Perubahan sikap Aldrich berdampak besar bagi seluruh penghuni kediaman Stanford. Awalnya, Georgi merasa ia tengah mimpi sambil jalan ketika dirinya tiba di dapur dan menemukan pemandangan yang terasa mustahil di dunia nyata. Namun, cipratan minyak yang mengenai tangannya membuat pria itu terbangun seketika.
"Apa aku salah lihat?" Seth membuka suara setelah semua berkumpul di meja makan pagi ini.
Georgi menggeleng cepat, "Ini akibatnya, aku menganggap semua mimpi. " seraya menunjukkan luka bekas cipratan minyak di tangannya.
Seth menatap iba kearahnya sebelum kembali menangkap pemandangan yang tak biasa di ujung sana.
Ashley mengerucutkan bibirnya kesal, surainya yang panjang mengganggu gerak-gerik aktivitas memasaknya. Namun kekesalan itu berganti dengan terkesiap, merasakan seseorang membantu mengikat surainya keatas membentuk gulungan asal.
Max bergumam pelan, "pemandangan itu pernah aku saksikan sebelumnya hanya yang ini sedikit berbeda, dia terlihat tulus..." ia melirik sekilas adiknya yang juga menatap kearahnya.
"Apa?" tanya Sam.
Max mengusap rahang yang dihiasi jambang tipisnya, "menurutmu kenapa waktu itu kau mau melibatkan dirimu didapur?"
Sam mengerutkan dahinya seolah sedang berpikir, "untuk merebut hatinya.. Kau ingat kontes itu?" Max mengangguk cepat. "Itu cara yang cukup jitu."
"Kau tidak keluar sebagai pemenang karena dari awal niatmu tidak tulus membantunya. Ada maunya saja kau melakukan itu." giliran Mark yang membuka suara.
Sam melotot kearah pria datar itu, "aku keluar sebagai juara favorit, kalau saja minuman sialan itu tidak mengalir di tenggorokanku, juara pertama sudah aku raih!"
Max memutar bola matanya, adiknya itu tidak mau menerima kenyataan kalau ia sudah kalah. Dirinya ingat setelah Sam sadar, pemuda itu langsung bertanya dimana hadiahnya dengan penuh percaya diri seakan tidak pernah melakukan kekacauan sebelumnya. Mark yang tak pernah senyum sumringah tiba-tiba menyerahkan buket bunga mawar yang memang hadiah dari panitia semalam. Dan betapa murkanya Sam, menanggapi lelucon yang sebenarnya benar. Akhirnya, Max menengahi perseteruan mereka dengan menceritakan kronologi yang sebenarnya meski setelah itu Sam bungkam, tak ingin diganggu.
Ada-ada saja adiknya itu! Sebagai kakaknya, Max khawatir. Adakah gadis yang mau menerima Sam dengan sikap manjanya?
"Merebut hatinya.. " guman Seth tanpa melepas pandang dari kedua orang yang berada disana.
Mereka yang berada di meja makan merasakan perubahan sikap Aldrich yang begitu banyak, apalagi Ashley.
Gadis itu terkejut saat pertama kali membuka mata, ia menemukan sosok itu kembali tertidur di ranjangnya. Setelah pulang dari pesta waktu lalu, Aldrich selalu datang ke kamarnya dan meminta dirinya untuk menginap di kamar pria itu.
Namun, permintaan itu terasa berat untuknya dan ia tidak tahu mengapa. Padahal sebelumnya, ia sering bolak-balik tidur di kamar Aldrich, entah mengapa perasaannya mengatakan kalau semua salah. Tidak seharusnya ia tidur dengan pria dewasa. Tapi melihat pria itu tertidur pulas, Ashley tidak sampai hati mengusir Aldrich dari kamarnya.
Pagi ini pun terasa sangat berbeda. Aldrich menawarkan diri untuk membantu membuat sarapan dan yang membuat dirinya terkejut, pria itu melakukan sesuatu yang membuat dirinya salah tingkah. Dengan raut yang sulit ditebak, Aldrich membantu mengikat surainya keatas membentuk gulungan kesukaannya. Diam-diam pria itu sering memperhatikannya.
Ashley bisa melihat lewat ekor bulu mata, Seth dan yang lain melempar kerlingan mata kearahnya, menggoda kedekatan dirinya dan Aldrich. Mungkin mereka berpikiran hal sama dengannya, sama-sama keras menebak tingkah laku Aldrich.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrich Ed Stanford (Tersedia di Gramedia)
RomanceALDRICH ED STANFORD, sosok pria dengan kepribadian introvert (tertutup), pengalaman masa lalu menjadikan emosinya bagai buku yang tertutup rapat. Suatu ketika Aldrich bertemu dengan Ashley, seorang gadis berjiwa bebas yang mencintai hidup dengan mem...