Setelah melakukan tugas nya masing-masing, mereka langsung kembali menuju rumah Risa. Disana semua orang sudah berkumpul.
Faro, Revan dan juga Dimas duduk di sofa yang paling besar, Risa, Bram, Mahesa duduk di sofa seberang, Tomi dan Rangga duduk di sofa yang ukuran nya agak kecil, sedangkan Putri dan Jessie duduk si tepi sofa Revan dan Dimas.
Mereka sudah memasang wajah serius dan juga khawatir, kini mereka sedang menyusun strategi.
"Bagaimana ini Faro? Kenapa anak mamah belum juga di temukan?"
"Mamah sabar dulu yah, aku yakin Naya pasti baik-baik aja." Ucap Faro berusaha menenangkan Risa yang terlihat pucat.
"Tadi kita udah ke rumah orang tuanya Tante Rosa, tapi dja gak ada di sana." Ucap Dimas.
"Nah kan, jangan-jangan?"
"Jangan-jangan apa Put? Jangan bikin gue khawatir deh."
"Jangan-jangan ucapan gue bener, kalo Tante Rosa yang melakukan itu semua."
"Jangan berprasangka buruk dulu, sayang." Ucap Dimas sambil merapikan anak rambut Putri.
"Oh iya Far, tadi juga kita udah nyari informasi, dan katanya Naya naik mobil sedan warna hitam, di sana orang itu kayak penculik gitu Far."
"Terus apa lagi yang kalian dapet?"
"Plat nomor nya B1111RS."
"Oke. Gue akan laporin ke polisi sekarang juga."
"Maaf yah Far, kita cuman dapet Informasi segitu doang."
"Iya gapapa, itu juga udah ngebantu banget."
"Kalo urusan kantor polisi, papah bisa ngebantu." Ucap Ayah Faro.
"Wah beneran Pah?"
"Iya."
"Bukan cuman papah aja, Bunda juga bakalan bantu cari lewat akun sosial bunda." Ucao Diana.
"Makasih banyak, Bun, pah."
"Iya sama-sama."
"Terus apa yang mau kita lakuin selanjutnya Far?" Kini Revan yang berbicara.
"Sekarang kita harus selidiki rumah Tante Rosa. Apa Om Mahesa tidak keberatan?"
"Tidak, silahkan saja periksa."
"Baiklah."
"Oke, bagaimana kalo kita langsung melakukan penyelidikan?" Tanya Bram.
"Ya, betul kalo di tunda lagi semakin tidak baik untuk keadaan Naya saat ini." Ucap Jams.
"Tapi, apa tidak sebaiknya kita menyusun sebuah rencana dulu? Kalo kita tidak mempunyai rencana, kemungkinan tidak akan berhasil." Ucap Faro.
"Gile lo bro, bijak banget yah bebep ku yang satu ini." Ucap Revan.
"REVAN JANGAN BERCANDA!" Ucap mereka serempak, membuat Revan langsung bungkam, dan menutup mulutnya rapat-rapat.
"Ya sudah apa rencana kamu Faro?" Tanya Risa.
"Seperti biasanya, kita akan membagi menjadi beberapa regu. Papah, Dimas, Putri, Bunda masuk lewat pintu samping, Papah Bram, Mamah Risa, Faro, Tomi lewat pintu belakang, Om Mahesa, Jessie, Rangga, lewat pintu depan, Revan, Bi Siti, Pak Budi, kalian jaga di depan, Oke?"
"Yah kok gue ama mpok sitay sih?"
"Aduh Den ganteng, masa gak mau sih sama bibi." Ucap Bis Siti sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Ih jijik gue."
"REVAN!" Ucap mereka serempak dengam nada ketus.
"Iya-iya gue diem deh." Revan menghela nafasnya, lalu mengerucutkan bibirnya pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destino [SELESAI]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU AKUN INI BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE] Highest rank: 6 in Pengorbanan ***** "Hallo nama kamu ciapa?" Tanya laki-laki berumur kurang lebih lima tahun. "Nama aku Ana." Ucap gadis berambut pirang. "Nama aku Falo, kamu mau gak jadi pacal ak...