Aldrich Ed Stanford | Chapter 26

110K 6.6K 102
                                    

> Seth

Dia sudah menyuruh kami pergi. Sekarang giliranmu yang menjaganya. Aku ingin jawaban setelah aku kembali.

< Me

Apa semua akan baik-baik saja?

> Seth

Ya. Jika kau mampu merawat dan menjaganya dengan baik.

< Me

Kalian ada dimana sekarang?

> Seth

Di apartemen Mark yang lama..

Begitulah isi percakapan Ashley dan Seth lewat pesan singkat tadi siang.

Ashley saat ini tengah berada di ruang khusus lantai 3 yang Aldrich siapkan untuknya minggu lalu. Mungkin karena itu juga, Aldrich melupakan keberadaan dirinya yang masih berada disini bersamanya. Sudah hampir setengah hari ia bersembunyi disana. Setelah kepulangan mereka dari pemakaman, Aldrich langsung mengurung dirinya di kamar begitu pun dengan dirinya.

Ashley menatap lukisan yang belum setengahnya jadi, "warna matamu.. Sulit sekali aku lukis." ia menghela napas kasar sebelum menutup kembali lukisan seorang pria dengan kain berwarna putih. Lalu menaruh semua peralatan lukisnya pada tempatnya lagi.

Apa sudah waktunya ia keluar? Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan ia rasa sudah saatnya turun untuk makan malam. Aldrich pasti juga kelaparan tapi bagaimana cara Ashley membuat makanan agar tidak ketahuan oleh pria itu? Ah.. Lupakan. Sebaiknya ia lihat situasinya dulu di bawah.

Aman. Tidak ada tanda-tanda pria itu akan turun ke bawah. Tanpa membuang banyak waktu ia membuat pasta instant yang sudah tersedia bahan pelengkapnya di lemari es. Pasta instant, salah satu makanan yang cepat saji jadi tidak akan membuang banyak waktu baginya untuk mengolah makanan tersebut.

* * *

Aldrich baru saja menginjakkan kakinya di lantai 1. Begitu sampai disana, dirinya langsung berdiri di sudut ruang keluarga yang terasa dingin, sunyi dan temaram tanpa lampu. Tatapan matanya jatuh kepada piano yang terletak tak jauh dari posisinya berdiri.

Aldrich terus memandangi alat musik itu hingga bayangan kedua anak kecil yang tengah bermain piano tiba-tiba muncul dalam pandangannya. Ia dapat melihat bayangan dirinya dalam wujud salah satu anak kecil disana.

"Lihat.. Aku bisa membawakan instrumen indah ini di hari ulang tahunmu besok. Kau suka?" anak bermanik abu gelap itu tersenyum bangga kepada kakaknya yang duduk di sampingnya.

"Hmm.. Instrumen apapun yang kau mainkan, aku suka. Besok adalah hari jadiku yang ke 10 dan aku ingin kau memberiku hadiah yang istimewa tahun ini. Tidak ada uang dad atau uang William karena aku ingin kau menggunakan uang tabunganmu sendiri untuk membelinya."

Manik abu gelap itu membulat sempurna, "tabunganku sendiri?"

"Ya. Aku ingin yang istimewa.. "

"Tapi.. Uang itu untuk mengganti jas daddy yang tempo hari aku rusak.. " lirihnya.

"Daddy tidak meminta jas yang baru. Ah.. Atau belikan saja jas itu untuk daddy sisanya kau gunakan uang itu untuk hadiahku.."

Manik abu gelap itu berbinar-binar mendengar ide dari kakaknya. "Kau benar. Aku akan membelikan jas baru untuk daddy pakai di hari ulang tahunmu sekaligus membeli sebuah hadiah yang istimewa untukmu." mereka tergelak tawa bersamaan dengan kembalinya jemari itu memainkan sebuah instrumen lagi.

Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang