Ashley menggeliatkan tubuhnya. Tangannya mencoba menggapai sisi ranjang sebelahnya. Kosong! Gadis itu tersentak bangun lalu menatap ke sekeliling sudut kamar. Dimana dia? Matanya terpaku pada satu titik di sudut sana. Jubah tidur dan celana panjang yang ia lepaskan semalam dari tubuh Aldrich.
Ashley terkikik geli, "aku tidak menyentuhnya, sungguh!" bisiknya pelan.
Ashley turun dari ranjang. Ia memeriksa kamar mandi lalu ruang kerja dan hasilnya sama, kosong. Pria itu tidak di temukan disana. Tangannya menarik kenop pintu kemudian menutup pintu kamar itu dari luar. Ashley berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri sebelum kembali mencari keberadaan Aldrich. Ia berdecak kesal, pria itu sedang sakit untuk apa dia pergi meninggalkan kamarnya?
Setelah rapih dengan dress floral miliknya ia turun ke bawah dengan menggendong Tory dan Woody di dalam pelukannya. Tujuannya menuju dapur, entah mengapa langkahnya menuntun dirinya untuk ke sana. Tepat sekali! Ashley menemukan pria itu tengah berkutat dengan...
"Kau sedang apa, tuan? Ada yang bisa kubantu?" ia tidak mengendus aroma makanan atau apapun lalu sedang apa pria itu disana?
Aldrich berbalik lalu berjalan menuju meja makan melewati dirinya begitu saja. "Meminum susu, apalagi?" jawabnya singkat.
Ashley menatap heran, "kupikir kau memasak sesuatu untuk kita? Lalu untuk apa wortel dan telur itu?" ia menunjuk bahan-bahan yang tergeletak begitu saja disana.
Aldrich mendelik kearahnya, "apa kau baru saja menyuruhku memasak?" ia menggeleng pelan, "aku tidak bisa. Gunakan bahan-bahan yang tadi aku keluarkan dari lemari es biasanya Georgi menggunakan bahan itu untuk membuat sarapan."
"Apa~ kau tidak bisa memasak?" tanya Ashley tak percaya.
"Haruskah aku?"
"Ya. Ah tidak maksudku~" ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Dugaannya salah? Ashley pikir dirinya akan menemukan Aldrich di dapur dan itu memang benar. Namun pria itu tidak dalam keadaan mengenakan apron di tubuh kokohnya atau sedang berkutat dengan masakan. Hancur sudah! Aldrich berhasil menghancurkan fantasi miliknya tentang CEO tampan yang akan terlihat menggoda ketika memasak.
Sementara jauh dari tempat Ashley dan Aldrich. Sam tertawa terpingkal-pingkal ia sampai menghapus air matanya yang keluar.
"Sungguh? Apa Ashley akan bereaksi begitu?"
Georgi mengangguk cepat, "aku jamin gadis itu akan mematung kaku atau menggaruk tekuknya yang tidak gatal sama sekali." bersamaan dengan dirinya yang memperagakan kata-katanya.
"Kau ingat Ashley terlalu banyak berfantasi dan sekarang gadis itu harus menerima kenyataan yang nyata di hadapannya. Astaga! Aku ingin menjadi Tory untuk menyaksikan langsung keadaan disana. Apa benar seperti dugaanku?"
Max memukul kepala Georgi dengan koran, "hentikan, bodoh! Mungkin kau tidak sepenuhnya benar, Georgi. Bagaimana jika ternyata Aldrich sudah bisa memasak? Dia pria yang pintar dan cepat belajar, percayalah."
Georgi menggeleng tak setuju, "mungkin dalam menghitung jutaan angka, ya. Tapi dalam hal memasak pria itu sangatlah buruk. Aku masih ingat dia pernah memecahkan telur dengan cara yang salah. Menaburkan garam yang masih kurang setelah omelet sudah matang. Dan~ menaruh tangan di atas wajan hanya untuk memastikan wajan itu sudah panas atau belum. Astagaa.. Aku-aku ingin melihatnya lagii.. " ia tergelak tertawa mengingat kejadian itu lagi.
William tersenyum tipis, "sudahlah. Dia hanya perlu belajar lebih giat lagi darimu. Asal kau tau dia selalu berbinar melihatmu memasak dengan ahli."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)
RomanceALDRICH ED STANFORD, sosok pria dengan kepribadian introvert (tertutup), pengalaman masa lalu menjadikan emosinya bagai buku yang tertutup rapat. Suatu ketika Aldrich bertemu dengan Ashley, seorang gadis berjiwa bebas yang mencintai hidup dengan mem...