Akhirnya, aku sampai di Posko. Handuk telah bertengger di pundak ku, aku bersiap untuk mandi. Namun tiba-tiba.
"Chel!" Teriak Trisal yang tiba-tiba bangkit dari duduknya, diikuti Debbo pula.
"Oy!" Balasku.
"Kenapa?""Janji, bakalan bagi ini sama temen-temen yang lain?" Tanyanya lagi.
"Apaan sih ah?"
"Janji apa?" Tanyaku penasaran."Janji dulu ga!?"
"Yauda iya"
"Oke, denger ya, ehem" ucapnya seraya berdeham, seolah-olah mengatur suaranya.
"Tadi, aku sama Debbo kan pulang belakangan ya pas beres acara.." ucap Trisal, Debbo pun mengangguk ngangguk.
"Terus terus" tanyaku penasaran.
"Terus kita dipanggil sama ibu warung yang jual es krim itu loh"
"Then?"
"Terus dia nanya, 'neng, di Posko ada yang namanya Michella ga?' Gitu katanya"
"Terus kalian jawab apa?" Tanyaku.
"Yaelah Chel masa kita jawab ga ada sih"
Aku tertawa, sementara mereka bersiap bercerita lagi.
"Terus kita jawab, 'iya bu, ada apa emangnya?' Lalu si ibu bilang 'ini ada yang titip coklat buat Michella'"
"Hah? Siapa yang titip?" Tanyaku kaget.
"Mana kita tau, si ibu aja nggak tau siapa yang titip, katanya abis dia titipin coklat itu, dia langsung pergi"
"Oalah, terima kasih ya!" Ucapku mengambil coklat yang ada di tangan Debbo.
"Etdah, main rebut aja dia, inget janji loh!" Jelas Debbo.
"Iya iya, aku cuma mau foto aja ko" Setelah selesai memotret coklat tersebut, aku langsung mengembalikan coklat tadi, dan membagi rata ke teman-teman posko wanita.
Tidak lama, setelah makan coklat tadi, aku langsung mandi, dan bergegas shalat magrib, lalu jadwal rutin kami untuk makan malam bersama.
Ketika keluar dari posko wanita, seperti biasanya, notifikasi beserta pesan masuk banyak sekali ke ponselku.
Tiba-tiba, Arthur mengirimiku pesan.
"Selamat menikmati coklat manis, bunga desaku"
Ah, ternyata Arthur yang mengirimiku coklat. Tapi, kenapa dia tidak menemuiku. Padahal aku sangat ingin bertemu dengannya.
"Oh jadi kamu yang kirim aku coklat? Ko nggak ketemu dulu?"
"Aku tidak ingin mengganggu waktu sibukmu, aku sempet melihat ketika kamu sedang berjualan minuman tadi"
"Lalu, kamu langsung pergi lagi?"
"Tidak, aku pergi ke Pantai dekat desamu itu"
Ternyata Arthur sempat mengupload foto coklat yang ia kirim kepadaku.
Ah, Arthur selalu memberikan ku kejutan tak terduga. Aku menyesal tidak sempat bertemu dengannya. Aku sangat merindukannya.29 Januari 2018
Hari ini, aku tidak memiliki banyak kegiatan. Aku beserta teman-teman ku yang lainnya menghabiskan waktu dengan persiapan untuk sosialisasi besok di kantor desa.
Kami akan segera mengadakan acara perpisahan KKN. Ah, tidak terasa, kegiatan ini sudah berjalan lebih dari setengah bulan. Tinggal setengah bulan lagi kami harus pergi meninggalkan desa ini.
Ketika selesai sarapan bersama, aku sempat mendengar perbincangan teman-teman di posko laki-laki. Katanya mereka akan melakukan olahraga malam, diujung desa ini. Ya, disana ada sebuah lapangan futsal, tentu ini menjadi satu hal yang mengobati kerinduan mereka akan kota.
Hari masihlah panjang, sang surya pun masih kuat menyombongkan dirinya. Namun, teriknya, tidak mampu menghalangi niat kami. Ya, aku dan teman-teman di posko wanita ingin membeli seblak yang ada di dusun terjauh desa ini. Jarak tempuhnya sekitar 10 menit menggunakan motor dengan kecepatan 60km/jam dengan motor vario.
Kalian tahu kan apa itu seblak?
-source by Google-
Seblak adalah makanan pedas yang biasanya terdiri dari; Mie, makaroni, ceker, tulang, bakso, tahu, bakwan mini, telur dan lain-lain. Kalian bisa menambahkan favorite kalian ke dalam mangkuk berisi kuah seblak.
Aku pergi bersama Demmy, dia, si ratu asin, kenapa? Karena dia cinta sekali dengan garam. Aku pergi bersamanya karena diantara 12 wanita yang ada di posko, hanya kami berdua yang pesanannya terlalu ribet, dan mengharuskan kami memesan sendiri, supaya tidak ada kesalahan dalam bumbu yang akan dimasak, sementara teman-teman yang lain masih dalam batas normal seblak yang biasa.
Setelah selesai menyantap seblak di posko perempuan, seperti biasanya, kami selalu berebutan kamar mandi, ya bisa kalian bayanginlah, satu kamar mandi untuk 12 orang.
Kebetulan hari itu, aku belum merasakan sakit perut akibat makan seblak yang terlalu pedas. Makanya aku masih bisa bersantai.
***
Malam telah tiba, matahari telah digantikan oleh bulan. Kini kami bersiap pada rencana awal, yaitu pergi ke lapangan futsal, dimana, ketika kaum pria bermain, kami ikut memberikan support kami untuk mereka.
Setelah main beberapa menit, aku mencoba untuk update di instagram, mengupdate apa yang sedang ku lihat saat ini -lapangan futsal, dimana ada sebuah bola yang sedang direbutkan oleh kaum pria-
Ketika tengah merekam, ternyata Banyu berhasil menjebol gawang lawan. Lalu, tiba-tiba dia menghampiriku yang berdiri di luar lapang tanpa keluar dari lapang, so, kami terbatasi jaring-jaring. Dia menatap ke arah kamera ponselku, yang memang sedang mengambil video siatuasi saat itu, lalu dia mengangkat jari jempol dan telunjuk yang ditempelkan membentuk little heart ala korea.
-Source by Google-
Sontak hal tersebut membuat teman-temanku menjadi sangat berisik, mereka berramai-ramai meneriaki aksi yang dilakukan Banyu kepadaku.
"Cie!!!"
Pipiku memerah, sudah dapat dipastikan meskipun kondisi malam hari mukaku memerah. Menahan malu, tapi entahlah kenapa aku harus senang, aku kan sudah punya Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN?
AdventureApa hal yang melintas dalam pikiran kalian, ketika mendengar KKN? Tinggal disuatu kampung atau desa? Susah sinyal? Cinta lokasi? atau beberapa hal lainnya? Ini adalah kisah KKN milikku, bukan milikmu. Aku akan mengajak kalian masuk dan mengikuti alu...