Setelah melakukan sosialisasi atau presentasi di sekolah, kami kembali ke posko.
Aku dan teman-teman perempuan sedang melakukan perbincangan yang cukup serius di posko perempuan, kami berbicara mengenai jadwal cuti yang belum pernah kami pakai untuk beristirahat dan pulang ke rumah kami tercinta. Hm, rasanya hari-hari sulit tanpa bantuan orang tua telah ku lalui, secara tidak sadar aku mulai terbiasa untuk hidup jauh dari orang tua di perantauan. Meski sesekali rindu selalu menghampiri.
"pokoknya, aku mau pulang selama 4 hari" ucap Debbo.
"aku juga" jawab Demi.
"aku juga dong, ni aku udah mulai packing pakaian" jelas Trisal sambil menunjukan isi ransel yang ia kemasi.
"kamu pulang kapan?" tanya Debbo sambil menatapku, aku menggeleng bingung.
"kalau nanti kita pulang bareng-bareng dalam jangka waktu yang cukup lama, berarti posko sepi dong?" tanyaku.
"jelas" jawab Trisal.
"emang gapapa ya?" tanyaku lagi.
"itu sih resiko, kan kita emang punya hak buat balik ke rumah" sambung Debbo.
"jadi siapa aja nih cewek yang bakalan pulang?" tanyaku.
"Aku, Trisal, Yoo Na, Ashila sama Icha, tapi Demi, Aurel sama Mbak Ar baliknya hari ini, terus Rita sama Milly besoknya deh"
"wait, berarti disini cuma ada satu orang dong nanti?" tanyaku.
"hah?"
"coba ingat-ingat" ucapku.
"saya belum disebutin sama Debbo tadi" tiba-tiba Yuni bersuara. Oya, Yuni satu-satunya orang yang paling awet ngobrol, jarang ikut campur kalau lagi ada perbincangan, dan dia selalu nempel sama Demi, katanya sih mereka satu sekolahan dulu.
"aduh, I'm so sorry" ucap Debbo.
"jadi, kamu gaakan pulang?" tanyaku.
"pulang ko, aku bareng sama Yuda nanti" jelas Yuni.
"apa Yuda?" tanya Debbo, sementara Yuni hanya mengangguk.
oke baiklah, sepertinya aku juga harus mulai packing, namun tiba-tiba ada suara ketukan yang disertai dengan suara yang memanggil namaku.
"siapa?" tanyaku dari dalam. Namun, mungkin orang tersebut tidak mendengar suaraku, sehingga ia mencoba untuk masuk ke dalam, dan beberapa wanita yang ada di dalam sontak berteriak histeris, karena, pada saat itu, kami sedang tidak memakai hijab. Aku bergegas keluar untuk meredam gejolak yang sedang terjadi di posko.
"ada apa?" tanyaku pada seseorang yang tengah memunggungiku.
"keluar yuk"
"kemana?" ia tidak menjawab, hanya menarik tanganku. Aku mengikutinya. Ternyata ia membawaku kembali keatas, tempat dimana kami bisa melihat semuanya.
"kenapa kamu ajak aku kesini lagi?" tanyaku.
"gapapa, aku hanya ingin menikmati semilir angin yang menerbangkan dedaunan kering yang sangat rapuh" aku terkekeh dibuatnya.
"ppptt, apaan sih so puitis banget"
"haha, kamu mau ambil cuti kapan?" tanyanya mendadak serius.
"hm, oya aku belum telpon papa buat minta jemput besok"
"gausah, kamu pulang bareng aku saja"
"tapi, aku mau kabarin orang tua ku dulu"
"gausah!" ucapnya dengan penuh penekanan.
"Banyu, jangan menentangku"
"aku bilang gausah ya gausah, kamu ko bebal banget sih, besok kamu pulang sama aku, aku yang anterin kamu ke rumah, bilang sama papa kamu, papa gausah repot-repot dan capek-capek biar Banyu yang antar, nurut dong!"
"aku ga bisa, aku harus dengerin apa kata orang tua, bukan apa kata kamu, emang kamu siapa hah?!"
Banyu mendekatkan bibirnya pada milikku. Astaga, apa-apaan dia. Dengan tenangnya dia hendak menciumku seperti itu. Dasar, menjijikan. Aku mendorongnya cukup kuat.
"kamu cerewet sekali" jelasnya.
"kamu kasar!"
"kamu ga sopan!"
setelah berkata seperti itu, aku melarikan diri, menjauhi dirinya, dan pergi begitu saja. Entahlah dengan apa yang dia lakukan saat ini, aku sungguh membencinya.
HELLO READERS, WHO READ WITHOUT VOTE, AND WITHOUT LEAVE THE COMMENT ALSO, MAAF BARU BISA RUTIN UPLOAD LAGI. SAYA MOHON UNTUk TETAP SELALU SETIA MENUNGGU LANJUTAN DARI CERITA INI YA.
TOLONG SELALU DIINGAT, BAHWA CERITA INI 80% REAL DAN 20% IMAJINASI, JADI JANGAN TERLALU SERIUS DALAM MEMBAYANGkAN "APA BAGIAN INI BENAR-BENAR TERJADI ATAU TIDAk YA"
WHY I ALSO PUT SI IMAJINASI DISINI? SEBAB, INI CERITA SEMI FIkSI, JIkA HANYA CERITA FAkTANYA SAJA, PASTI BAkALAN kURANG GREGET. JADI IMAJINASI SAYA DISINI HANYA SEBAGAI BUMBU PELENGkAP CERITA INI.
PLEASE BE SMART READERS!

KAMU SEDANG MEMBACA
KKN?
مغامرةApa hal yang melintas dalam pikiran kalian, ketika mendengar KKN? Tinggal disuatu kampung atau desa? Susah sinyal? Cinta lokasi? atau beberapa hal lainnya? Ini adalah kisah KKN milikku, bukan milikmu. Aku akan mengajak kalian masuk dan mengikuti alu...