52. Aneh

1.1K 47 1
                                    

Faro, Revan dan juga Dimas sedang mengemasi pakaian nya, karena untuk dua bulan ini mereka harus bekerja keras untuk mencari keberadaan orangtua Naya.

Dan selama itu juga, mereka tidak bisa bertemu dengan pasangan mereka, namun itu bukan hal yang penting saat ini, yang terpenting sekarang adalah bagaimana mereka bisa menemukan orang yang mereka cari.

Saat ini mereka sedang ada di bandara, karena sebentar lagi mereka akan meluncur ke tanah airnya, yaitu tanah air Indonesia ( cinta tanah air banget dah).

"Si Revan mana sih?"

"Kagak tau gue juga, anjir tuh anak, bisa-bisa kita ketinggalan pesawat nih!"

"Hooh, kemana dulu sih tuh anak,"

"Gimana kalo tinggalin aja tu curut."

"Oke deh, daripada lama kan."

Saat mereka melangkahkan kaki, tiba-tiba ada seseorang yang menghadang

"Eittsssss kalian mau kemana? Oh kalian mau ninggalin gue di bandara iya? Jahat banget sih kalian! Masak dede mau ditinggalin sih, nanti kalo dede di culik gimana?"

"Mphhhhhh..." Faro langsung menutup mulut Revan yang sejak tadi mengomel tidak jelas.

"Berisik banget sih lo!"

"Adyuuuuuh, ini juga salah kalian semua, masa iya degem kaya gini mau ditinggalin, jahad pake d."

"Usssst berisik, lo tuh yah! Udah mah telat ngomel-ngomel lagi kayak emak-emak rempong tau gak!"

"Ululu mas Dimas juga bawel,"

"Najisin lo!"

"Udah-udah kalian malah ribut, lo ngapain aja sih?"

"Maap deh maap, tadi gue nyari boxer upin-ipin dulu, soalnya gue gak bisa bobok tanpa boxer itu!"

"Ya ampun, kek anak kecil lo!"

"Bodo,"

"Eh Van! Berarti lo gak pernah ganti celana boxer yah?"

"Iya kok lo tau cih,"

"Gilaaaaaa jorok banget lo!"

"Pasti banyak kuman nya, iuuuuh."

"Gapapa yang penting pake boxer upin-ipin."

"Serah!" Ucap Faro dan Dimas serempak

"Udah yuk ah langsung cusss."

Dan saat ini mereka sedang berada di dalam pesawat.

"Eh gue gabut nih."

"Serah lu aja tong!"

"Aha! Gue ada ide!"

"Aduh mau ngapain lagi tuh bocah!"

Dengan cepat Revan mengambil beberapa peralatan, yakni tutup panci, sapu yang akan digunakan sebagai mic.

"Ehem! Permisi para penumpang, saya disini berdiri untuk menghibur kalian semua!"

"JRENG...JRENG...JRENG...JRENG..." Revan mulai memukul kedua tutp panci itu

Semua orang menatap Revan dengan tatapan aneh, bagaimana tidak? Mayoritas penumpang adalah orang Spanyol.

"UPIN DAN IPIN INILAH DIA KEMBAR SEIRAS ITU BIASA UPIN DAN IPIN RAGAM AKSINYA KAU DI SENANGI SIAPA JUA, UPIN DAN IPIN SELAMANYA, BETUL BETUL BETUL."

"Anjiir bukan temen gue."

"Anjiir Revan bego lo! Malu-maluin tau gak!"

"AKU MERIANG, AKU MERIANG, MERINDUKAN KASIH SAYANG." Ucap Revan sambil menggoyangkan pinggulnya nya.

Destino [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang