Aldrich Ed Stanford | Chapter 34

114K 6.7K 130
                                    

Banyak dari pria yang merasakan jatuh cinta akan melakukan apapun demi wanitanya, termasuk mengorbankan nama baik yang sejak dulu selalu di agungkan di dunia pembisnis. Itulah yang dilakukan Ricardo Siller, CEO sekaligus owner dari perusahaan arsitektur perhotelan, perumahan besar serta apartemen.

Ricardo Siller memutus kontak kerja samanya dengan Aldrich secara sepihak sebelum mereka bicara empat mata mengenai kejadian waktu lalu. Aldrich sama sekali tidak di rugikan dalam masalah ini karena pria itu sendiri yang memutuskan dan rela membayar denda cukup besar kepada perusahaannya. Lagipula siapa yang membutuhkan partner penghianat dan pria tak bertanggung jawab terhadap istrinya sendiri?

Benar. Semua yang di ceritakan Sam benar adanya. Ricardo Miller menikahi Olivia Warren hanya untuk dekat dengan sang kekasih lalu menjalin hubungan terlarang tanpa di ketahui siapapun, termasuk orang tuanya yang memang sejak awal telah mengatur perjodohan mereka tanpa tahu rencana busuk putra sulungnya itu.

Aldrich tertawa dingin, seorang penghianat tidak cocok menjalin kerja sama dengannya, maka dari itu ia dengan senang hati mencari jasa arsitektur dari perusahan lain untuk menyelesaikan proyek pembangunan hotelnya yang berada di Milan. Satu lagi, informasi yang di dapatkannya sangat lengkap, termasuk keadaan wanita hamil itu.

Olivia Warren baik-baik saja dengan usia kandungannya yang menginjak 4 bulan. Wanita itu kembali ke apartemen lamanya yang masih di tempati teman kecilnya seraya menunggu keputusan pengadilan tentang perceraian mereka. Sungguh, Aldrich melakukan semua ini untuk Ashley dan tidak sabar memberitahukan kabar baik ini kepadanya.

Aldrich tersentak kaget mendengar bunyi nyaring dan getaran yang berasal dari ponselnya. Di sana tertera nama seseorang yang baru saja di pikirkannya.

Ashley..

"Ada apa?" tanyanya seraya memutar kursi, menghadap pemandangan kota New York yang mulai bersinar karena lampu malam.

"Bisakah kalian pulang cepat?! Aku dan Sam menunggu, ini malam tahun baru kenapa kalian masih bekerja?!"

Aldrich tersenyum tipis mendengar rentetan pertanyaannya, "mungkin sebentar lagi.. "

"Kalian akan terjebak macet, kalau begitu. Sudahlah! Mungkin aku dan Sam saja yang akan menikmati barbeque-nya. Kenapa semua orang menjadi sibuk malam ini.. " gerutunya di seberang sana.

Kemungkinan Max dan George juga belum pulang karena sibuk mengurus cafenya yang kebanjiran pengunjung, sehingga dua remaja itu balik mendesaknya.

"Baiklah kami pulang sekarang.." putusnya, terdengar pekikan gembira dari seberang sana.

New York sangat indah di malam hari, kerlap-kerlip lampu gedung yang mengihasi jalanan membuat matanya enggan beralih apalagi karena malam ini, malam tahun baru. Semua orang bahagia dan tengah merayakan pesta kembang api di pinggiran kota.

Tapi tidak ada yang spesial untuk Aldrich dan ke-enam saudaranya. Setiap pergantian tahun mereka tidak pernah merayakan atau sekedar membuat pesta kecil-kecilan. Namun ada satu moment yang selalu Aldrich rindukan, moment dimana dulu ia dan Aarich membuat kejutan untuk William yang berulang tahun.

Dulu, Aldrich dan Aarich akan membuat William kelelahan setelah seharian menyuruhnya ini dan itu, tak lupa juga membuatnya kesal karena permintaan mereka yang sepele sampai akhirnya William jatuh tertidur karena kelelahan, barulah tepat pukul tengah malam Aldrich dan Aarich membangunkan William dengan cara yang juga menyebalkan, mungkin.

Tapi, kebiasaan itu sudah tak di lakukannya lagi. Mereka tak punya waktu untuk merayakan pesta ulang tahun atau perayaan tahun baru karena kondisi tubuh mereka yang lelah setelah beraktivitas. Tapi di balik itu semua Aldrich hanya tidak ingin tenggelam dalam kenangan kakaknya.

Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang