Aldrich Ed Stanford | Chapter 38

107K 7.2K 286
                                    

Kedekatan Sam dan Ashley tidak berhenti sampai malam itu, Aldrich kembali menyaksikan pasangan lovebird itu turun bersamaan dari lantai tiga. Pemandangan tersebut sering ia dapatkan ketika pagi menjelang siang dan sore menjelang malam. Perasaannya saja atau mereka memang menyembunyikan sesuatu dirinya?

Terhitung sudah tiga minggu lebih Aldrich menjaga jarak dari Ashley. Malam ketika dirinya kembali dari acara makan malam dengan wanita yang tak ingin ia sebutkan namanya, Aldrich sudah tak lagi merespon apabila Ashley bertanya atau beberapa kali melancarkan aksinya untuk mencari perhatian dirinya hanya semata-mata ingin memastikan bahwa dirinya sudah tidak marah lagi.

Aldrich menarik napas panjang, semua karena kalender sialan itu! Mungkin Ashley tidak tahu kalau malam dimana ia memutuskan untuk menjaga jarak darinya adalah malam yang sama ketika dirinya tak sengaja melihat kalender yang tersimpan di atas nakas kamarnya.

Malam itu, Aldrich terlalu bersemangat ingin melihat wajah kesal gadis itu jika tahu buket bunganya kembali ia bawa pulang. Dirinya sampai lupa menjaga etika ketika dengan cepat menerobos masuk ke dalam kamar Ashley begitu William memberitahunya kalau gadis itu berada disana.

Hening. Rupanya pemilik kamar sudah tertidur pulas. Aldrich hanya beradu pandang dengan peliharaan yang melempar binar senang melihat keberadaannya. 'Sstt.. Kembali tidur, Tory!' perintahnya pada saat itu, ia tak ingin mengganggu waktu istirahat gadis itu. Ashley pasti akan melupakan rasa kantuknya jika melihat dirinya sudah pulang dan berakhir dengan ia yang diintrogasi seputar acara makan malam sialannya itu.

Namun, ketika akan beranjak pergi Aldrich mengurungkan niatnya begitu pandanganya jatuh pada sebuah kalender yang berada di atas nakas. Fokus matanya tertuju kepada lingkaran merah yang sudah memenuhi bulan januari lalu berhenti sampai tanggal ini.

Saat itu, Aldrich tidak bisa mengartikan debaran jantungnya yang tiba-tiba bereaksi setelah mengerti tanda lingkaran tersebut. Berikutnya, ia tak sadar kalau dirinya sudah membanting kalender itu dengan sangat keras seakan lupa niat awalnya yang tak ingin membuat gadis itu terbangun.

Satu hal yang ingin Aldrich lakukan setelah melewati malam itu, ia tak ingin berbicara atau berdekatan dengan gadis itu lagi. Kebodohannya sendiri melupakan bahwa suatu saat Ashley akan pergi darinya tanpa dapat ia cegah.

"Aldrich.. " panggilan itu membuatnya kembali pada masa sekarang.

"Apa kau ingin sesuatu yang baru untuk menu makan malam ini?" Aldrich tidak tahu kalau Georgi tengah menahan napas melihat tatapan dingin yang tersirat kembali dimatanya.

"Tidak, siapkan saja seperti biasa." pria itu mengangguk cepat lalu segera beranjak dari sana.

Aldrich merasakan sapuan jari di bahunya, "ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya William setelah sadar pria itu yang melakukannya.

Memangnya siapa yang kau harapkan?

"Ed?" Aldrich mengerjapkan matanya, panggilan itu hanya William dan kakaknya yang khusus.

"Apa yang terjadi? Kau sakit?" tanya William kembali.

Aldrich menggeleng pelan, tatapannya berubah kosong. Ia tidak tahu apa yang terjadi? Mengapa dirinya begini? Sesuatu dalam dirinya menolak untuk di tinggalkan, cukup keluarga dan Mr. John, jangan ada yang lain lagi. Namun ia tidak berhak memaksa orang lain untuk tetap tinggal bersamanya apalagi gadis itu memiliki kehidupannya sendiri di London.

Beberapa kali, Aldrich menarik napas lalu menghembuskannya lagi tetapi usaha itu malah semakin membuat dadanya sesak dan berdenyut nyeri.

"Bernapas yang benar, Ed! Max, ambilkan obat yang ada di laciku!" terlalu panik William tak sadar telah berteriak keras.

Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang