Setelah semua urusan nya selesai, Naya dan yang lain pun memutuskan untuk pulang, karena hari ini lumayan melelahkan bagi mereka. Bagaimana tidak? Satu hari ini semua guru kompak mengadakan ujian dadakan. Namun bukan hal yang sulit bagi The COCAN karena memang terbukti jika mereka semua adalah murid terpandai di sekolah. Iya, kecuali Olivia. Tadi saja semua jawaban nya di peroleh dari hasil menyontek.
"Naya... tadi pagi bunda bilang sama gue, katanya dia kangen sama lo."
"Waaah kebetulan tuh, gue juga lagi kangen banget sama Bunda. Sekarang gue kerumah lo yah? Udah lama banget gue gak main kerumah lo. Boleh yah?"
"Tapi kan Naya... lo keliatan capek banget, mending lo pulang aja, istirahat, nanti kalo lo sakit gimana?"
"Ya ampun, Faroooo tenang aja, gue gak capek, dan gak akan sakit kok, boleh yah." Ucap Naya sambil menunjukkan pupy eyes nya.
Melihat Naya yang memohon-mohon membuat Faro luluh dengan sendirinya.
"Ehmmm iya deh boleh, tapi habis dari rumah gue, lo langsung minum vitamin yah."
"Oke siap babe."
"Nah gitu dong good girl." Ucap Faro sambil mengacak puncak rambutnya.
"Iiiih Faroooo acak-acakan tau." Ucap Naya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Udah jangan manyun-manyun, mau gue cium?" Tanya Faro sambil menaik turunkan alisnya.
"Iiiissssh nyebelin banget sih loh." Ucap Naya sambil memukul-mukul lengan Faro. Sedangkan Faro hanya meringis kesakitan.
"Awwww, sakit tau."
"Iya abis nya lo nyebelin banget sih!"
"Iya maaf, yaudah yuk berangkat nanti malah keburu hujan." Tanpa alibi lagi, mereka berdua langsung bergegas pergi menuju rumah Faro.
"Assalamualaikum bunda Ana yang cwantik nan imwuut ini sudah datyeng." Ucap Naya sambil berlari-lari di dalam rumah, Faro terkekeh geli melihat gadis yang sudah ia kenal selama belasan tahun, tingkah nya tidak jauh beda dengan balita.
"Ana kemana aja? Emangnya Ana gak kangen sama bunda?" Diana tersenyum hangat kepada Naya, Ana adalah panggilan kesayangan Diana untuk Naya.
"Ana kanget banget sama bunda." Naya pun langsung memeluk bunda nya itu. Diana pun membalas pelukan, bahkan pelukan yang diberikan nya adalah pelukan terhangat untuk Naya.
"Tuhkan kalo udah ada Ana Faro dikacangin." Faro memajukan bibir bawah nya.
"Uh sayang sini sini bunda peluk." Diana memeluk Naya dan Faro, bagi Diana mereka adalah putra putri kesayangan nya.
"Ana, Faro makan yuk." Ajak Diana.
"Wah bunda masakin makanan kesukaan aku yah." Mata Naya berbinar-binar ketika melihat banyak makanan kesukaan nya sudah ada di depan matanya.
"Iya bunda lagi pengen soalnya, eh tiba tiba kamu dateng, bunda seneng banget kamu main lagi kesini." ucap Diana sambil tersenyum hangat.
"Lo tau gak Nay, masa bunda ngerek- ngerek pengen ketemu lo." Ledek Faro dan bunda pun mencubit pinggang anaknya itu.
"Oh ya? Bun aku pengen disuapin sama bunda." Pinta Naya, karena sudah lama tidak bertemu kini waktunya Naya untuk bermanja dengan bunda nya.
"Idih manja." Ledek Faro sambil terkekeh geli.
"Sirik aja lo kutu kupret!"
"Bodo amat, bocah!" Ucap Faro dan membuat Naya mengerucutkan bibirnya, namun dengan cepat Faro mencubit gemas pipi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destino [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW DULU AKUN INI BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE] Highest rank: 6 in Pengorbanan ***** "Hallo nama kamu ciapa?" Tanya laki-laki berumur kurang lebih lima tahun. "Nama aku Ana." Ucap gadis berambut pirang. "Nama aku Falo, kamu mau gak jadi pacal ak...