Setelah sesi foto bersama selesai, kami kembali ke aktivitas masing. Beberapa orang ada yang membereskan peralatan bekas seminar, ada juga yang foto-foto. Aku ikut membereskan terlebih dahulu, setelah itu aku mengeluarkan ponselku untuk berfoto dengan latar belakang banner seminar. Tiba-tiba seseorang menarikku, merangkulku, lalu berkata.
"Rey, fotoin gua dong sebentar" ucapnya.
Ternyata, orang itu adalah Banyu. Ia menyuruh Rey untuk memotret kami berdua.
"Okey, siap" jawabnya.
Lalu, cekrek.
"Nih, bagus ga bos?" Tanya Rey sambil menunjukan foto tadi.
"Good job, thank you brother!" Ucapnya sambil memeluk dan menepuk-nepuk punggung Rey.
Belum sempat aku berkata, Banyu sudah meninggalkan aku, ia kembali membereskan barang-barang yang masih berantakan.
Hm, yasudahlah. Aku melanjutkan langkahku untuk menemui Demi, Trisal dan Debbo.
"Nih, titipan kamu" ucap Debbo.
"Apa ini?" Tanyaku. Debbo memberikan sebuah makanan berkuah dalam sebuah plastik.
"Seblak, cuma ada itu sih" jelasnya. Oya, seblak itu adalah sebuah makanan berkuah yang isinya itu bisa beberapa macam, misalnya, bakso, kerupuk, cilok, mie, tahu, ceker, sayap, sayuran, dll. Dan, seblak ini akan lebih mantap jika dimakan saat panas dan pedas. Sebab, kalau tidak panas atau pedas, itu hanya akan menjadikannya hambar, dan kurang berasa, menurutku sih.
(Source by Instagram @seblakmelintir)
"Oya, gapapa, berapa?" Tanyaku. Lalu setelah itu, kami langsung membuka makanan itu dan memakannya, disebuah tempat, yang biasa digunakan untuk posyandu.
"Gila, pedes banget nih seblak" ucapku, sambil menyeka keringat yang bercucuran serta menggerakan kipasku. Padahal, aku baru memakan sedikit seblak itu.
"Woy bagi dong" tiba-tiba anak laki-laki datang, termasuk Banyu.
"Sini-sini, bantuin makan, ini kebanyakan" ajakku. Lalu, mereka mendekat. Dan mulai makan bersama-sama. Kebersamaan ini tidak akan pernah terulang kembali. Jika kami sudah kembali ke kota, mungkin hal-hal sederhana seperti ini tidak akan pernah kembali, dan akan sangat ku rindukan.
***
Setelah seharian tadi berkeringat karena ada acara, ditutup dengan makan seblak yang menyebabkan keringat ku semakin banyak bercucuran. Akhirnya aku memutuskan untuk mandi dan beristirahat.
Setelah semua wangi, maksudku semua anak posko perempuan telah mandi. Seperti yang telah direncanakan oleh Aurel tadi, kita mengadakan sesi curhat.
Disini, diforum diskusi ini, kami saling bertukar cerita. Mengenai pandangan kami terhadap laki-laki yang satu kelompok dengan kami, ada atau tidaknya orang yang disukai, hingga ke pasangan masing-masing.
"Eh, balik lagi dong ke ada atau tidaknya orang yang disukai" ucap Aurel.
"Haha, emang kenapa sih? Kamu ada yang disukai?" Tanya Ashila.
"Nggaklah, gua kan dah punya pacar" jawab Aurel.
"Lalu?" Sambung Mbak Arrinda.
"Denger-denger nih yaaa, ada yang bakalan cinlok disini" ucap Aurel.
"Hah? Siapa?"
"Iya siapa sih?"
"Emang ada ya?"Begitulah kira-kira pertanyaan dari kami yang begitu penasaran, termasuk aku.
"Hayooo, yang ngerasa diem aja nih" ucap Aurel sambil melirikku.
"Hah?" Aku kebingungan.
"Heem, kamu lagi deket sama Banyu kan?" Tanyanya lagi.
"Eh, iya sih, cuma deket-deket biasa aja ko" jelasku.
"Aku juga penasaran nih, gimana sih Banyu itu orangnya" sambung Yoo Na.
"Hayo, penasaran juga" sambung Debbo.
"Hm, setahu gua nih ya, tapi ini terserah, balik lagi ke elu" ucap Aurel.
"Kitakan satu suku ya, otomatis kita ada grup gitukan dikampus. Nah, beberapa dari teman ku pernah bilang, katanya, dia itu banyak ceweknya" sambungnya lagi. Aku terkejut mendengarnya."Gua boleh ngomong ga?" Tanya Yoo Na.
"Tentu" ucap kami serempak.
"Sorry ya Chel, gua baru bilang sekarang" jelasnya. Aku mengangguk.
"Jadi gini, sebelum KKN dimulai, dia pernah chat gua, terus ya gitulah layaknya orang yang mau PDKT, cuma sebelum itu, gua tanya-tanya dulu sama temen gua yang emang sejurusan sama dia" jelasnya.
"Terus-terus" ucapku penasaran.
"Temen-temen gua bilang 2 hal, positif dan negatif"
"Apa tuh?"tanyaku.
"Positifnya dulu dong" ucap Trisal.
"Ah enakan negatifnya dulu" sambung Debbo."Oke, oke, sabar" jawab Yoo Na. Akhirnya kami diam, lalu memasang muka serius untuk mendengarkan kelanjutannya.
"Positifnya, dia tajir. Negatifnya, dia pemain" jelasnya. Ekspresi muka kami berubah menjadi aneh, tiba-tiba bagus, lalu berubah lagi menjadi buruk.
"Bentar, pemain gimana maksudmu?" Tanyaku.
"Narkoba, wanita, minuman atau apa?" Tanyaku."Wanita" jawabnya.
Untuk beberapa saat, kami terdiam. Lalu, Debbo mulai bersuara.
"Sebenarnya, aku juga pernah di chat sama dia, tapi, aku cuekin, soalnya, ya kalian tahu sendirilah, aku kan udah punya pacar haha" jelasnya lalu tertawa.
Aku semakin terdiam.
"Nah, akhirnya kebongkar sendirikan. Aku cuma mau kamu hati-hati Chel" jelas Aurel.
"But, semua keputusan ada dikamu" sambungnya lagi."Terima kasih guys, terima kasih karena telah memberitahuku. Aku akan berhati-hati sekarang" jawabku. Aku bersyukur, karena diberikan teman yang begitu peduli kepadaku, tapi, aku juga tidak bisa begitu saja percaya kepada mereka yang baru aku kenal, aku juga harus memberikan kesempatan yang sama untuk Banyu. Biar waktu saja yang mampu membuktikan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN?
AdventureApa hal yang melintas dalam pikiran kalian, ketika mendengar KKN? Tinggal disuatu kampung atau desa? Susah sinyal? Cinta lokasi? atau beberapa hal lainnya? Ini adalah kisah KKN milikku, bukan milikmu. Aku akan mengajak kalian masuk dan mengikuti alu...