14

4K 114 4
                                    

Sementara Miku masak, aku dan Yoo Na menanak nasi. Lalu, membereskan posko perempuan juga laki-laki.

Ketika kami tengah sibuk, kami kehilangan Yuda. Hari itu, Yuda belum juga muncuk. Karena penasaran dengan apa yang dia lakukan, aku pergi ke posko laki-laki untuk mencari tahu.

Aku mencoba membuka pintu posko laki-laki, namun tidak bisa. Lalu, ku ketuk-ketuk pintunya. Tidak lama setelah itu Ihdan datang dan membuka kunci pintu. Lalu, Ihdan kembali lagi menuju kamarnya.

"Sorry ya Dan jadi ganggu"

"It's ok Ri" jawabnya.

Aku langsung saja masuk, menuju ruang tv yang dialih fungsikan ketika malam tiba, menjadi tempat tidur dengan menggunakan kasur lantai yang aku bawa dari rumah.

Astaga, ternyata banyak sekali anak laki-laki yang tidur disana. Yang paling ujung dekat kursi ada Rama, lalu Yuda dengan sarungnya yang dari hari pertama KKN ia bawa, Edward dan Banyu yang saling berpelukan.

"Yuda" aku berusaha membangunkannya. Tapi, sepertinya usahaku nihil. Tidak membuahkan hasil.

Aku mencoba peruntungan ku sekali lagi.

"Yuda!"

Namun, yang bergerak bukan Yuda, melainkan Banyu, yang membalikan badannya menghadap ke kakiku.

"Yuda!!!" Sekali lagi aku mencoba memanggil Yuda, namun apa yang terjadi? Yuda masih saja terlelap tidur, sementara Banyu memeluk kakiku.

Astaga, perlahan-lahan kakiku mencoba keluar dari pelukan Banyu. Syukurlah, pelukannya tidak sangat erat, sehingga tidak sulit untuk keluar dari pelukannya. Aku melangkahkan kakiku mendekati Yuda. Lalu mulai kembali memanggil-manggilnya.

"Yuda" seraya mengguncangkan tubuhnya. Ia menggeliat, syukurlah, akhirnya dia merespon juga, ku kira dia mati.

Yuda bangun, mengucek kedua matanya, lalu berkata.

"Apa Chell?"

"Bangun, piket!"

"Yaampun aku lupa, iya-iya, aku piket ko"

"Yauda, aku balik dulu ya. Awasloh kalau aku balik dan posko belum beres!" Ancamku. Aku dan Yuda memang sudah mengenal lama, jadi meskipun diawal sudah seperti itu tidak menyebabkan aku ataupun Yuda sakit hati.

Saat aku kembali, teman-teman ku tengah bersiap pergi untuk melakukan senam, di depan lapang desa.

"Kalian mau ikut senam ga?" Tanya Trisal padaku dan Yoo Na. Aku melirik Yoo Na, menanti jawaban apa yang akan keluar dari mulutnya.

"Ayo" jawabnya.

"Iya ayo" jawabku.

"Terus piket gimana?" Tanya Trisal.

"Miku, kamu gapapa kalau masak sendirian?" Teriak ku.

"Gapapa ko, lanjut aja, yang penting tugas kalian udah kelar" jawabnya.

"Siap bos!" Jawab ku dan Yoo Na.

Lalu, kami bersiap untuk pergi senam bersama yang lainnya.

10 menit kemudian, aku dan Yoo Na selesai bersiap untuk senam. Lalu, kami keluar dari posko, tidak lupa mengunci pintu. Ketika telah selesai mengunci pintu, tiba-tiba anak lelaki yang lain muncul dengan pakaian yang rapi untuk berolahraga bersama. Akhirnya, kami berjalan bersama menuju lapangan desa.

Ketika kami sampai dilapangan, ternyata, sudah ada banyak ibu-ibu yang menunggu kedatangan kami. Karena, sebelumnya Rama pada Sabtu malam telah mendatangi Kepala Desa dan Karang Taruna untuk meminta bantuan menyebarkan informasi mengenai senam pagi setiap hari minggu.

Karena kami sudah ditunggu oleh banyak ibu-ibu, maka kami bergerak cepat. Anak-anak perempuan yang digawangi oleh Trisal, berbincang dengan ibu-ibu untuk mengulur waktu. Aku sang pecinta anak-anak, mengajak main anak-anak yang dibawa oleh beberapa ibu-ibu, seperti yang kini tengah berada dalam gendongan ku, namanya Haikal. Anak laki-laki yang digawangi oleh Edward mereka mencoba mencocokan antara pengeras musik dengan laptop, sementara anak laki-laki lainnya yang digawangi oleh Banyu, yang juga bertugas sebagai dekdoklog memotret aktivitas yang sedang kami lakukan.

Tiba-tiba Demi mengejutkan aku, dengan menyenggol tangan ku.

"Aduh, apa sih Dem?"

"Cie yang difotoin Banyu" ucapnya. Lalu, aku mencari keberadaan Banyu. Ke kiri dan kanan. Akhirnya, aku menemukannya. Ternyata benar, dia sedang memotretku, atau mungkin dia sedang memotret ke arahku.

Tidak lama, akhirnya peralatan telah siap, Trisal sudah berada di depan untuk menjadi instruktur senam. Aku menurunkan Haikal dari pangkuan ku, lalu memasuki barisan. Dan mulai senam. Banyu masih tetap melakukan tugasnya memotret aktivitas senam kami. Dan, sesekali dia memotret kearahku, sambil tersenyum.

***

1 jam telah berlalu, senam juga telah usai. Beberapa ibu-ibu berpamitan kepada kami untuk pulang. Sementara beberapa ibu-ibu yang lain, mengajak kami berfoto. Setelah puas, lalu, mereka berpamitan untuk pulang. Tapi, kami masih ada disini, di lapang berwarna hijau, yang ada di depan desa. Lalu, Trisal mengajak kami semua untuk mengabadikan momen senam pertama kami. Dan. Cekrek. Beberapa momen telah diabadikan oleh kamera.

 Beberapa momen telah diabadikan oleh kamera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KKN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang