Pagi ini sinar matahari memasuki kamarnya, membuat si empunya menyipitkan matanya. Hari yang melelahkan, karena kemarin, ia baru saja melaksanakan ujian di kampus nya. Dan ia berharap mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena ia tidak ingin, jika kerja keras nya selama ini, menjadi sia-sia jika ia harus mendapatkan nilai rendah.
"Sayang..."
"Iya ma, ada apa?"
"Kamu udah bangun?" Senyum terukir di bibir indah Risa.
"Udah lah ma, ini buktinya mata aku kebuka." Naya terkekeh geli melihat ibunya.
"Oh iya juga yah." Risa mengelus rambut putrinya.
"Maaah, Naya bukan anak kecil lagi."
"Tapi bagi Mama, kamu tetep Putri kecil Mama, dan akan selalu begitu sayang..."
Naya tersenyum lalu menganggukan kepalanya yang tersandar di bahu Risa.
"Sayang..."
"Iya ma?"
"Apa nanti kalo kamu udah ketemu sama keluarga kandung kamu, apa kamu bakalan tinggalin Mama?" Perlahan senyuman di bibirnya memudar, dan berubah menjadi sebuah isakan.
Naya menatap mata Risa dengan hangat, ia merasa jika Risa sangat menyayangi nya. Ia menghapus jejak air mata yang ada di pipinya, lalu tersenyum.
"Mama tenang aja, walaupun begitu, Mama adalah Mama terbaik Naya, Mama yang ngurus Naya sampai sebesar ini..."
"...Naya akan selalu jenguk Mama dirumah ini, dan Mama juga boleh nginep di rumah baru aku nanti."
Risa tersenyum mendengar ucapan putrinya, lalu ia berkata "Apa kamu benci sama Mama?"
"Iya engga lah ma, gak ada anak yang benci sama orang tua nya."
"Apa kamu membenci orang tua kandung kamu? Karena mereka sudah meninggalkan kamu sejak kecil."
"Engga akan ma, biar gimanapun juga, beliau udah ngelahirin Naya ke dunia ini."
"Mama bangga punya anak kayak kamu."
"Naya juga bangga, punya dua mama." Ucap Naya sambil mengecup pipi Risa.
"Naya... gimana kalo kita shoping bareng? Kan udah lama kita gak ke mall bareng."
"Waaah ayok ma, kebetulan aku gak ada jadwal kuliah hari ini."
"Aseek sekarang kita hura-hura dulu." Ucap Risa sambil tersenyum.
"Yaudah kalo gitu Mama siap-siap dulu yah." Lanjut Risa
"Iya ma, Naya juga mau ganti baju dulu."
Setelah itu, mereka memutuskan untuk bersiap-siap untuk pergi berbelanja. Karena sudah lama sekali mereka tidak ada waktu berdua.
"Sayang...kamu udah siap belum?" Teriakan Mama dari lantai satu.
"Iya ma, sebentar lagi."
Naya melihat dirinya di pantulan cermin, setelah ia rasa sudah rapi, Naya pun turun ke lantai satu.
"Ayok ma, kita berangkat."
"Ayok, oh iya kita telpon papa sekalian aja gimana? Lumayan kan buat nambahin uang nya wkwk." Ucap Risa sambil terkekeh.
"Mama bisa aja, emm boleh deh, ajak papa juga sekalian."
"Bentar Mama telpon dulu." Risa merogoh tas nya, lalu mengetik 'Suami ku tersayang' Risa langsung menekan tombol hijau.
"Hallo pah, papah ada waktu luang gak?"
"Emmm ada emang nya kenapa mah?"
"Kita jalan keluar yuk pah, sama Naya juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destino [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW DULU AKUN INI BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE] Highest rank: 6 in Pengorbanan ***** "Hallo nama kamu ciapa?" Tanya laki-laki berumur kurang lebih lima tahun. "Nama aku Ana." Ucap gadis berambut pirang. "Nama aku Falo, kamu mau gak jadi pacal ak...