Setelah selesai senam, kami kembali menuju posko. Seperti biasa, terjadi antrian panjang untuk mandi. Beberapa anak perempuan yang enggan menunggu lebih lama, memutuskan untuk pergi menumpang mandi di posko laki-laki, termasuk aku.
Kami saling menunggu yang lainnya ketika mandi, karena kami belum tau dengan jelas karakter laki-laki di posko kami, ya untuk berjaga-jaga sajalah.
Setelah selesai, kami bersiap untuk sarapan, pagi ini, dipiket perdana ku, Miku membuat nasi kuning yang dihias sedemikian rupa. Sederhana sih, tapi, ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Aku dan Yoo Na, membantu Miku mempersiapkan sarapan. Lagi-lagi, aku tidak menemukan Yuda. Dimana sih dia?Ketika telah selesai mempersiapkan sarapan, aku memanggil anak-anak yang lain untuk segera makan. Selagi masih hangat.
Dan, untungnya mereka tidak susah dipanggil, sebab, mereka sudah kelaparan, setelah selesai senam. Semoga kalian suka ya! Hehehe
Ketika makan, beberapa gurauan berlangsung, seperti yang dilakukan oleh Edward yang ditimpali Yuda. Akhirnya aku melihat Yuda lagi.
Aku baru saja menyuapkan satu sendok nasi kuning kedalam mulutku. Tapi, rasanya ko seperti ini ya? Ah, mungkin hanya perasaan ku saja. Aku tidak terlalu memikirkannya. Setelah selesai makan, ternyata, nasi kuning masih tersisa banyak, mungkin mereka sudah kenyang, atau mungkin karena Miku memasak terlalu banyak atau jangan-jangan, karena mereka merasakan hal yang sama dengan ku?
Aku membereskan piring-piring kotor, karena Miku telah masak, maka ini giliran aku dan Yoo Na yang bekerja. Ya, cuci piring. Aku sempat meminta bantuan Yuda yang sedari tadi diam saja, tapi dia menolakku. Ternyata, ditolak itu sakit ya. Maafkan aku.
Aku dan Yoo Na membagi tugas. Mungkin sekitar setengah jam kami selesai membereskan semuanya. Lalu, bergegas untuk kembali ke posko perempuan untuk beristirahat.
***
Siang hari ini tidak ada banyak pekerjaan yang ku lakukan, aku hanya memilih untuk tidur siang dan memulihkan diri, mengisi tenaga untuk satu kali cuci piring pada malam nanti.
Kira-kira pukul 3 sore, aku bangun, dan mandi, lalu berkunjung ke posko laki-laki. Disana aku bergabung dengan anak laki-laki dan Demi yang tengah mengenakan helm sebagai hukuman karena dia kalah dalam permainan uno.
Waktu berlalu begitu cepat, hingga tiba waktunya shalat magrib. Kami berhenti beraktivitas. Lalu, menunggu isya datang dan makan malam.
Setelah makan malam, kami sempatkan untuk rapat terlebih dahulu. Ketika mereka tengah rapat, aku dan Yoo Na mencuci piring, untuk meng-efektif-kan waktu.
Sayup-sayup kudengar, mereka tengah membahas akan melakukan kunjungan ke dusun-dusun yang ada didesa ini.
Setelah selesai mencuci piring, kami kembali bergabung dalam diskusi malam kami.
Lalu Rama tiba-tiba berkata.
"Ri, besok kamu dan Trisal hubungi semua kepala dusun ya" ucapnya.
Aku mengangguk. Lalu, aku melanjutkan kembali ucapan ku.
"Tapi, aku belum punya nomornya"
"Tenang, Milly sudah punya nomornya ko, kemarin kami tim inti sempat pergi ke Kepala Desa kan untuk menyebarkan acara senam setiap minggu itu, dan sekalian meminta nomor telepon dari setiap Kepala Dusun" jelas Rama.
"Baiklah, terima kasih"
Setelah selesai diskusi, aku kembali ke posko perempuan bersama yang lainnya. Tidak ada drama malam ini, karena, Banyu tidak ada diposko. Entahlah dia sedang kemana, tetapi beberapa orang tengah pergi keatas untuk mencari sinyal. Sementara aku, lebih memilih diam disini saja.
***
Aku baru saja selesai membersihkan wajahku, menggosok gigi dan bersiap tidur. Sebelum terlelap, seseorang mengetuk jendela kamarku. Kebetulan, aku tidur selalu didekat jendela. Aku biarkan saja, mungkin orang iseng. Tidak lama, dia mengetuk lagi, dan memanggil namaku.
"Chel!"
Aku tau, itu pasti Yuda, karena dia satu-satunya yang manggil namaku seperti itu. Tapi, ko suaranya lain ya?
Aku menjawab, "iya".
Beberapa teman perempuan ku saling menatap kearahku. Lalu menggelengkan kepalanya, pertanda, jika mereka tidak tahu siapa yang sedang memanggilku.
Karena penasaran, aku keluar.
Banyu. Yang memanggilku Banyu. Ada apa, kenapa malam-malam dia menemuiku.
"Ada apa?" Tanyaku.
Dia tidak menjawab pertanyaan ku, tapi, dia menyodorkan kantong keresek kearahku.
"Apa ini?" Tanyaku lagi.
"Kamu kan capek, ini buat kamu"
Aku meraihnya dan mencoba melihat apa isi di dalamnya. Namun, belum sempat ku lihat, dia kembali berkata.
"Makan ya, abis itu, kamu pergi tidur, jangan gadang"
Aku melongo, menatapnya heran.
Dia kembali berkata.
"Selamat malam Michella"
"Selamat malam Banyu" jawabku.
Yeay! Ga kerasa ya tulisan ku yang satu ini sudah sampai chapter ke-15. Terima kasih kepada semua pembaca, yang sudah meluangkan waktu kalian untuk membaca cerita tidak sempurnaku selama KKN hehehe.
Oya, aku juga mau mengucapkan terima kasih, kepada semua teman-teman KKN ku yang masih tetap bisa berkomunikasi meskipun sudah tidak bersama-sama lagi, dan masih saling menjaga silaturahmi.
Terima kasih karena membantuku dalam menyusun tulisan ini. Terima kasih karena telah membantuku mengingat beberapa kejadian yang tanpa sengaja aku lupakan.
Love you all!
Jangan lupa vote, komentar juga promosiin cerita ini ya!
Salam literasi! Salam KKN71! "Karena susah sinyal, kita bersama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN?
AdventureApa hal yang melintas dalam pikiran kalian, ketika mendengar KKN? Tinggal disuatu kampung atau desa? Susah sinyal? Cinta lokasi? atau beberapa hal lainnya? Ini adalah kisah KKN milikku, bukan milikmu. Aku akan mengajak kalian masuk dan mengikuti alu...