20

3.2K 90 3
                                    

Setelah kejadian itu, teman-teman laki-laki membawaku ke posko perempuan, tidak lupa dengan boneka yang sedari tadi masih ku peluk. Minions ini benar-benar menjadi pelindungku Arthur, terima kasih.

Di posko perempuan, tiba-tiba semua menjadi heboh. Mereka mengelilingiku. Mendengarkan cerita yang disampaikan beberapa anak laki-laki, termasuk juga memberikan ku saran dan masukan.

Baiklah, nanti aku akan minta maaf pada Rama. Mungkin Rama terlalu mengkhawatirkan ku.

Ketika keadaan mulai membaik, mereka kembali pada kegiatan masing-masing. Sementara aku masih diam duduk diatas tempat tidurku. Memandangi minion dan sepucuk surat.

Aku membacanya. Dan, isinya sudah kalian ketahui. Sekali lagi, aku mau bilang terima kasih Arthur, karena kamu selalu jadi alasan aku tersenyum, meskipun hanya dalam bentuk surat.

***

Di posko laki-laki, pukul 19.10

Seperti biasa, kami melakukan makan malam bersama. Setelah makan malam selesai, kami melakukan hal diskusi malam seperti biasanya.

Kami membahas mengenai persiapan acara penyambutan besok. Beberapa hal telah disampaikan oleh Rama, Milly dan juga Debbo. Selaku ketua, sekretaris dan juga bendahara.

"Ada pertanyaan? Atau ada yang ingin disampaikan" ucap Milly.

Aku menaikan tangan ku. Lalu berucap.

"Saya"

"Ya, silahkan Chel"

"Baik, terima kasih, sebelumnya, maaf karena saya akan keluar dari topik pembahasan" mataku berkeliaran menatap mereka, dan berhenti dimata Rama. Lalu, kembali melanjutkan pembicaraan setelah mereka mengangguk.
"Saya, Riana Michella ingin meminta maaf kepada semuanya, khususnya kepada Rama akibat kejadian tadi siang. Saya tidak tahu, kalau ternyata disini ada peraturan, dimana kita tidak boleh keluar dari posko tanpa izin pada ketua. Sehingga saya begitu saja keluar setelah izin kepada Debbo, dan juga karena, Rama sedang tidak ada ditempat ketika kejadian tersebut, dengan sepenuh hati saya minta maaf" ucapku tertunduk.

Seseorang mendekat, lalu memelukku. Aku sempat menatapnya sekilas. Ya, dia Rama.

"Aku memaafkan mu Michella, maafkan pula jika aku tadi membentakmu. Aku hanya tidak ingin kau kenapa-kenapa, begitu pula dengan yang lainnya. Aku merasa bahwa kau itu adalah keponakan ku, yang ada dikampung sana" bisiknya ditelingaku. Tiba-tiba merekapun memeluk ku, memeluk kami berdua. Momen ini tidak akan pernah aku lupakan.

***

Hari selasa, adalah hari penyambutan. Tidak ada banyak aktivitas yang kami lakukan selain mendengarkan beberapa sambutan yang dilakukan oleh kepala desa dan beberapa perwakilannya.

Hari rabu dan kamis menjadi hari yang panjang bagi kami. Karena, pada hari itu, kami melakukan kunjungan ke semua kepala dusun di dusunnya masing-masing. Perjalanannya pun cukup jauh. Dengan rintangan yang menantang. Tapi, aku menikmati proses tersebut. Karena ada Banyu yang menemaniku. Dia sengaja bilang kepada semua teman ku yang lain, kalau hanya Banyu yang boleh bonceng aku. Hm.

Disetiap dusun, kami selalu dijamu oleh makanan-makanan khas sana. Beberapa teman ku memang bukan asli Jawa Barat, sehingga mereka sangat menikmati sajian yang dihidangkan disana. Mereka mencoba ini dan itu, hingga perut mereka menolak untuk makan lagi.

Selain kunjungan, kami juga mengikuti beberapa pengajian. Untuk pengajian anak laki-laki aku tidak tahu dimana tempatnya. Tapi, pengajian anak perempuan diadakan didusun terdekat dengan posko kami.

Seperti hari kamis, malam jumat. Kami anak perempuan dan laki-laki, shalat magrib dan isya dimesjid dekat posko kami, lalu dilanjutkan dengan pengajian. Sehingga sering kami sebut kalau KKN itu bukan singkatan dari Kuliah Kerja Nyata, melainkan Kuliah Kerja Ngaji haha.

KKN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang