Apa hal yang melintas dalam pikiran kalian, ketika mendengar KKN? Tinggal disuatu kampung atau desa? Susah sinyal? Cinta lokasi? atau beberapa hal lainnya?
Ini adalah kisah KKN milikku, bukan milikmu. Aku akan mengajak kalian masuk dan mengikuti alu...
Keluargaku hanya sebentar saja mengunjungiku diposko, karena, mereka masih ada tujuan yang lain. Setelah itu, mereka kembali melakukan perjalanan.
Setelah orangtua ku kembali, hanya berbeda beberapa menit saja, orangtua Debbo datang, untuk berkunjung.
***
Keesokan harinya.
Hari Senin ini adalah hari dimana kami diundang kesebuah Sekolah Dasar, tepat didepan rumahnya bapak kepala desa.
Disana, seperti biasa, kami mengunjungi ruang guru terlebih dahulu, untuk memperkenalkan diri lalu berbincang-bincang mengenai program KKN.
"Oh ya, hari ini, kalian khususnya yang berasal dari jurusan bahasa inggris bisa mulai masuk ke kelas 4 ya. Juga, yang dari jurusan bahasa indonesia. Yang lainnya juga boleh ko ikut bantu-bantu" jelasnya.
"Siap bu, terima kasih, kami pamit masuk kelas dulu bu" jawab Trisal.
Lalu kami berpisah, beberapa orang membantu ke kelas bahasa inggris bersama Yoo Na, beberapa orang juga membantu ke kelas bahasa indonesia bersama mbak Arrinda dan Miku. Sementara aku, terkadang masuk ke kelas Yoo Na, juga ke kelas bahasa indonesia. Karena, pada dasarnya aku tidak memiliki kemampuan dasar untuk mengajar. Sehingga, aku hanya mengamati teman-teman ku yang sedang mengajar.
Beberapa anak kecil ada yang datang mendekat. Lalu berbincang-bincang dengan ku. Aku mengajak mereka untuk berfoto bersama.
"Say Cheese!" Ucapku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah beberapa jepretan didapat, mereka lalu mengerumuni ponselku, dan berkata.
"Mau liat kak"
"Kirimin dong kak"
"Minta nomor WA nya kak, biar dikirim lewat WA"
Memang menyenangkan bermain bersama anak-anak seperti mereka. Setidaknya, aku merasa, adikku ada disekitaran sini, dekat dengan ku.
Setelah ku kirim foto kepada mereka, mereka masih tetap bercengkrama dengan ku. Karena, mereka tidak diperkenankan membawa ponsel kesekolah.
Kami banyak bercerita. Mereka terkadang bertanya kepadaku, bagaimana rasanya menjadi seorang mahasiswi. Mereka juga ingin KKN seperti kami nantinya. Mudah-mudahan mimpi semua anak penerus generasi bangsa dapat tercapai. Doa kami menyertai kalian, adik-adik.
"Kak, ada instagram?" Tanya salah seorang siswi.
"Tentu, kalian tahu instagram?" Tanyaku. Mereka mengangguk yakin.