Faro bingung dengan perubahan sikap Naya, kemarin ia keluar rumah dalam keadaan menangis, ada apa? Faro tidak tahu, andai saja hubungan mereka tidak merenggang, pasti saat ini Faro sedang menenangkan hati Naya.
Mata Faro tertuju kepada sahabatnya.
Ups!
Tapi kini mereka mengklaim Faro sebagai 'mantan sahabat'.
Bahkan Faro merasa para sahabatnya menghindar semenjak kejadian waktu itu.
"Kalian ada yang tahu gak Naya kenapa?" Tanya Faro kepada Revan, Dimas, Jessie, dan Putri.
"Maaf lo kenal kita?" Ucap Jessie dengan nada ketus.
"Aduuuuh ada orang yang ngomong tapi gak ada orang nya."
"Mungkin dia lupa kalo sekarang status nya itu udah 'MANTAN SAHABAT'."
"Upsss coba lo kasih tau sekali lagi Van, barangkali waktu itu dia lagi budek, wkwk."
"Idiihh ngapain juga gue berurusan dengan COWOK PECUNDANG KAYAK DIA." Revan mengangkat telunjuk nya ke hadapan Faro.
"Yaudah kalo gitu, gue aja yang ngomong."
"Zafaro Aldebara Jams kita peringatkan satu hal kepada lo, bahwa pada hari Minggu kemarin pukul 10, saya atas perwakilan sahabat-sahabat kami, memutuskan hubungan dengan Anda!"
"Udahlah kalian gak usah marah lagi sama si Faro." Ucap Dimas berusaha mencairkan suasana.
"Hello! Dia itu udah nyakitin perasaan Naya Dim!"
"Udahlah Van, Faro pasti punya alasan tersendiri kenapa dia harus tunangan sama si Bella."
"Tapi setidaknya dia bisa kali nolak pertunangan itu."
"Nah bener tuh kata Jessie, Eh si Faro malah tunangan sama PELAKOR itu!"
"Gue punya alasan tersendiri kenapa pada saat itu harus nerima pertunangan nya!" Ucap Faro.
"Ck! Pasti alasannya karena lo udah bosen sama Naya kan? Iya?"
"Jaga ucapan lo itu Van! Gue masih mencintai Naya sampai saat ini, dan gue nerima pertunangan itu karena Bella mengidap penyakit leukemia! Gue gak tega kalo harus nolak pertunangan nya saat itu, gue takut malah kondisi Bella semakin drop, dan gue nerima pertunangan itu karena gue 'KASIAN' sama dia!" Ada penekanan dalam kata 'kasihan'.
"Apa?" Semua orang terkejut ketika mendengar ucapan Faro.
"Bella punya penyakit leukemia?"
"Iya sejak lahir, dan selama ini Naya yang donorin darah nya."
"Ya ampun, gue jadi merasa bersalah." Ucap Revan.
"Gue juga, seharusnya saat ini kita gak mojokin Faro ama Bella." Ucap Jessie.
"Hooh gue juga merasa bersalah." Ucap Putri.
"Untung gue gak ikutan."
"Maafin gue yah bro, di saat lo butuh gue malah gak ada," Ucap Revan sambil memeluk Faro.
"Alay! Jijik tau gak!" Ucap Faro.
"Maafin gue juga yah Far."
"Gue juga yah."
"Oke sans, yang penting kalian udah tau alasan yang sebenarnya,"
"Nah gitu dong, kalo gini kan keliatan nya jadi adem."
"Mending kantin bareng kuy." Ajak Jessie, dan mendapatkan anggukan dari mereka.
Dan disinilah mereka berada sekarang, di kantin fakultas hukum, sebenarnya Putri tidak bisa masuk ke fakultas itu, namun tubuhnya yang kecil membuat gadis itu menyelinap masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destino [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW DULU AKUN INI BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE] Highest rank: 6 in Pengorbanan ***** "Hallo nama kamu ciapa?" Tanya laki-laki berumur kurang lebih lima tahun. "Nama aku Ana." Ucap gadis berambut pirang. "Nama aku Falo, kamu mau gak jadi pacal ak...