Aldrich Ed Stanford | Chapter 41

122K 7.7K 446
                                    

Ashley bersiul ria melihat Aldrich dan William berjalan beriringan menuju ruang utama. Penampilan keduanya sangat mempesona ditambah dengan jas formal yang ia hadiahkan waktu lalu menambah nilai plus untuk mereka. Perfecto!

Akan pergi kemana mereka?

Ashley berdecak kagum, "kalian akan double date, hmm?" tanyanya seraya memutari tubuh sempurna kedua pria itu.

"Kita akan menghadiri pesta ulang tahun pernikahan Mr & Mrs. Riddich." ia mengangguk mendengar jawaban William tanpa melepas pandangannya dari pria berjas biru, Aldrich.

Setelah pertengkaran dirinya dan Helena waktu lalu, Aldrich menjadi sedikit manis kepadanya. Beberapa kali ia mengajaknya makan siang diluar dan memintanya ke kantor untuk sekedar membawakan bekal makan siangnya. Lega rasanya, Aldrich sudah tidak menyinggung masalah kepulangannya dan lagi ia sudah berhenti melingkari kalender yang sempat membuat pria itu menghidari dirinya.

Ashley tersenyum kecil ketika pandangan mereka beradu, Aldrich menatapnya dengan tatapan bertanya seolah tengah meminta pendapatnya. "Kalian sangat tampan, buat wanita menjerit histeris disana.. " ucapnya yang dibalas dengan putaran bola mata dari keduanya.

Gemas sekali! Tidak sadarkah mereka kalau jas itu membuat keduanya menonjolkan kemiripan? Rasanya akan sangat percaya kalau William tiba-tiba mengaku kakak kandung dari Aldrich karena ada bagian dari mereka yang mirip namun susah dijelaskan.

"Kau ingin ikut? Seharusnya kita membawa pasangan--"

"Tidak! Kita berdua saja, William. Dia mungkin akan mengacau disana.. Kau tahu dia seperti apa." Ashley meringis mendengar kata-kata Aldrich yang benar adanya. Tapi selama tinggal di negara ini, belum pernah ia menghadiri pesta ala American style dan itu membuatnya tertarik ikut.

"Aku ingin ikut, kalian bisa menungguku bersiap? Hanya sebentar.. " pintanya.

"Ya!"

"Tidak!" kedua pria itu mengutarakan pendapat yang berbeda.

"Kau tega sekali, aku ingin melihat bagaimana orang Amerika berpesta. " mengerucutkan bibirnya seraya menatap penuh harap kearah Aldrich.

Aldrich mengalihkan pandangannya, "Tidak ada yang berbeda, semuanya sama saja."

"Handsome, please.. " Ashley memakai ekspresi Tory seimut mungkin untuk meluluhkan hati pria itu.

Aldrich tersenyum miring, "baiklah.. Sepuluh menit atau kau tertinggal." melirik jam tangan yang melingkar di pergelangannya seakan mendesak gadis itu untuk segera memanfaatkan waktu.

Ashley memicingkan matanya, "itu sama saja, kau tidak memperbolehkan aku untuk ikut!"

"Satu menit sudah terbuang, waktumu sembilan menit lagi." ucapnya dengan raut yang menyebalkan tampan. Ya, untung dia tampan!

"Ya, Tuhan. Adikmu sungguh menyebalkan, Will!" gerutunya seraya berlari menuju lantai dua untuk segera bersiap, meski itu sangat tidak mungkin.

Saat ini adalah moment yang selalu William nantikan, ketika dia mulai menahan tawanya yang sedari ingin keluar. William melihatnya, binar bahagia mulai muncul menggantikan tatapan redup yang kerap kali menguasai manik abu gelap itu. Meski sang pemilik menyembunyikannya, sinar bahagia sangatlah kuat tidak dapat menutup sepenuhnya dengan kepura-puraan.

"Kita meninggalkannya, kau yakin?" tanya William seraya membelah kota dengan kendaraan roda empat miliknya.

"Biarkan saja.. Dia tidak mungkin menyusul kita. Gadis itu tidak tahu tempatnya." sinar jahil dari wajah Aldrich begitu ketara, pria itu menutup mulutnya dengan sebelah tangan, mencegah tawanya yang mendesak ingin keluar.

Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang