Aldrich Ed Stanford | Chapter 30

112K 6.4K 106
                                    

Ashley dan Aldrich menunggu kedatangan William, Georgi dan yang lain di ruang utama. Begitu mendengar deru mesin mobil, keduanya sontak menghampiri pintu dan berdiri menyambut mereka di depan sana.

Ashley membalas lambaian tangan Georgi lalu melemparkan tubuhnya, memeluk pria itu dengan lembut begitu pun sebaliknya. Georgi mengusap puncak kepala Ashley dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. Dari semua orang yang berada di mansion ini dirinya lebih dekat dengan pria itu karena Georgi lebih sering menghabiskan waktu bersamanya selain Sam.

"Bagaimana kabarmu? Apa kau sudah menyelesaikan lukisannya?" bisik pria itu karena hanya mereka berdua yang tahu tentang proyek lukisan itu.

Ashley menggelengkan kepalanya, "warna matanya sering kali kulupakan. Aku harus bekerja keras untuk yang satu itu."

Sam berhehem keras, mengintruksi keduanya melepas pelukan yang terlihat mesra tersebut. Ia menarik lengan Ashley untuk bergantian memeluknya. "Jangan terlalu dekat dengan pria tua itu! Kekasihnya sudah bersimbah dimana-mana!" bisiknya yang masih terdengar oleh mereka semua.

Georgie berdecak sebal, "bisikan macam apa itu!" gerutunya.

Ashley melepas pelukan yang sedikit memaksa itu untuk beralih memeluk Seth, Mark, Max dan terakhir William. Gadis itu sedikit berlama-lama memeluk William karena pria itu memiliki kehangatan dan kenyaman yang berbeda dari pelukan yang lainnya.

"Kau masih nyaman memelukku?" Ashley mengangguk dalam pelukan pria hangat itu, ".. Tapi Aldrich sedang menatap tajam punggungmu apa kau tidak merasa panas?" guraunya.

Ashley tertawa lepas membuat semua orang salah paham kearah mereka. Aldrich lebih dulu meninggalkan tempat, pria itu masuk lalu duduk di single sofa ruang utama di ikuti yang lainnya. Begitu pun Ashley ia berjalan beriringan dengan Sam yang menggerutu tak jelas di sampingnya.

"Ada apa, hmm?" tanyanya.

Sam menatap cepat kearahnya, "jangan terlalu dekat seperti tadi, Ashley. Aldrich bisa salah paham dengan itu. Dia akan menceramahiku tentang sikapmu nanti. Kau tanggung jawabku, ingat!"

Ashley mengerucutkan bibirnya, ia menyelipkan tangan di lengan Sam menggandeng pemuda itu. "Maafkan aku, oke. Aku akan bicara dengan Aldrich nanti."

Sam menatap penuh selidik, "Aldrich? Kau memanggilnya dengan nama?"

"Akan kuceritakan padamu, nanti." keduanya duduk bersebelahan di sofa menunggu Aldrich yang akan membuka suara.

Aldrich berdeham pelan menginstruksi kepada semua orang disana untuk memberikan perhatiannya sebentar. Begitu semua pasang mata menatap kearahnya barulah ia membuka suara, "aku senang kalian kembali.. " Georgi tersenyum senang mendengarnya sebelum senyuman itu luntur berubah menjadi ketegangan, "kupikir kalian akan menetap di sana membiarkanku terjebak berdua bersamanya disini." sindirnya bersamaan dengan matanya melirik Ashley yang terkikik geli, entah karena apa.

"Aku ingin kau menjawab! Berapa pesan dan panggilan masuk dariku yang kau abaikan, Sam?"

Deg

Sam menelan salivanya, ia sampai tak berani menatap manik abu bak mata elang itu. "29 panggilan dan 1 pesan, " cicitnya.

Ashley membulatkan matanya, ia sampai menggenggam tangan pemuda itu yang gemetar dingin. Apa Sam sengaja mengabaikan Aldrich?

Aldrich terus memicingkan matanya, tidak puas dengan jawaban pemuda yang memucat sudah pasi itu. Baru beberapa detik lalu Sam terkekeh geli, sekarang pemuda itu bahkan tak berani menatap wajahnya.

Seakan mengerti keheningan yang terjadi, kembali Sam melanjutkan perkataannya. "Dan di hari kedua 31 panggilan dan 1 pesan kembali masuk darimu.."

"Lalu kenapa kau mengabaikannya- ah tidak bukan hanya dirimu tapi kalian semua mengabaikan pesan dan panggilan dariku!!" sentak Aldrich, "bacakan pesan yang kukirimkan pada kalian!" perintahnya menatapi wajah mereka satu persatu, tidak ada yang terlewatkan.

Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang