7. Pindah

1.8K 116 9
                                    

Sudah menjadi rutinitas Revano Abigail Putra menjemput Anaya Rosalia Putri, bukan keinginan Naya untuk di jemput oleh Revan, tetapi Revanlah yang memaksa agar Naya diantar jemput oleh nya.

Kini Revan suadah berada di depan rumah cat putih bernenuansa Eropa, rumah yang belakangan ini sering ia kunjungi, iya ini adalah rumah Anaya, ups bukan rumah Naya melainkan rumah milik orang tua nya Naya.

"Assalamualaikum." Ucap Revan sambil memencet bel yang ada di depan pintu.

"Wa'alaikumussalam, eh ada den ganteng." Ucap Bi Siti sambil mengedipkan sebelah matanya.

Revan bergidik ngeri saat Bi Siti melakukan hal itu. Ternyata bukan anak muda saja yang menggemari dirinya, dan ternyata ibu-ibu yang kulitnya sudah keriput pun menggemari ketampanan Revan.

"Eh ada bibi, bi ada Naya nya gak?" Tanya Revan mengalihkan pembicaraan.

"Ada kok, silahkan masuk dulu den Revan." Ucap Bi Siti.

Revan memasuki rumah itu, ia heran karena melihat rumah Naya yang begitu sepi, biasanya ada suara khas papah Naya yang menggema di rumah itu, tapi kemana sekarang papah Naya?

"Eh ada tamu." Ucap Risa datang dari arah dapur, sambil membawa sepiring ayam balado kesukaan Naya.

"Apa kabar tan?" Tanya Revan sambil mencium punggung tangan Risa.

"Alhamdulillah baik, kabar kamu sendiri gimana?" Tanya Risa dengan senyuman nya.

"Baik tan, oh iya Revan boleh tanya gak?" Ucap Revan dengan ragu.

"Iya boleh lah masa gak boleh sii, emang nya kamu mau nanya apa?" Ucap Risa.

"Om Bram lagi gak ada di rumah yah tan? soalnya rumahnya keliatan sepi." Ucap Revan.

"Oh itu, papah Naya sedang ada dinas di luar kota." Jelas Risa.

"Oh gitu tan, enak dong yah bisa jalan jalan ke luar kota terus." Revan tersenyum.

"Iya begitulah, oh iya kamu sudah makan? Ini mama udah buat ayam balado kesukaan Naya." Tanya Risa.

"Udah kok tan, emmm gak usah repot-repot Tan, Naya suka ayam balado yah?" Ucap Faro.

"Iyah, Naya itu paling suka sama ayam balado, apalagi buatan Tante."

"Ouh gitu yah, oh iya Tan, Naya nya mana yah? Revan mau ngajak berangkat bareng."

"Sebentar yah..."

"Bi... Bibi..." Ucap Risa kepada Bi Siti.

"Iya, nyonya ada apa?" Tanya Bi Siti.

"Itu Bi, tolong panggilkan Naya dikamar nya."

"Oke nyonya."

"Sebentar yah Faro, Tante tinggal dulu, soalnya mau nyiapin sarapan."

"Iya Tan gapapa."

"Yasudah kamu duduk dulu aja."

"Iya."

Revan memutuskan untuk menunggu di ruang tengah, ia duduk di sofa empuk. Tidak lama kemudian Bi Siti pun datang.

"Den kata non Naya ditunggu sebentar yah, non Naya nya lagi ngeringin rambut nya dulu." Ucap Bi Siti yang baru turun dari tangga.

"Oh iya bi gapapa, saya tungguin kok." Ucap Revan.

"Yaudah Bibi tinggal yah den, masih banyak pekerjaan soalnya."

"Iya bi."

Tidak lama kemudian, Naya turun dari tangga, kini ia menggunakan seragam lengan pendek, rok selutut, kaus kaki panjang, dan rambut yang diikat satu.

Destino [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang