61. Hanya kamu

1.1K 34 6
                                    

"Disaat yang lain menganggap itu sebuah kebohongan, hanya kamu satu-satunya percaya tentang hal itu."

Anaya Rosalia Putri

*****
Hari semakin larut, sinar bulan dan bintang sudah menyinari malam yang gelap ini. Setelah semua beban nya hilang, Faro memutuskan untuk mengantar Naya pulang menuju rumah Risa.

Saat sudah sampai di depan rumahnya, Naya malah tertidur pulas di mobil Faro, sehingga membuatnya tidak tega untuk membangunkan Naya dari tidur lelapnya.

Ting Tong

Faro terus menekan bel rumah tersebut. Tidak lama kemudian keluarlah sosok wanita cantik berparuh baya. Ia terkejut dengan kedatangan mereka berdua.

"Faro, Naya kenapa?"

"Naya tidur Mah."

"Ya sudah, sekarang kamu tolong bawa Naya ke kamar yah." Ucap Risa khawatir. Faro mengangguk lalu mulai menginjakan kakinya di lantai dua. Ia dengan cepat memasuki kamar dengan warna biru yang mendominasi.

Setelah meletakkan Naya, Faro menutup knop pintu. Lalu turun kembali menuju lantai satu.

Di sana sudah ada Risa, Bram dan juga Bi Siti. Mereka semua tampak khawatir dengan Naya, karena belum satu Minggu berlalu tetapi Naya sudah kembali ke rumahnya.

"Faro apa yang terjadi dengan Naya?" Tanya Bram yang duduk di samping Faro.

"Sebenarnya, ada banyak kejadian setelah Naya tinggal di sana, Mah, Pah."

"A-pa? Naya pasti bahagia kan tinggal bersama kedua orang tua kandungnya? Ya...pasti dia bahagia." Ucap Risa tanpa jeda.

"Tidak Mah, Naya tidak bahagia tinggal di sana."

"Maksud kamu apa Faro?" Ucap Bram menautkan kedua alisnya.

"Ya... coba jelaskan kepada kami, apa yang terjadi?" Ucap Risa tampak antusias mendengarkan Faro.

"Tante Rosa jahat Mah, dia nyiksa Naya selama Naya tinggal di sana."

"Tidak mungkin Faro, mana mungkin Rosa melakukan hal itu."

"Mah, Pah, Faro lihat sendiri dengan mata kepala Faro. Bahkan sudut bibirnya sudah robek akibat ulah nenek lampir itu."

Risa dan Bram kini saling tatap, menyiratkan bahwa mereka tidak percaya dengan ucapan Faro.

"Mah, Pah, kalian harus percaya."

"Hm, mungkin kamu salah paham Faro. Terkadang orang tua harus bertindak tegas terhadap anaknya." Ucap Bram.

"Ya, mamah juga sering tegas terhadap Naya. Dan mungkin... Rosa sedang ada banyak masalah jadi ia melampiaskan masalahnya kepada Naya."

"Apa bertindak tegas harus menampar dan memukul nya berkali-kali? Apa itu yang di namakan seorang Ibu?" Ucap Faro tegas.

"Kamu tenang dulu sayang, gak mungkin Rosa menyakiti anak mamah. Mamah yakin anak mamah pasti seneng tinggal di sana."

Destino [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang