Aldrich Ed Stanford | Chapter 33

106K 6.5K 144
                                    

Aldrich menatap kotak makanan yang memenuhi meja, begitu pun dengan William, Mark dan Sekretarisnya. Jam sudah menunjukan waktu istirahat namun tidak ada dari mereka yang memulai menyantap makanan. Padahal mereka tidak memiliki pilihan lain selain memakan makanan tersebut karena persiapan meeting penting harus segera di siapkan, setelah ini.

Thomas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "apa saya perlu memesan makanan lain, sir?" itu berarti akan memakan waktu yang cukup lama lagi.
Aldrich mengerjapkan matanya, "tidak perlu, kita makan saja makanan ini."

Thomas mengangguk lalu mengambil salah satu dari kotak tersebut untuk dirinya dan mulai memakannya. Aldrich, William dan Mark pun melakukan hal sama membuka kotak makan tersebut dan bersiap menyantapnya. Namun baru suapan pertama, mereka terganggu dengan suara ponsel yang berbunyi nyaring.

Sadar akan miliknya, Aldrich segera menjauh tidak ingin mengganggu yang lain. Matanya sempat menatap kearah mereka seakan menyuruhnya tetap melanjutkan makan tanpa dirinya. Setelah itu ia menerima telepon tersebut begitu melihat nama yang tertera di layar.

"Ada apa?" tanyanya dengan kening yang sedikit berkerut, mendengar suara berisik dari ujung sana.

"Aldrich! Aku tidak tahu harus meminta bantuan siapa.. Ashley dia mengamuk dan menyerang seseorang-" suara sam terdengar panik dan tercekat.

"Dimana posisi kalian?" tanya Aldrich setengah berlari keluar dari ruangannya.

"Coffee Shop dekat kantor.. " ia tahu tempat itu.

Aldrich menutup sambungan setelah mendapat jawaban. Dalam lift, ia memijat keningnya yang berkerut. Sam tidak pernah sepanik tadi, pemuda itu selalu menyelesaikan masalah dengan tenang dan santai kecuali jika masalah sudah tidak dapat di selesaikan dengan cara baik-baik.

Begitu sampai tujuan. Aldrich membanting pintu mobil, mengambil langkah lebar menuju cafe yang dimaksud. Pemandangan seorang gadis yang berusaha menggapai wajah seorang wanita dewasa tak luput dari pandangannya. Dapat ia lihat Sam yang kewalahan menahan gadis tersebut yang kini sudah berhasil mengusai wanita dewasa itu dengan berada di atas tubuhnya dan menyerang apapun yang ia raih entah itu rambut ataupun wajah.

Semakin mendekat, Aldrich semakin mengenali siapa gadis yang berada di atas tubuh wanita tersebut. Ia menghentikan langkahnya setelah berada di belakang Sam. Pemuda itu rupanya menyadari keberadaan dirinya, ia memberi ruang untuknya melihat penyerangan tersebut.

Aldrich sempat melirik pria yang berpakaian tak jauh berbeda dengannya tengah menepis serangan tangan gadis yang menindih tubuh kekasihnya, mungkin.

"ASHLEY!!" gadis yang berada di atas tubuh wanita sexy itu melihat kearahnya, namun hanya beberapa detik saja sebelum kembali melancarkan serangan lagi.

Aldrich menarik tubuh Ashley sekaligus, membuat gadis itu tersentak ke belakang dan menabrak dadanya. "Lepas! Lepaskan aku.. " ia mengunci tubuh itu dengan memeluknya dari belakang.

"Sialan! Lepaskan aku!!" Ashley menyikut perut Aldrich dengan siku, membuat pria itu melepaskan kunciannya.

"Kemari kau wanita hina!! Aku belum selesai denganmu!!"

Wanita itu berlindung di balik tubuh kekasihnya. Sudah cukup wajahnya penuh dengan goresan luka cakar, ia tidak ingin asetnya yang berharga semakin hancur dan meninggalkan bekas. Mata licik itu sempat melirik wanita hamil yang duduk membeku disana, menatap kosong kotak beludru yang sesaat lalu di berikan kekasihnya sebelum gadis gila tiba-tiba menyerang mereka tanpa ampun. Sialan!

"Berani sekali kau menyerang kami! Aku bisa menuntutmu, nona!" ucap dingin pria berkemeja putih yang berantakan karena ulah gadis di hadapannya.

Ashley tertawa lepas, "Serang aku dengan semua pengacaramu, sialan! Aku tidak peduli.. Jika kau menyerahkan wanita di belakangmu padaku dengan senang hati aku akan bantu membayarnya!"

Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang