4

7.4K 254 4
                                    

"Tunggu aku bang!"

Aku berlari kecil untuk menggapai mereka, setelah beberapa langkah, aku kini berjalan beriringan dengan mereka. Sekitar 6 sampai 7 orang laki-laki yang mengantarku menuju tempat pertemuan.

"Neng, mau KKN ya?" Tanya salah seorang laki-laki itu.

"Ya bang"

"Dari jurusan apa?"

"Manajemen bang"

Percakapan kami masih berlanjut sedikit-sedikit, sampai, kami tiba pada tempat pertemuan tersebut.

"Neng, itu tuh tempatnya" tunjuk laki-laki tadi sambil menunjuk pada sebuah tempat yang sudah dipadati sejumlah orang.

"Oh iya, baik, terima kasih banyak ya bang" jawabku, aku tersenyum kepada mereka, lalu berjalan menghampiri tempat yang dimaksud.

Ketika aku sampai, aku bertanya untuk memastikannya. Pada seorang laki-laki, yang duduk paling ujung, dengan postur tinggi besar dan kulit hitam.

"Bang, ini KKN71?" Tanyaku. Ia mengangguk dan tersenyum hangat padaku. Lalu aku mencari tempat untuk duduk beberapa perempuan sengaja bergeser untuk memberikan aku sedikit ruang.

"Rama! Titip perempuan itu ya!" Teriak salah satu laki-laki yang tadi mengantarkan ku.

Seketika, orang-orang yang ada di sekitarku memandang ke arahku. Aku menjadi canggung, bingung harus melakukan apa disaat sedang diperhatikan oleh orang banyak.

"Siap Bang!" Jawab laki-laki berpostur tinggi besar dan hitam itu.

Aku mengitari pandangan ku, memandangi orang-orang yang ada disekitarku, anggota kelompok KKN 71 yang soon to be my family. Tidak ada satu orang pun yang aku kenali, tidak ada wajah-wajah familiar yang sering ku temui, bahkan tidak ada satupun anak FE yang aku kenali.

Setelah puas memandangi satu per satu anggota kelompok KKN, aku kembali fokus pada seorang lelaki yang sedang berbicara dihadapan kami, dan sudah sangat jelas ku ketahui, bahwa beliau tersebut adalah dosen pembimbingku selama 35 hari nanti. Sebab, dia adalah satu-satunya orang yang berbicara di depan umum saat ini, yang membicarakan mengenai hal-hal apa saja boleh dan tidak boleh kami lakukan, dengan pembawaannya yang sangat tegas tapi tidak menegangkan dia bisa membawa cair suasana meskipun baru diawal pertemuan.

Tidak lama, mungkin sekitar 20 menit, pembicaraan kami terhenti, dikarenakan ada seorang perempuan yang menghampiri kami, dia berhijab, tapi tingkahnya itu seperti anak laki-laki, tomboy. Itulah sudut pandangku saat pertama kalinya melihatnya. Trisal.

"Assalamualaikum pak! Hehe" ujarnya cengengesan.

"Waalaikumsalam" jawab kami semua.

"Aduh pak, maaf ya saya telat, tadi ada jadwal dulu" jelasnya lagi.

"Iya gapapa Trisal, sok silahkan duduk"

Trisal duduk disampingku, namun tidak lama setelah itu dosen pembimbingku pamit, karena ada beberapa urusan yang masih harus diselesaikan.

Karena dosen pembimbing sudah pergi, this is our time to introduce our self, right?

Ya, laki-laki berpostur tinggi dan besar itu mengambil alih komando, haha lu kira apa ambil alih komando!

Dia memulai pembicaraan.

"Assalamualaikum teman-teman semuanya, alhamdulillah, satu rencana kita sudah terlaksana, berhubung kemarin kita hanya berkenalan melalui ponsel masing-masing, alangkah baiknya jika kita kembali berkenalan dengan fisik asli kita masing-masing. Setuju?"

"Setuju!" Jawab kami serempak.

"Perkenalan akan dimulai dari saya. Lalu, selanjutnya akan dimulai dari sebelah kiri saya. Baik, perkenalkan, nama saya Rama, Rama Pamungkas. Saya dari PJKR, asli dari kabupaten sini." Jelasnya.

Lalu perkenalan mulai berjalan.

"Hallo nama saya Andri Rizaldi, dari Biologi, asal dari kabupaten sini juga" jelas laki-laki dengan kacamata.

"Hallo assalamualaikum, perkenalkan, nama saya Muhammad Miku, saya dari jurusan Bahasa Indonesia, asal dari Jakarta"

"Assalamualaikum, nama saya Ihdan Saputra, dari Akuntansi, asal dari Garut" ujar laki-laki terakhir. Aku sangat terkejut ketika mendengar ia berasal dari jurusan Akuntansi, karena itu berarti kami satu Fakultas, tapi, aku sama sekali tidak mengenalinya.

Lalu, perkenalan berlanjut.

"Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Debbo Cahya Dimitri, saya dari Ekonomi Syariah, asal dari kota sini" jelasnya, aku pun sempat mengerlingkan mataku. Dan lalu bergumam "oh itu orang yang menyebalkan kemarin?"

Perkenalan terus berlanjut, sampai tiba giliran ku. Setelah selesai, kami langsung melakukan diskusi mengenai susunan organisasi yang akan kami gunakan pada saat KKN nanti.

Beberapa orang sempat mengajukan aku untuk menjadi seorang bendahara, ketika mereka mengetahui, bahwa aku dari Fakultas Ekonomi. Tapi, dengan segera aku bantah. Aku kembali mengingat tujuan ku diawal, bahwa aku tidak ingin berurusan dengan KKN ini terlalu dalam. Dan, untungnya mereka mengerti.

Akhirnya, aku memilih menjadi humas, bersama Trisal. Syukurlah, karena humas tidak terlalu memberatkan pikirku.

Setelah itu, tiba saatnya pemilihan ketua koordinasi desa. Ada beberapa kandidat, khususnya dari laki-laki, yaitu; Rama, Miku dan Yuda.

Yuda telah berpesan padaku, kalau hari ini dia tidak bisa mengikuti pertemuan pertama, karena dia memiliki acara bersama BEM. Dan, dia juga berpesan, agar orang-orang yang ada disana, jangan sampai mengetahui identitas asli dari Yuda, seorang ketua BEM angkatan tahun 2017-2018. Baiklah, aku bisa mengerti. Tapi, ya namanya rencana, pasti tidak akan selalu berjalan mulus. Seperti yang satu ini, seorang laki-laki yang berasal dari Fakultas yang sama dengan ku, mengungkap identitas Yuda. Dia berkata "udah aja, biar Yuda yang jadi ketua, dia kan ketua BEM" jelasnya. Astaga, aku tercengang mendengar itu. Lalu, aku berkata pelan "heh, emang Yuda ga ngasih tau kamu?" Lalu dia menjawab "apa?" Aku tidak menjawabnya, ku biarkan saja dia, ku biarkan pula identitas Yuda yang terbongkar, lagi pula itu bukan salahku.

KKN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang