17

3.3K 93 2
                                    

Setelah ku telepon beberapa dusun yang ada di desa ini. Dari 6 dusun; 2 dusun tidak dapat dihubungi, 2 dusun tidak dapat ditemui hari ini, maka sisanya 2 dusun akan kita temui hari ini.

Setelah mendapatkan laporan, aku memberitahu Trisal dan setelah itu memberitahu Rama.

Karena 2 dusun tadi dapat ditemui pada waktu yang bersamaan. Yaitu setelah duhur, maka aku kembali menginformasikan bahwa hari ini, hanya akan dilakukan satu kunjungan saja terhadap satu dusun.

Setelah sarapan, kami segera bersiap untuk kunjungan. Ya seperti yang kalian ketahui, bahwa jarak dari dusun yang satu ke dusun yang lain itu sangatlah jauh, bagiku sih, jika bagimu tidak, mungkin kamu terlalu kejauhan mainnya.

Sebagai seorang anak manajemen nih ya, aku menyusun strategi, mengatur waktu agar tahu kapan kita sampai disana. Setelah banyak perhitungan, belum lagi karena kita belum tahu mengenai kondisi perjalanan dan letak rumah Kepala Dusunnya, maka akhirnya, kami memutuskan untuk berangkat pukul 11. Kenapa kita ambil pukul 11? Karena, perjalanan jauh, dan supaya ketika sampai kita tidak terlambat, mengenai urusan ibadah. Kita bisa ibadah dimanapun, asalkan bersih dari najis.

***

Pukul 11.

Saat ini, semua tengah siap. Kami sudah berada di atas motor. Ada yang bonceng berdua, ada yang bonceng bertiga. Itu, dikarenakan, ada beberapa anak yang tidak membawa kendaraan sepertiku. Aku kan di antar orangtua, wajar dong.Untungnya disini tidak ada polisi yang berkeliaran dan siap menilang kami ketika kami bonceng bertiga.

Aku diboncengi oleh Edward. Entah bagaimana ceritanya aku bisa satu motor dengan dia. Yang pasti, pikirku, aku tidak mau bonceng bertiga dengan yang lain, ya aku sih sadar diri, makanya aku pilih Edward, dia juga kan memiliki tubuh yang 'lumayan' besar, he he he. Selain itu, karena jika bonceng bertiga itu posisinya sungguh tidak menyenangkan. Coba deh kalian bayangin. Jika kalian duduk di posisi ke dua atau di tengah kalian duduknya pasti nempel banget sama yang depan kan? Aduh, ga deh ga banget, big no!!! Dan, jika kalian duduk di posisi ketiga atau yang paling belakang, aku ada sedikit ketakutan sih macam fobia gitu. Jadi, lebih baik, aku cari aman aja.

Pada saat itu, aku tidak melihat Banyu. Aku gatau dia sedang berada satu motor dengan siapa. Apakah ia yang mengendarai motor, atau apakah ia dibonceng oleh seseorang. Ah sudahlah, kenapa juga aku harus bayangin Banyu.

***

Diperjalanan, Edward yang memang anak touring, dia bertindak sebagai leader. Memimpin perjalanan kami menuju kedusun tersebut. Dia sering memberikan sinyal-sinyal kepada pengendara lainnya di belakang, yang entah itu apa aku tidak memahaminya.

Selama perjalanan, tidak ada banyak hal yang aku perbincangkan, sebab, aku adalah perempuan yang tidak senang berbicara ketika mengendarai motor. Kenapa? Karena, aku tidak bisa mendengar secara jelas apa yang mereka katakan, dan itu menyebabkan aku harus sedikit mencondongkan tubuhku kedepan untuk mendengar secara jelas. Oh tidak! Lagi pula, aku senang menikmati perjalanan diatas motor, merasakan hembusan angin yang mengenai wajahku.

Kira-kira setengah jam kita sampai ditempat yang dituju, di dusunnya, bukan di rumah Kepala Dusun.

Mungkin sekitar 20 menit, kami menemukan rumah Kepala Dusunnya. Disana kami berbincang-bincang mengenai potensi apa yang dimiliki dusun ini dan lain-lain.

KKN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang