Sebulan sudah kedekatan Aldrich dan Helena. Kini wanita itu sudah sampai pada puncaknya, mengakui perasaannya sendiri tanpa malu. Dari awal, Aldrich tidak bodoh melihat sikap terang-terangan Helena yang menunjukan ketertarikan terhadapnya namun ia selalu punya cara untuk mengalihkan pembahasan sensitif itu. Tetapi sepertinya wanita itu belum mau menyerah sampai tibalah kesempatan untuk dirinya hari ini.
Helena wanita yang cerdas, anggun dan dewasa, Aldrich memang mengakui itu. Saat ada waktu luang wanita itu selalu datang ke kantor hanya untuk mengajak dirinya makan siang diluar tapi tidak selalu ia menerimanya karena sebuah alasan, Ashley sudah menitipkan bekal pada sekretarisnya. Padahal sudah dua minggu, gadis itu tidak lagi membuatkannya bekal mungkin rencananya agar dapat mendekatkan Aldrich dengan Helena, meski cara itu sepenuhnya memang berhasil.
"Aku tahu perasaanku padamu terlalu cepat tapi aku tidak sanggup lagi memendamnya. Kau pria yang mudah tuk dicintai.." setelah menyatakan isi hatinya Helena menundukkan kepala, menatap bulir embun yang menetes di gelas. Meski usianya sudah dewasa, mampu berbicara di depan banyak publik, Helena tetap tak bisa menghentikan debaran jantungnya yang menggila saat ini.
Aldrich mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe seolah pengakuan tersebut tidak terlalu penting. Otaknya malah memutar kejadian waktu lalu dimana ia menyaksikan penyerangan Ashley terhadap salah satu koleganya. Tepat disini, di samping posisinya sekarang. Saat itu, Ashley berhasil menggemparkan seluruh pengunjung dengan aksinya yang liar, menyerang dan memaki Mr. Siller serta wanita simpanannya habis-habisan tanpa peduli siapa orang yang sedang ia hadapi. Aldrich terkekeh kecil, ia juga tidak percaya pada dirinya sendiri yang bisa seenaknya menghukum gadis itu dengan mengurungnya setengah hari.
"Aldrich, kau mendengarku?" suara lembut Helena terasa aneh di telinganya, berbeda ketika Ashley yang memanggilnya.
"Aku harus kembali, kita bisa bicarakan ini nanti. William yang akan konfirmasikan tempatnya padamu. Apa kau membawa kendaraan?" sengaja Aldrich tidak membiarkan wanita itu bicara lagi atau waktunya akan terbuang percuma.
Aldrich tidak bohong, pria itu memang harus kembali untuk menghadiri rapat penting dalam beberapa menit lagi. Dirinya dapat melihat kekecewaan dari raut wajah Helena meski beberapa detik sebelum kembali menatapnya lembut dan tersenyum kaku.
"Aku bisa naik taksi, kau tak-" Helena mengurungkan niat untuk menyelesaikan kalimatnya karena pria itu sudah lebih dulu bangkit dari posisinya.
"No. Seth yang akan mengantarmu, sampai jumpa nanti malam." setelah mengucapkan itu Aldrich beranjak pergi meninggalkan wanita itu dengan kekecewaan.
Helena menghela napas panjang, ia meraih ponsel, mencari kontak seseorang yang bisa membantunya dalam hal ini.
* * *
Seth melirik sosok wanita yang sebulan ini telah mengisi kekosongan Aldrich, entah itu ketika waktu istirahat atau hari libur yang pasti wanita bernama Helena itu telah berhasil masuk ke dalam hidup seorang Aldrich. Tetapi Seth tidak menjamin wanita itu akan bertahan karena bisa jadi Helena hanya wanita sepintas yang lewat di kehidupan saudaranya. Jahat memang tapi itulah pemikirannya.
Helena memang wanita yang cerdas, mudah bergaul dan berwawasan luas tapi sebanyak apapun kelebihannya sudah pasti ada kekurangan di balik itu semua. Anehnya, selama sebulan Seth memperhatikan wanita itu tak pernah menunjukkan kekurangannya, semua selalu terlihat sempurna dan apik. Damn! Helena terlalu sempurna, membuatnya curiga..
Jika bukan karena Ashley, wanita itu tidak akan mudah berhubungan dengan Aldrich meskipun sampai sekarang tidak ada kejelasan dalam hubungan mereka. Seth menyeringai dingin, sikap Aldrich akhir-akhir ini mudah dibaca jadi tidak bodoh untuk mengetahui perasaan Aldrich yang sesungguhnya terhadap wanita itu. Sejauh ini tidak ada tatapan cinta, memuja atau kagum, jadi tidak perlu ada yang ia khawatirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)
RomanceALDRICH ED STANFORD, sosok pria dengan kepribadian introvert (tertutup), pengalaman masa lalu menjadikan emosinya bagai buku yang tertutup rapat. Suatu ketika Aldrich bertemu dengan Ashley, seorang gadis berjiwa bebas yang mencintai hidup dengan mem...