Aldrich Ed Stanford | Chapter 43

109K 6.8K 447
                                    

Akan hadir versi buku
Aldrich Ed Stanford

PO akan diinformasikan nanti🥰 tunggu informasi selanjutnya ya...

Biar gak ketinggalan informasi kamu bisa follow👇🏻

Biar gak ketinggalan informasi kamu bisa follow👇🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Membunuh dengan kata-kata. Aldrich sekarang mengerti dengan perumpamaan itu. Buktinya ia merasakannya, sekarang. Jantung terasa tercabut dari raganya dan semua kenangan indah akhir-akhir ini berputar bagai kaset rusak yang tengah mengejek dirinya. Aldrich hanya tidak menyangka bahwa gadis itu mampu menyakitinya dengan mudah. Kata itu sangatlah kejam dan tak berperasaan, begitu Ashley mengucapkannya dengan lantang dan tegas.

Mungkin benar bahwa saat kau jatuh cinta, perasaanmu akan lebih peka. Baik bila rasa itu bahagia tapi jika sebaliknya, rasanya Aldrich tidak ingin memiliki hati. Ia lebih memilih hidup sebagai pria tanpa hati. Dengan begitu dirinya akan terbebas dari segala perasaan yang menyesakkan ini. Tapi apakah mungkin itu terjadi? Tidak, hatinya yang beku terus mencair semenjak perasaannya mencari dan menemukan sosok itu.

Sekali lagi Aldrich harus merasa kembali tersakiti, setelah dikhianati oleh ibunya sendiri. Mengapa Tuhan menciptakan wanita hanya untuk menyakiti dirinya, mematahkan hati dan harapannya setelah dirinya meroket tinggi.

Aldrich tertawa sumbang seraya menghempaskan buket bunganya ke sofa, ia meraih knop pintu lalu menguncinya cepat. Tawa itu hilang berganti dengan tatapan tajam dan menusuk kearah lawan bicaranya seiring langkah kaki itu mendekat.

"Disaat aku membuka hatiku, kau ingin melarikan diri begitu saja?" desisnya setelah berdiri menjulang di hadapan gadis itu.

"Kau mengatakan apa?" Ashley mengedarkan pandangannya, terlihat kalau dirinya pura-pura tidak mengerti maksud perkataannya.

Aldrich menggeleng pelan, seolah tidak percaya akan respon gadis itu, "Kau tidak pernah membuatku bersedih, lalu mengapa sekarang ini kau lakukan?"

Ashley beralih menatap kearahnya datar, "Aku tidak mengerti, apa maksudmu?"

Aldrich mencekal tangan Ashley yang berniat menjauh darinya, "Apa harus kuperjelas?" ia membawa tangan itu untuk berada tepat di jantungnya. "Aku ingin kau menjadi bagian dari diriku. Aku mencintaimu, Ashley. Aku jatuh cinta padamu." ia melihat gadis itu tersentak kaget karena nada suaranya yang terdengar menyedihkan, "Kau yang telah memberikan rasa ini untukku jadi, beritahu aku bagaimana cara mengatasinya?" sedikit meremas tangan itu untuk menyalurkan perasaannya.

Masalah selalu dapat Ashley selesaikan dengan baik dan Aldrich berharap gadis itu bisa mengatasi hatinya yang sudah jatuh kepadanya, tentu tanpa perpisahan. Namun perkataan yang Ashley lontarkan selanjutnya membuat dirinya samakin berang dan tidak terima.

"Tidak! Kau pasti salah mengartikan perasaanmu." sanggah Ashley. Dadanya tiba-tiba sesak ketika menangkap sinar mata Aldrich yang meredup dan nanar menatapnya. "Kau hanya kebingungan dengan hatimu.. "

Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang