*****
"Tapi Far, Naya udah pergi..." Ucap Revan, namun sepertinya Faro tidak mendengar
Faro bergegas ke rumah cat putih bernenunsa Eropa, ia tidak sabar ingin menemui kekasihnya itu
Ting Tong
"Assalamualaikum mah," Ucap Faro sambil menekan bel yang ada di pintu
"Assalamualaikum Nay," Ucap Faro
"Bi sitiiiii, ada orang gak?" Ucap Faro dengan suara yang keras
"Papah Bram, yuhuuu," Ucap Faro heran, sejak tadi ia berteriak di depan rumah Naya, tetapi tidak ada satu orang pun yang membukakan pintu nya
Lalu ada tetangga Naya menghampiri Faro
"Kamu den Faro yah?" Tanya tetangga itu
"Iya Bu, oh iya Naya dan keluarganya ada di rumah gak Bu?" Tanya Faro kepada Ibu itu
"Oh, nyari neng Naya yah, neng Naya sama keluarga nya udah pindah, baru aja, sekitar 15 menit yang lalu," Ucap tetangga itu
"Loh? Pindah kemana Bu?" Tanya Faro dengan nada yang tidak percaya
"Ehmm kalo itu, ibu kurang tau deh," Ucap Ibu itu
"Ehmm ya udah Bu, makasih ya bu," Ucap Faro
"Iya sama-sama, kalo gitu ibu permisi dulu yah den Faro," pamit ibu itu
Seketika tubuh Faro gemetar, ia tidak tahu jika Naya akan pergi tanpa kabar apapun
Nay lo kemana sih?.Batin Faro
Gu-gue kangen banget sama lo, gue berharap saat gue sadar dari koma, ada lo di samping gue, ta-tapi lo malah pergi ninggalin gue gitu aja. Batin Faro di sela isak tangis nya
Nay pliss come here. Batin Faro
Faro bergegas pergi ke sekolah, ia harap Naya masih ada di sana, ia harap Naya tidak benar-benar pergi meninggalkan nya
Faro mencari sosok berambut pirang di setiap ujung ruangan sekolah, namun hasilnya nihil, tidak ada gadis yang ia cari, mungkin Faro terlambat, terlambat untuk mencegah Naya pergi untuk selamanya
"Eh Faro, kamu sudah sembuh?" Tanya Bu Astuti
"Iya Bu, Alhamdulillah saya sudah sembuh," Ucap Faro sambil mencium punggung tangan Bu Astuti
"Oh iya, seharusnya kamu jadi raja di tahun ini, sayang nya tadi Naya menjadi ratu tanpa ada raja, tadi Naya terlihat sedih saat kamu tidak ada di sini," Ucap Bu Astuti
"Terus, Naya sekarang pergi kemana Bu?" Tanya Faro
"Untuk itu ibu juga tidak tahu, beliau merahasiakan kepergian nya, oh iya ini piala penghargaan untuk kamu," Ucap Bu Astuti
"Ma-makasih Bu," Ucap Faro
Faro terduduk di ruang Aula tanpa penerangan lampu sama sekali, ia duduk di bangku paling ujung, lututnya gemetar, seluruh badan nya gemetar, ia menunduk lalu merapatkan kaki nya, cairan bening keluar dari mata Faro
Faro merasa tidak percaya, jika Naya, sahabatnya, kekasihnya, adiknya itu pergi meninggalkan tanpa ada pertanda sedikit pun
Ia merasa sedikit tenang berada di tempat gelap itu, dan ia merasa ada orang yang menepuk pundak nya
"Far, Naya nitip ini buat lo," Ucap Revan memberikan surat yang entah isinya apa
"Na-Naya ngasih ini buat gue Van?" Tanya Faro
KAMU SEDANG MEMBACA
Destino [SELESAI]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU AKUN INI BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE] Highest rank: 6 in Pengorbanan ***** "Hallo nama kamu ciapa?" Tanya laki-laki berumur kurang lebih lima tahun. "Nama aku Ana." Ucap gadis berambut pirang. "Nama aku Falo, kamu mau gak jadi pacal ak...