Banyu berlalu, begitupun dengan aku. Aku masuk ke dalam posko. Lalu, membuka isi yang ada di dalam kantong keresek berwarna hitam tersebut. Ternyata isinya adalah sebuah roti, yang cukup besar. Keripik dengan ukuran besar juga, susu dan satu buah es krim.
"Oh I need this" gumamku.
Aku memang lebih suka kudapan dari pada harus makan nasi banyak-banyak. Ku keluarkan semua dari keresek, lalu ku panggil teman-teman ku.
"Girls, ada yang mau ga?" Tanyaku.
Teman-teman ku yang ada di kamarku, serta di kamar ruang tamu muncul perlahan, lalu kami berkumpul didepan tv.
"Bagi dong" ucap Debbo.
"Mau dong, aku buka yaaaa!" Rengek Rita. Oya, ngomong-ngomong, aku sama Rita belum terlalu dekat, yang aku tahu dia lahir 1 hari setelah aku. Ya kami hanya beda beberapa jam saja. Dia berasal dari Kuningan, jurusan Biologi.
Aku mengangguk, meng-iya-kan dan lalu berkata.
"Tapi, es krimnya buat ku saja ya"
Mereka meng-iya-kan mau ku. Tiba-tiba lampu mati, ketika seseorang menyalakan televisi. Sontak kami semua berteriak bersamaan.
"Siapa sih yang nyalain tv?" Tanya Trisal.
"Saya" jawab seseorang, aku tahu pasti siapa orang itu.
"Mbaaaak!!!!" Teriak beberapa orang meneriaki Mbak Arrinda. Mbak yang satu ini memang ada-ada aja, selalu saja menjadi bahan amarah. Maafkan kami mbak. Jangan sakit hati ya.
"Rel, lu nyalain lampu gih" pintaku.
"Ah elu mah, giliran nyalain lampu nyuruh gua. Yauda iya" gerutunya.
"Haha, lagian salah siapa punya badan tingginya kebangetan haha" jawabku, beberapa teman-teman ku ikut tertawa.
Malam ini, aku dan yang lainnya menghabiskan malam dengan memakan kudapan serta saling bercerita satu sama lain untuk mendekatkan. Tidak terasa, kini telah lewat tengah malam. Beberapa orang ada yang menguap, namun beberapa orang juga masih ada yang kuat, mereka malah menambahkan kudapan lagi, mengeluarkan makanan yang mereka bawa dari kopernya masing-masing.
***
Fajar telah menyingsing. Antrian mandi pagi pun sudah dimulai, hari ini, aku telah berpesan kepada yang lainnya akan mandi paling awal, karena harus menghubungi beberapa kepala dusun. Juga Trisal.
Pukul 5 aku sudah siap dengan make-up natural yang bertengger diwajahku. Lalu, mengambil satu kotak susu low fat rasa coklat. Aku memang sedang diet ketat. Makanan yang akan ku makan, sangat ku perhatikan. Sebelumnya, aku sangat rajin berenang, lari juga zumba, setiap harinya. Biasanya, hari Senin dan Kamis aku menyempatkan untuk berpuasa. Selasa, lari. Rabu renang, Jumat zumba dan Sabtu Minggu libur. Namun, sepertinya saat KKN aku akan sangat kesulitan dalam melancarkan misi dietku. Karena, disini tidak ada kolam renang. Ada sih, cuma perlu waktu setengah jam untuk sampai kolam renang.
Sambil menyesap susu low fat yang ku bawa dari dalam koper. Aku duduk ditembok samping kolam ikan, menikmati udara pagi, seraya menjernihkan pikiran.
Masih belum banyak orang-orang yang berkeliaran disini, ku rasa mereka masih berkutat dengan aktivitasnya di dalam posko.
***
Pukul 6.
"Ri!" Teriak seseorang dari posko perempuan. Pagi itu, aku tidak sedang mengenakan kacamata, karena fyi, aku adalah seorang perempuan berkacamata, mataku minus 1 dan 1 1/4. Aku menyipitkan mataku, untuk memastikan siapa yang memanggilku.
"Ri!" Dia berteriak kembali. Ternyata itu adalah Trisal. Aku bangkit dari tempat dudukku. Lalu menghampirinya.
"Apa sal?" Tanyaku.
"Udah dihubungi belum?" Tanyanya.
"Belum, lagian masih jam segini kan"
"Hey! Ingat, ini itu desa, bukan kota. Mereka sudah bangun dari beberapa jam yang lalu, trust me!" Jelasnya.
"Memangnya ga ganggu ya?"
"Nggak ko"
"Yauda, aku coba ya"
Trisal mengangguk. Aku kembali melangkahkan kakiku ke pinggiran kolam. Entah kenapa, aku rasa ada daya tarik tersendiri untuk duduk disini.
Aku membuka catatan ku yang sedari tadi ku bawa. Catatan itu merupakan bawaan dari kampus, sebagai ATK KKN. Disana, aku menuliskan berbagai hal-hal penting tentang KKN, misalnya saja beberapa nomor penting orang-orang desa sini. Ya, karena tugasku kan sebagai humas.
Aku mencoba menelpon beberapa nomor yang harus ku hubungi.
Dusun pertama yang ku hubungi ternyata nomornya tidak aktif. Lalu, giliran yang kedua, syukurlah yang ini tersambung.
"Hallo, assalamualaikum" sapaku.
"Waalaikumsalam"
"Mohon maaf mengganggu waktunya pagi-pagi bu, sebelumnya, saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Riana Michella dari kelompok KKN71. Apa ini benar dengan nomor bapak Adnan Kepala Dusun?"
"Iya betul, ada apa ya?"
"Bapaknya ada?"
"Ada, bapak lagi dibawah, tadi pamit mau beresin rumput sekalian buang air besar"
Astaga kenapa dijelasin sih, mana posisiku sedang minum susu kan..
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN?
AventuraApa hal yang melintas dalam pikiran kalian, ketika mendengar KKN? Tinggal disuatu kampung atau desa? Susah sinyal? Cinta lokasi? atau beberapa hal lainnya? Ini adalah kisah KKN milikku, bukan milikmu. Aku akan mengajak kalian masuk dan mengikuti alu...