Deru mesin mobil membuyarkan mereka dari lamunannya masing masing. William lebih dulu bangkit dari duduknya, ia melangkah lebar menuju pintu utama untuk menyambut sang penghuni baru yang akan tinggal disini.
Pintu terbuka menampilkan sosok gadis yang sudah tidak asing lagi baginya. Gadis itu menyapanya dengan senyum lembut khas miliknya dan William pun membalasnya tak kalah lembut dari itu. Tanpa membuang waktu, ia membantu membawa semua barang bawaan gadis itu masuk. Tidak banyak memang, karena Ashley lebih mendahulukan yang menurutnya penting untuk sisanya ia akan mengambilnya di lain hari.
William sempat menghentikan langkahnya saat merasakan pergerakkan lincah dari balik tubuhnya. Dan benar saja, ia melihat seekor anjing pomerian yang mengekor dibelakangnya, tidak hanya itu ia juga melihat sesuatu yang bergelayut manja di saku piyama gadis itu. Satu hal yang terlintas dibenaknya, apa Aldrich mengijinkan Ashley membawa peliharaannya kemari?
"Bagian mana yang tidak kau mengerti dari ucapanku?" Aldrich memicingkan matanya melihat hewan aneh yang muncul dari saku piyama Ashley.
Ashley meringis menanggapi ucapan Aldrich. Tidak ada sapaan atau ucapan selamat datang dari pria itu saat dirinya berdiri ditengah ruang utama mansion ini. Salahkan saja dirinya yang lupa meminta ijin untuk teman temannya tinggal disini.
Ashley menggaruk tekuknya yang tidak gatal, "tidak mungkin, aku meninggalkan mereka diapartemenku. Lagipula mereka tidak akan meng... gangu," ia menjeda kalimatnya, melihat anjingnya bergelayut manja serta menjilati kaki panjang Aldrich.
"Astaga!! Tory.. Kau menyukainya?" pekiknya dengan manik biru yang berbinar senang.
Sam tercangang begitupun dengan yang lain. Mereka melirik Aldrich yang mengeraskan rahangnya dengan wajah memerah padam. Sam segera mencairkan suasana sebelum suatu hal yang tak diinginkan terjadi disini.
"Oh.. Namamu Tory? Apa aku boleh.. Aw!!" ia mengerang mendapat cakaran ringan dari sibola berbulu itu.
Guk!
Guk!
Anjing itu menyalak dan menatapnya tak suka.
"Hati hati, Sam. Dia sedikit nakal dan agresif!" Ashley meringis melihat hasil karya anjingnya dilengan Sam.
"Dia berbahaya!" Aldrich menjauhkan kakinya dari anjing itu.
Guk!
Guk!
Tory berguling, ia menggerakan ekornya ke kanan dan ke kiri serta menunjukkan pose terlucunya untuk menarik perhatian Aldich.
"Dia menyukaimu. Tidak mungkin dia melukaimu, tuan. Oh.. Lihat dirimu, kau manis sekali, Tory. Ayo beri salam pada semuanya!" seru Ashley.
Guk!
Guk!
Anjing itu berputar-putar, mengangkat tangannya dan menggoyangkan ekornya seakan mengerti perintah dari sang pemilik.
Ashley tersenyum tipis, "kau juga Woody!" ia mengeluarkan si mungil Woody dari saku piyamanya.
"Hewan apa itu?" Aldrich menghiraukan Tory, ia lebih tertarik dengan hewan yang memanjat dan berpengger dibahu Ashley.
"Sugarglider sejenis hewan posum meluncur.. " melihat kerutan di dahi Aldrich belum hilang ia kembali menambahkan, "sederhananya hewan semacam tupai."
Aldrich berdehem, "dia berbahaya?" tanyanya acuh menyembunyikan rasa penasaran yang ada dibenaknya.
Ashley menggeleng cepat, "tentu saja tidak, giginya tidak di desain untuk merobek. Tory dan Woody tidak akan sampai hati menggigit. Oh.. Lihat ada yang cemburu disini!" Aldrich mengikuti arah pandang Ashley yang jatuh kebawah kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)
RomanceALDRICH ED STANFORD, sosok pria dengan kepribadian introvert (tertutup), pengalaman masa lalu menjadikan emosinya bagai buku yang tertutup rapat. Suatu ketika Aldrich bertemu dengan Ashley, seorang gadis berjiwa bebas yang mencintai hidup dengan mem...