Lima hari setelah kejadian itu, akhirnya Naya terbangun dari tidur nyenyak nya, ia berusaha untuk membuka matanya walaupun sedikit susah
Naya beruntung karena ada pendonor darah yang baik hati untuk dirinya, Naya tidak tahu jika tidak ada pendonor itu ia masih bisa hidup atau tidak
Naya berusaha menerjapkan matanya, berharap ia masih bisa melihat dunia, berharap ia masih bisa melihatmu pria yang sangat ia cintai yaitu Zafaro Aldebara Jams
"Mah.. Pah..." Ucap Naya dengan lemas
"Alhamdulillah kamu udah sadar sayang?" Tanya Ibu Risa
"Mah Faro dimana?" Tanya Naya
"Ehm Fa-ro ada," Ucap Ibu Risa
"Iya Faro dimana? Kemarin sebelNaya gak sadar, Naya ngeliat ada Faro nolongin Naya, Faro mana mah?" Tanya Naya
"Sekarang kamu gak usah mikirin dia dulu, kamu fikirin dulu kesehatan kamu," Ucap Ibu Risa
"Pah Faro dimana?" Tanya Naya kepada Bram
"Sudah kamu tidak usah memikirkan dia lagi! Mulai sekarang lupakan dia!" Ucap Bram
"Ta-tapi kenapa pah? Apa salah Faro?" Tanya Naya
"Sudah lupakan dia! Apa kamu laper sayang?" Tanya Ibu Risa
Naya hanya mengangguk kecil, sebenarnya Naya tidak lapar, tetapi ia mencari cara untuk bertemu Faro
"Sebentar yah Mama sama papah beli makan dulu," Ucap Ibu Risa
"Iya mah," Ucap Naya
Saat Ibu Risa dan Bram sudah keluar, Naya mencabut infusan yang berada di tangan nya itu, saat keluar dari ruangan nya Naya melihat ada Bunda Diana
"Bundaa, kok bunda ada di sini?" Tanya Naya dengan ramah
Bunda Diana tidak menjawab Naya, masih ada kebencian di dalam hatinya itu, semua rasa sayang nya kepada Naya berubah menjadi rasa kebencian
"Bun.. bunda kenapa?" Tanya Naya dengan heran
"PERGI KAMU DARI SINI!" Diana membentak Naya, lalu mengusir nya dari tempat itu
"Ta-tapi kenapa Bun?" Tanya Naya
"GARA-GARA NYELAMETIN KAMU, FARO JADI KOMA!" Ucap Diana sambil tak kuasa menahan tangis nya itu
"Fa-faro kenapa Bun?" Ucap Naya dengan bingung
"LIAT KESANA! FARO TERBARING LEMAS KARENA KAMU!" Ucap Diana yang menunjuk seseorang yang sedang tidur dengan nyenyak
"Faro...." Ucap Naya dengan lirih
Naya tidak bisa jika hanya melihat Faro dari luar, Naya langsung menerobos ruangan Faro tanpa diperintahkan oleh Diana
"Faro ini aku, lo kenapa kamu bisa gini? Kata bunda kami nyelametin aku, kenapa Far? Harusnya aku yang ada di posisi kamu saat ini, Far aku sayang kamu," Ucap Naya dengan lirih
Tidak ada jawaban dari setiap pertanyaan Naya, hanya ada suara inkubator yang menemani Naya
"Sepi yah kalo gak ada kamu, kamu bangun dong Far, demi aku, demi bunda..." Ucap Naya dengan lirih
"Maafin aku yah, bunda bener ini semua gara-gara aku, gak seharusnya aku jadi pacar kamu, kataku cuma bisa nyakitin kamu," Ucap Naya di sela isak tangis nya
"KAMU INK LANCANG BANGET? SIAPA YANG SURUH KAMU MASUK HAH? SEKARANG KELUAR KAMU DARI SINI!" Diana menarik lengan Naya dengan paksa
"Tapi Bun, aku mau liat Faro," Ucap Naya
KAMU SEDANG MEMBACA
Destino [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW DULU AKUN INI BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE] Highest rank: 6 in Pengorbanan ***** "Hallo nama kamu ciapa?" Tanya laki-laki berumur kurang lebih lima tahun. "Nama aku Ana." Ucap gadis berambut pirang. "Nama aku Falo, kamu mau gak jadi pacal ak...