Akhirnya, kita sampai di tempat tujuan. Setelah itu, kita langsung menempati sebuah rumah tinggal, yang ruangannya cukup besar untuk ditinggali 20 orang. Rumah ini memiliki 5 kamar, dan 4 kamar ini dikhususkan digunakan oleh perempuan. Jadi 1 kamar terdiri dari 3 orang. Sementara laki-laki menempati 1 kamar yang entah diisi oleh berapa orang, sisanya tidur diruang tamu atau pun di ruang tv, karena kita berpikir bahwa toh nantinya laki-laki tetep aja tidur di luar juga, ga mungkin mau di kamar yang pastinya panas. Seperti biasa, perempuan akan berebut memilih kamar dan juga pasangan tidurnya, kalau aku sih bisa tidur sama siapapun. Lalu, setelah selesai, kita sepakat untuk pergi ke pantai, berhubung sudah sore, kami berencana untuk menikmati senja disana, ditemani oleh gitar, kami ingin menikmati suasana pantai sambil bernyanyi, dan tentunya kami juga akan berdiskusi disana, di pantai, supaya kami memperoleh ide-ide baru untuk diterapkan jika kami nanti sudah kembali ke posko.
Setelah sampai pantai, kita sibuk dengan aktivitas masing-masing, misalnya aku yang saat ini sedang menikmati indahnya suasana pantai menjelang senja.
Aku duduk di bibir pantai, merasakan setiap hembusan angin menerpa wajahku. Beberapa teman ku ada yang mulai berkenalan dengan air, perlahan-lahan mereka membasahi kaki mereka dengan air laut, bahkan Aurel dengan sengaja membiarkan air laut menguasai 30% tubuhnya. Aku juga ingin seperti itu, tapi, aku terlalu malas untuk membersihkan baju setelahnya. Jadi, cukup ku nikmati saja dari sini.
Aku mengeluarkan ponselku, untuk mengambil beberapa gambar, yang tentunya akan ku abadikan hingga nanti kelak.
Senja sudah mulai mengubah warna langit, begitupula dengan perasaan ku. Perlahan tapi pasti, aku semakin merindukan Arthur. Dimana dia, sedang apa, apakah dia merindukan ku? Perasaan ku semakin bergejolak, hingga tanpa sadar, ternyata sudah ada Banyu di sampingku.
"Kamu kenapa?" Tanyanya. Aku terdiam, lalu menggelengkan kepalaku.
"Yakin?" Tanyanya lagi.
"Iya" aku menjawab dengan lirih.
"Oya, Rama nyariin kamu tuh" ucapnya.
"Really?"
"Iya"
"Ada apa?" Tanyaku pada Banyu. Kini giliran dia yang menggelengkan kepalanya, sial. Dia membalasku. Aku segera bangkit dari posisi nyaman ku, juga membersihkan celanaku dari pasir-pasir pantai yang menempel. Lalu berjalan menuju Rama.
"Ada apa Ram?" Tanyaku, sambil berjalan mendekatinya.
"Dari tadi dipanggilin baru nyaut" jawabnya ketus.
"Sorry, ada apa?" Tanyaku lagi.
"Kita kelupaan bawa gitar dipenginapan. Kamu sama Ihdan tolong bawa gitar itu ya" pintanya, dalam hati aku menggerutu, kenapa harus aku sih yang bawa gitar, kan masih ada teman-teman yang lain, dan seharusnya kan yang ambil itu bagian logistik. Apa di pantai tugas kita tidak berlaku ya? Hm, sudahlah, aku mengangguk saja, lalu menghampiri Ihdan. Namun tiba-tiba Banyu berbicara.
"Dan, biar sama aku aja"
Namun sebelum Banyu mengambil alih tugas Ihdan bersamaku, Rama mencoba untuk menghentikannya.
"Gausah bang, biarin Riri aja"
"Tapi" jawaban Banyu terpotong, karena Ihdan menarik tangan ku untuk segera bergegas pergi. Aku tertarik begitu keras, hingga aku berani melepaskan pegangan Ihdan yang begitu kuat padaku.
Ihdan mengambil alih kembali tangan ku, sampai di parkiran.
"Kamu kenapa sih Dan? Salah aku apa?" Tanyaku, mencoba berteriak, tapi air mataku keluar lebih dulu.
"Sorry Ri sorry banget, aku gaada maksud gitu" jelasnya, aku tahu dia meminta maaf sangat tulus, aku juga penasaran, hal apa sih yang mendasari dia melakukan ini kepadaku.
"Yaudah, lalu kenapa?" Tanya ku sedikit memaksa.
Ihdan merenung, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.
Lalu.
![](https://img.wattpad.com/cover/144339612-288-k26277.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN?
AdventureApa hal yang melintas dalam pikiran kalian, ketika mendengar KKN? Tinggal disuatu kampung atau desa? Susah sinyal? Cinta lokasi? atau beberapa hal lainnya? Ini adalah kisah KKN milikku, bukan milikmu. Aku akan mengajak kalian masuk dan mengikuti alu...