6

6.2K 163 0
                                    

Setelah kami sampai disebuah gedung dengan budaya yang sangat kental itu, tanpa ragu lagi, kami memasuki gedung tersebut, lalu mulai melangkahkan kaki menuju sebuah ruangan.

Kala itu, aku, Rama, Miku dan juga Trisal mendatangi sebuah ruangan yang penuh dengan meja berisi komputer, mesin printer dan beberapa lemari yang menyimpan arsip-arsip yang sudah tidak mampu ditampung lagi dimeja.

Miku memulai pembicaraan, dia bertanya kepada salah seorang laki-laki yang tengah berkutat pada komputernya.

"Permisi pak, mau nanya kalau kita mau survey ke tempat KKN itu harus pake surat pengantar atau tidak ya?" Tanyanya.

Untuk beberapa saat, laki-laki itu tidak menggubris pertanyaan dari Miku.

Lalu, ia memindahkan pandangannya, dari komputer menuju ke arah kami.

"Tidak perlu"

"Baik pak, terima kasih" setelah mendapat pernyataan seperti itu, Miku bergegas keluar. Lalu kami juga bubar, menuju parkiran.

Miku berjalan sendiri menuju kosannya, ia menolak ketika Rama ingin mengantarnya. Sementara itu, aku Rama dan Trisal melanjutkan perjalanan.

"Aku balik dulu ya!" Ucapku agak berteriak ketika hendak pergi meninggalkan Trisal dan juga Rama.

"Oke, hati-hati!" Jawab Trisal

"Hati-hati Michella!" Jawab Rama.

***

Dirumah.

Tidak ada banyak aktivitas yang aku lakukan saat ini.
Setelah merasa lebih segar, karena baru saja selesai mandi, aku berjalan menuju ruang keluarga dimana ada mama, papa dan juga adikku yang tengah berkumpul bersama, bercengkrama, bercanda bersama, juga menonton tv bersama, tapi, biasanya tv hanya sebagai pelengkap saja.

"Ma, pa" ucapku.

"Ya sayang" jawab papa.

"Riri mau bicara nih"

"Bicara aja sayang"

"Besok, teman-teman Riri mau pergi survey ke lokasi KKN, Riri boleh ikut?" Aku bertanya sangat hati-hati, dengan pilihan kata terbaik.

"Pake apa kesananya?" Tanya mama.

"Pake motor ma"

"Kamu jangan ikut ya" bujuk mama.

"Tapi kenapa?"

"Pokoknya mama bilang jangan ya jangan!"

"Iya, apalagi pake motor, lokasi KKN kamu itu sangat jauh! Papa tidak setuju!"

"Baik pa, ma, Riri ga akan ikut" aku tertunduk, lalu bangkit dari kursi yang sedari tadi ku duduki. Seraya memainkan jemariku di atas ponsel kesayangan.

Aku membuka applikasi pesan yang sedari tadi bunyi.

"Guys, maaf, besok aku benar-benar tidak bisa ikut"

Rama merespon pesanku.

"Yauda, gapapa Ri, besok kita pasti share di grup ko"

Lalu, ku matikan ponselku, dan ku rebahkan tubuhku di atas tempat tidur yang cukup luas.

***

Keesokan harinya. Aku bangun sekitar pukul 6.30, hari itu aku sedang tidak bisa menunaikan ibadah seperti biasanya, jadi wajar saja kan jika aku bangun agak siang.

Saat, aku menyalakan ponsel, begitu banyak notifikasi yang masuk. Ternyata itu notifikasi dari Arthur, Grup KKN, dll.

Oya, perlu kalian ketahui, aku tengah didekati oleh seorang laki-laki yang bernama Arthur, seorang laki-laki yang pernah kuliah S2 di ITB. Sudah beberapa kali dia berkunjung kerumahku, mengajakku bermain bersama, seperti misalnya nonton, makan, jalan, dan lain-lainnya.

Aku merasakan kenyamanan yang begitu dalam ketika bersamanya, dia lelaki yang baik, sopan, taat beribadah, dan tentunya pintar.

Jika boleh aku bercerita tentangnya, aku sungguh ingin menceritakan segalanya tentang dia, tapi, ku rasa ini ide yang buruk, karena hanya akan membuatku malas untuk mengikuti kegiatan KKN dan pergi meninggalkannya.

Hari ini, aku tidak memiliki kegiatan apa-apa berhubung aku juga tidak ikut kegiatan survey bersama teman-teman KKN.

Ketika aku buka notifikasi yang masuk dari Arthur, aku merasa sangat terkejut.

"Ri, aku sudah ada didepan rumah. Keluarlah, kita cari sarapan bersama"

Aku terkejut membaca isi pesannya. Lalu, dengan segera aku menuju kamar mandi, dan bersiap untuk menemuinya. Sebelumnya, telah ku beritahu mama untuk menemui Arthur terlebih dahulu.

20 menit kemudian.

"Hey Arthur!"

KKN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang