38

1.9K 55 4
                                    

Selasa, 23 Januari 2018.

Hari ini, tidak banyak aktivitas yang ku lakukan. Sesekali membalas pesan dari grup kkn dan juga Arthur. Ia pergi lagi ke Amsterdam, sebenarnya kemarin pun dia hanya memaksakan untuk kembali ke tanah air, rindu katanya.

"Grrrrrr" ponselku bergetar.

Aku meraihnya, namun, sebelumnya, aku menepikan laptop yang sedari tadi menjadi alas untuk jariku menari. Ah, ternyata Banyu. Perlahan-lahan, aku membukanya.

"kamu hari ini sibuk ga?"

"kenapa memangnya?"

"Aku ada di kost"

Aku tidak menjawabnya lagi.

"aku lupa, kuncinya ketinggalan di posko, aku boleh mampir?"

"ah serius kamu?"

"iya, sekalian aku mau sebar proposal, mau minta berkas yang ada di kamu"

"yaudah, aku kirim ya file nya, nanti kamu print aja"

Jelasku.

"jangan, aku kesana aja, kamu tunggu ya"

Ih apa sih Banyu ini, selalu saja memaksakan kehendaknya. Aku diam saja, tidak melakukan apa-apa setelah membaca pesan terakhir darinya, lagi pula, dia juga tidak tahu rumah aku ada dimana.

15 menit kemudian.

"kaaaaaaa" teriak adik ku.

"apa?" tanyaku dengan tetap berbaring di atas kasur.

"itu ada temennya di luar" ucapnya berdiri di dekat pintu.

"ah serius kamu?" tanyaku. Ia hanya mengangguk meng-iya-kan. Aku beranjak dari posisi paling nikmat yang ada di dunia. Meregangkan tubuhku yang sedari tadi terbaring. Lalu, berjalan dengan gontai. Banyu, ko aku kesel sama kamu ya.

Aku celingukan mencari Banyu, yang katanya ada di luar. Berkali-kali aku menengok ke arah kiri dan kanan hanya untuk mencari Banyu, namun, tidak ada yang ku dapat, hanya saja seorang laki-laki dengan motor Ninja berwarna hitam yang sedang mengobrol dengan tetanggaku.

"Itu Ichel" ucap tetanggaku. Aku melirik, merasa terpanggil.

"Riana!" teriak seseorang, aku kenal suaranya, ya, Banyu.

"Hai" jawabku dengan senyum yang dengan sengaja di keluarkan dari bibirku. Banyu berpamitan dengan tetanggaku dan menghampiriku. Dia menatapku dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"kamu udah mau tidur ya?" tanyanya. Aku menggeleng. Jelas saja dia berkata seperti itu, toh aku sedang mengenakan baju tidur.

"kamu gaakan ajak aku masuk ke rumah dan berkenalan dengan orang tua kamu?" tanyanya lagi. Hatiku mencelos. Eh, emang harus ya?

"yaudah sih, biar aku aja yang kenalin diri tanpa disuruh" ucapnya, dia berjalan melewatiku, masuk begitu saja ke dalam rumahku. Yang pertama kali dia lakukan adalah, mengetuk-ngetuk pintu rumahku yang sudah sedari tadi terbuka, karena aku lupa untuk menutupnya.

"assalamualaikum, permisi" ucapnya. Mama keluar. Banyu menyalami tangan mama.

"ini siapa ya? Riana, ko kamu malah bengong di luar sih" ucap mama.

"saya Banyu tante. Teman kkn Riana" ucapnya.

"iya ma, dia temen aku, mau ambil berkas aja ko"

"ah yaudah ayo masuk dulu, kamu pasti capek kan, keliatan dari mukanya, kusut begitu, hehe" jawab mama. Banyu tersenyum menang, kini ia tengah duduk di ruang tamu.

"kalian ngobrol-ngobrol dulu ya, mama ambil dulu cemilannya"

"ga usah repot-repot tante"

"iya ma" jawabku menambahkan.

"ah, wios atuh sakali-kali ngajamu tamu" ucap mama. Ya, terkadang kami memang berbicara memakai bahasa Sunda. Yang tadi mama ucapkan itu artinya, ah, gapapa dong sekali-kali ngejamu tamu.

"apa artinya Chel?" tanya Banyu, ah iya, dia kan anak Medan, mana paham bahasa Sunda.

"memangnya kamu dari mana ko ga bisa pake bahasa Sunda?" tanya mama.

"saya dari Medan tante" mama mengangguk, lalu meninggalkan kami berdua.

Aku mengambil berkas yang dibutuhkan oleh Banyu. Tidak lama, mungkin hanya lima menit, lalu kembali.

"Nih" ucapku.

"terima kasih"

"kamu ko tahu rumah ku?"

"itu mah masalah kecil, yang besar itu, rinduku padamu"

"apa sih ah"

"haha, serius loh, aku emang udah ada niat nemuin kamu disini" jelasnya, aku mengabaikannya, lalu membuka ponselku yang sedari tadi bergetar, ternyata chat group dari Aurel.

"Guys, yang di rumahnya ada lampu tumblr bawa ya kalau ke posko"

"kamu punya?" tanya Banyu, yang ternyata tengah memperhatikan apa yang ku lakukan dengan ponselku. Aku mengangguk. Lalu mengambil lampu tersebut yang sedang menempel di kamar ku.

"sini" ucapnya. Aku menurutinya, mendekatinya, lalu.

"jepret"

Banyu mengambil foto ku, dirinya beserta lampu tumblr milik ku.

"gambar berhasil ditambahkan ke dalam grup" ucapnya membaca kata-kata yang muncul dari ponselku. Jelas saja, hal tersebut mampu untuk memancing keributan di dalam grup. Mama juga muncul dari dapur membawakan semangkuk kolak pisang untuk aku dan juga Banyu.

"terima kasih tante" ucapnya. Mama tersenyum.

"sama-sama" jawabnya. Sementara aku masih terpaku dengan ponselku yang menjadi sangat berisik.

"oh, jadi si abang mudik tuh cuma mau nemuin Riana"

"iya juga ya, pantesan dari pagi sibuk banget packing, tau-taunya nemuin pujaan hati"

"lanjutkan bang!"

seperti itulah kira-kira isi pesan yang menjadi trending topic di dalam grup kkn ku.

KKN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang