"We're tryin to keep you safe" jelasnya. Aku sangat tidak mengerti apa yang dijelaskan Ihdan.
"Maksudnya apa?" Tanyaku.
"Debbo tadi ga sengaja, ngeliat postingan Banyu"
Spontan saja, aku langsung meraih ponselku. Lalu mengecek postingan Banyu, yang dimaksud Ihdan.
Aku masih mencoba men-scroll time line ku, tapi aku tidak menemukan apapun disana.
"Sudah, kamu naik dulu. Nanti ku jelaskan" jelasnya yang tiba-tiba saja, kini dia sudah menaiki motornya. Aku mengangguk. Memasukan ponselku kedalam saku celana, lalu memegang pundak Ihdan untuk membantuku menaiki motor besarnya.
"Ready?" Tanyanya.
"Ya" jawabku simple.
Motor yang kami gunakan mulai melaju, Ihdan menambah kecepatannya. Ihdan terus menerus menambah kecepatan motornya, sehingga membuat aku mau tidak mau harus menunduk dan memegang pinggangnya erat-erat.
"Sorry-sorry, kebiasaan" jelasnya.
Aku hanya diam dan mengeplak helm yang sedang ia gunakan. Sementara dia cengengesan, dan melambatkan kecepatannya.
"Jadi gimana?" Tanyaku yang masih penasaran.
"Gini ri, tadi, Debbo lihat postingan Banyu. Postingannya itu botol minuman keras, yang dia bawa entah dari mana" jelasnya.
"Hah? Serius kamu? Ko aku ga liat ada postingan apapun dari Banyu ya?" Tanyaku.
"Kamu di hidden kali"
Jleb. Benar juga perkataan Ihdan, bisa sajakan?
"Terus, maksud kalian tryin to keep me safe apa?" Tanyaku kembali.
"Ya lu tau sendirilah orang mabuk gabisa kontrol dirinyakan? Gimana kalau kamu sampe diapa-apain sama dia? Hayoloh!"
Aku terdiam. Aku kembali mengingat percakapan teman-temanku dulu, perihal Banyu yang sering mempermainkan wanita.
Tidak terasa, akhirnya kami sudah sampai di penginapan. Ihdan bergegas masuk, lalu mengambil gitar. Sementara aku enggan untuk masuk ke dalam, aku masih saja terus memikirkan perkataan Ihdan. Apa benar Banyu seperti itu?
"Hayu ri, aku udah selesai nih" ucapnya, membuyarkan lamunanku.
Aku kembali menaiki motor milik Ihdan, menuju pantai tempat teman-temanku berkumpul. Pantai ini sangatlah sepi, seakan-akan menjadi pantai pribadi kami. Bahkan, untuk menemukan teman-temanku yang sedang berkumpul tidaklah sulit.
Ketika malam mulai datang, teman-temanku membentuk lingkaran. Ditengahnya dipasang lilin-lilin putih, untuk memberikan kami penerangan. Beberapa orang duduk melingkar, sepertiku, namun, ketika Banyu mendekat. Aku perlahan mundur, duduk di belakang bersama Rama yang sedang mengawasi kami. Diskusi malam ini dipimpin Yuda.
Tidak banyak yang kami bahas, selebihnya kami isi dengan nyanyi-nyanyi bersama.
Udara mulai berubah menjadi semakin dingin, membuat kami memutuskan untuk kembali ke penginapan.
~~~
Di penginapan, ketika beberapa orang tengah sibuk mempersiapkan makanan. Aku segera pergi ke kamar mandi, untuk membersihkan tubuh sebelum rebutan dengan yang lainnya.
Setelah bersih, aku kembali bergabung dengan beberapa teman-temanku. Menawarkan diri untuk membantu mereka. Tidak lama, makanan kami telah selesai. Karena kekurangan peralatan makan, kami makan bertiga-bertiga. Aku makan bersama Debbo dan Trisal.
Acara makan bersamapun telah usai. Setelah membereskan semuanya, kami memulai aktivitas kami masing-masing. Ada yang menonton TV, bermain UNO, bahkan ada yang sudah tertidur di kamarnya masing-masing.
Aku bergabung bersama Edward, kami berbincang banyak, entah itu tentang cinta, karir, dan banyak hal lainnya. Hingga tiba-tiba.
"Ri jalan yuk" ajak Edward. Aku terdiam sesaat, tepat setelah sebelah mata Edward berkedip penuh harap aku pun bangkit. Dan berkata.
"Hayuk"
Aku dan Edward bergegas ke luar penginapan. Ketika berada di halaman depan. Aku berpapasan dengan Banyu. Dia menatap Edward penuh rasa curiga.
"Mau kemana?" Tanyanya. Baru setengah membuka mulutku untuk menjawab pertanyaan Banyu, Edward menyambarnya.
"Pinjem dulu bentar ya bang, mau beliin susu buat idaman saya" jelasnya.
"Tapi kenapa harus riri?"
"Karena gaada wanita yang bisa seakrab ini dengan laki-laki selain riri"
"Oh" jawab Banyu sambil mendengus.Edward mengabaikannya, ia merogoh saku celananya. Mencari sesuatu. Ia terus mencari. Sampai kembali masuk ke dalam.
Aku mengikutinya.
"Kamu nyari apaan si?" Tanyaku penasaran.
"Kunci" jawabnya simple.
"Kunci apa?"
"Motorlah"
"Hah? Kunci motor kamu ilang?" Tanyaku, dengan suara yang yah lumayan keras. Sehingga tiba-tiba orang yang masih beraktivitas menoleh ke arah kami berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN?
AdventureApa hal yang melintas dalam pikiran kalian, ketika mendengar KKN? Tinggal disuatu kampung atau desa? Susah sinyal? Cinta lokasi? atau beberapa hal lainnya? Ini adalah kisah KKN milikku, bukan milikmu. Aku akan mengajak kalian masuk dan mengikuti alu...