidaritas temanku', contek mencontek bukanlah hal yang aneh lagi, bahkan bisa dibilang sudah menjadi prioritas para pelajar, berbeda dengam Naya bisa tidak bisa dia akan mengerjakan sesuai kemampuan nya, karena kepintaran nya itu kini Naya duduk bersama Olivia.
"Gila ini susah banget yah, katanya biologi doang eh ada fisika nya segala lagi, mana gurunya merhatiin mulu lagi, ah sial." ucap Olivia kesal lalu ia hanya membolak-balikan kertas ujian tersebut.
"Nih Oli gue udah selesai ngerjain, lo boleh nyalin semua jawaban gue." Naya menyodorkan kertas ljk nya kepada sahabat nya itu
"Makasih Nay." ucap Olivia yang langsung menyalin jawaban Naya dengan cepat.
Emang lo doang Nay, lo gak cuma pinter, lo baik, murah hati, ramah, berteman dengan siapa aja, sumpah yah gue beruntung bisa jadi sahabat lo, karena biasanya orang pinter itu pelit. Batin Olivia.
Setelah Olivia menyalin semua jawaban Naya, bel istirahat pun berbunyi.
"Aduh untung gue udah nyontek nya, sekali lagi makasih yah." ucap Olivia.
"Sama sama, oh iya kalo ada jawaban yang salah maaf yah, soalnya tadi nomor 5 gue ngasal." ucap Naya sambil mengingat-ingat jawaban yang baru saja ia kerjakan.
"Iya gapapa kali Nay." ucap Olivia sambil tersenyum puas ke arah Naya.
Olivia memang kurang dalam akademik, berbeda dengan ketiga sahabat nya itu, tetapi dalam non akademik Olivia lah yang paling hebat, apalagi jika masalah voli, dia lah master nya, jadi jangan melihat seseorang dari keburukan nnya saja karena di samping keburukan pasti ada kelebihan yang tidak kamu ketahui.
Setelah ulangan biologi berakhir kini waktunya mereka istirahat, dan seperti biasanya mereka langsung pergi ke kantin. Seperti sudah menjadi tradisi kantin pasti ramai, di tambah lagi memang kondisi kantin mereka tidak terlalu besar, sehingga membuat mereka harus berdesak-desakan. Mata mereka masing-masing mencari bangku yang masih kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destino [SELESAI]
Jugendliteratur[FOLLOW DULU AKUN INI BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE] Highest rank: 6 in Pengorbanan ***** "Hallo nama kamu ciapa?" Tanya laki-laki berumur kurang lebih lima tahun. "Nama aku Ana." Ucap gadis berambut pirang. "Nama aku Falo, kamu mau gak jadi pacal ak...