Bel masuk sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Tetapi sang guru sepertinya tidak akan mengajar di hari ini. Karena semua guru sedang rapat dadakan yang membuat para murid sedang mengadakan konser di kelas nya masing-masing.
Seperti saat ini, kelas VIII A sedang ricuh karena konser yang mereka buat. Sebagian orang memukul meja, dan ada juga yang memukul ember sebagai pengganti drum. Selain itu ada juga yang menggunakan sapu sebagai pengganti gitar. Sedangkan para siswi bagian menyanyi.
Berbeda dengan sepasang sahabat yang memilih untuk diam dan memperhatikan dari kursi nya masing-masing.
Merasa bosan, laki- laki itu menghampiri gadis yang berada di depan kursinya itu."Ana, aku gabut." Ucapnya yang langsung duduk di samping gadis itu.
Gadis itu menutup novel yang sudah ia baca hampir selesai. Lalu memperhatikan laki-laki itu.
"Cari kesibukan lah."
"Gimana caranya?"
"Iya terserah kamu."
"Kok terserah aku sih? Aku aja gak tahu mau ngapain."
"Ya terus gimana?"
"Gak tau aku juga. Kasih saran lah."
"Mending belajar aja sana."
"Gak mau ah udah pernah."
"Hm. Yaudah kamu gabung aja sana sama mereka."
"Oh iya juga yah."
"Yaudah sana."
"Tapi aku malas jalan, Ana, jauh."
"Ya ampun Faro, dari sini ke depan itu paling cuma berapa meter. Jangan lebay gitu."
"Oh iya hehe, yaudah aku kedepan dulu yah."
"Yaudah sana."
"Ana gak ikut?"
"Males ah, Faro aja."
"Nanti Ana kangen loh sama Faro."
"GAK AKAN FARO BAWEL BANGET SIH UDAH SANA."
"Aduh ampun Kanjeng ratu."
"Bodo amat."
"Hehe udah ah, aku mau ikutan konser dulu sama mereka. Bye!" Ucap Faro lalu bergabung dengan teman-temannya yang sedang mengadakan konser dadakan itu.
"Eh Faro! Sini Far gabung, ikutan konser kagak?"
"Ayok deh." Ucap Faro mengangguk antusias.
Faro mulai bergabung dengan mereka, lalu bernyanyi yang unfaedah bersama mereka.
Sedangkan teman perempuan nya, tetap fokus melihat Faro bernyanyi. Mereka tidak akan melewatkan kesempatan ini, pasalnya Faro yang irit bicara, kini terlihat berbeda. Faro yang biasa di juluki cool boy kini terlihat sebaliknya.
"Tumben Far lo gila gini."
"Hm."
"Iya nih gak biasanya."
"Hm."
Dan sekarang ia kembali ke sifat awal, dingin, jutek, dan juga ketus. Entah apa yang membuat Faro memiliki dua sifat. Kadang ia humoris, kadang ia juga sangat dingin.
"Hm, hm mulu lo kaya Nisa Sabyan."
"Oh."
"Eh anjir dede di cuekin bang."
"Najisin lo tai."
"Kok gue baru nyadar yah kalo Faro ganteng banget." Ucap sekertaris.
Faro hanya diam, tidak memandang dan juga tidak merespon. Pandangan nya kini fokus dengan wanita yang sedang duduk manis dengan novel yang berada di tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destino [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW DULU AKUN INI BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE] Highest rank: 6 in Pengorbanan ***** "Hallo nama kamu ciapa?" Tanya laki-laki berumur kurang lebih lima tahun. "Nama aku Ana." Ucap gadis berambut pirang. "Nama aku Falo, kamu mau gak jadi pacal ak...