41

2K 37 18
                                    

Akhirnya kami -aku dan Rama- sampai di posko.

Aku melihat kamar mandi yang sedang menganggur, kosong melompong, belum memiliki penghuni, kesempatan ini tidak ku sia-siakan, karena badan ku terasa sangat lengket sekali. Selepas itu, aku langsung berbaur dengan teman-teman ku yang sedang menyiapkan olahan untuk makan malam kami nanti.

kami berbincang ringan hingga tidak terasa adzan maghrib sudah berkumandang. kami terperanjat mendengar suara adzan, heboh, sebab masakannya belum sepenuhnya matang. Sementara aku yang masih memiliki wudhu, langsung pergi ke ruang tengah untuk shalat bersama dengan beberapa teman-teman yang akan melaksanakannya juga.

***

Setelah selesai makan malam, seperti biasa, kami berkumpul untuk melakukan pembahasan baik itu progres persiapan  acara dan beberapa informasi yang terkumpul hari ini. Teman-teman ku sudah berpendapat, sekarang tiba saatnya aku menyampaikan informasi yang ku dapat hari ini.

"Teman-teman, informasi yang saya dapat hari ini, sungguh menggembirakan, kalian penasaran ga sih?" tanyaku basa-basi.

"elah, udah sih Chel, lanjut aja" timpal Yudha.

"haha, oke oke"

Aku menyampaikan informasi yang ku dapat tadi, ekspresi-ekspresi gembira mulai menghiasi wajah teman-teman ku.

"Gila! ini keren banget, kita jadi bisa menghemat pengeluaran kita!" ucap Debbo antusias.

"mantul nih rekan humasku!" ucap Trisal.

"wah, kalau gini ceritanya, kamu mah langsung jadi PJ Bapak-bapak desa nih" ucap YooNa.

"hm, apaan sih" jawab Banyu.

"Oops keceplosan" jawab YooNa lagi.

Setelah selesai bertukar pikiran, beberapa teman ku ada yang pergi ke depan untuk sekedar jajan atau pun mencari sinyal. Aku memutuskan untuk diam di posko laki-laki menemani teman-teman yang bermain Uno, lagi pula, aku masih terlalu lelah untuk berjalan-jalan.

"nih" tiba-tiba Banyu menyodorkan susu kotak low fat favoritku.

"eh, makasih ya" jawabku. Banyu tersenyum.

"heh, giliran kamu tuh Banyu" ucap Yudha. Banyu terkejut.

Permainan Uno berlanjut sangat lama, sampai membuat aku menguap berkali-kali.

"udahan yuk" ajak Banyu.

"lah kenapa? kan lagi rame" jawab teman-teman yang lainnya.

"aku ngantuk, lagian udah jam 11 juga ternyata"

"aih bener juga" jawab Milly.

kami bersiap untuk pulang, untunglah Banyu berinisiatif untuk menyudahi permainan ini, karena kalau tidak, esok kami akan bangun kesiangan.


***


Pagi-pagi sekali, kami sudah stand by di lapangan desa.

kami sudah siap untuk melakukan jobdesc kami masing-masing. karena lomba makan kerupuk masih lama, aku bersama YooNa juga dapat tugas untuk berjualan minuman.

Semakin siang terik matahari semakin terasa membakar kulitku, beberapa warga juga mulai membeli minuman yang kami sediakan.

"dik" suara familiar ini menghampiri telingaku, aku menoleh kebelakang, yap benar, itu suara kepala desa.

"iya pak, ada yang bisa saya bantu?" tanyaku. Sementara YooNa masih menyibukan diri dengan melayani pembeli.

"ini uang sebagai pengganti, jikalau ada warga yang beli mereka tidak usah bayar ya" ucapnya sambil menyerahkan uang kertas sebesar lima puluh ribu rupiah. Aku menerima uang tersebut, lalu berkata.

"ah baik pak, terima kasih"

Tidak terasa, hari pertama pesta rakyat ini selesai. Pertandingan berjalan dengan lancar, begitu pula dengan acara berjualan kami. Ya meskipun kami belum menerima keuntungan, karena uang yang diberikan kepala desa tidak mampu menutupi antusias mereka membeli minuman yang kami jual. Tidak apa. itu sangat tidak sebanding dengan kebaikan yang telah beliau berikan kepada kami.

keesokan harinya, aktifitas yang kami lakukan masih sama.

kepala desa kembali menemuiku.

"dik"

"ya pak?"

"kemarin uangnya cukup atau tidak?"

"tidak pak, memangnya kenapa ya pak?"

"ini" ucapnya seraya menyerahkan uang sebesar seratus ribu rupiah.

"eh, nggak usah pak, gapapa, itung-itung kita kasih sedikit rezeki kita buat teman-teman desa sini"

"tidak apa-apa dik, kalian kan bisa pakai uang hasil jualan kalian buat keperluan kelompok"

"tapi pak.." ucapku terputus ketika kepala desa menyimpan uang tersebut di atas meja jualan ku, dan bergegas pergi meninggalkan kami.

***

Acara pesta rakyat, telah selesai.

kami berkumpul di lapangan, mengambil beberapa jepretan foto untuk menjadi kenang-kenangan dan untuk laporan dikemudian hari.

-foto ini sengaja tidak saya sensor, karena saya ingin menunjukan wajah bahagia kami karena  telah menyelesaikan suatu acara yang menjadi program kerja kami-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-foto ini sengaja tidak saya sensor, karena saya ingin menunjukan wajah bahagia kami karena  telah menyelesaikan suatu acara yang menjadi program kerja kami-

KKN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang