Elsa terduduk dengan wajah cemberut. Menyangga dagunya dan menatap ke arah dinding. Saat ini ia terduduk ditepi ranjang kamar Adam. Sejak tiga puluh menit yang lalu ia memikirkan bagaimana caranya ia tidur dan akan di mana ia tidur. Pasalnya tidak mungkin jika ia dan Adam tidur dalam satu ranjang. Itu hanya akan membuatnya sulit bernapas dan detak jantungnya berhenti dalam waktu yang lama.
"Dam? Aku tidur dimana?" dan akhirnya Elsa berani bertanya.
Adam yang saat ini duduk di atas kasur bersandar pada kepala ranjang dengan sebuah buku di tangannya hanya melirik sekilas. Lalu kembali menikmati apa yang ia baca saat ini. Menyebalkan. Memang dan Elsa mendengus kesal.
"Menurut lo. Lo harus tidur dimana?" Adam balik bertanya.
"Kamu mau biarin aku tidur di sofa? Kamu tega banget sama aku, Dam." desis Elsa kesal dan gadis itu akhirnya meraih bantal dan selimut. Lalu pergi untuk tidur di sofa. Padahal Adam belum bicara bahwa ia menuruh Elsa untuk tidur di sofa. Tapi tampaknya gadis itu cukup sensitive dan berpikir bahwa Adam akan memintanya tidur di sofa.
"Oi. Gue belum bilang kalau lo tidur di sofa," ucap Adam.
Matanya masih fokus pada buku yang tengah ia baca sejak tadi. Sedangkan Elsa menghentikkan langkahnya dan menatap ke belakang. Menatap Adam dan bukunya.
Pukpuk!
Adam menepuk sisi kosong kasur itu. Memberi kode agar Elsa tidur di sampingnya. Elsa menghela napas. Bersidekap dada dan menatap Adam dengan mata menyipit.
"Gue gak akan macem-macem," ucap Adam yang seolah mengerti arti tatapan Elsa.
"Aku gak yakin sama kamu," gumam Elsa.
Adam menghela napas. Menutup bukunya dan segera berbaring. Menarik selimut dan memejamkan mata. Tidak mempedulikan Elsa yang masih berdiri menatapnya.
"Dam..."
"Terserah mau tidur dimana. Tapi gue gak tanggung jawab kalau besok punggung lo sakit. Yang penting gue udah tawarin lo buat tidur di samping gue." ucap Adam.
Elsa kembali menghela napas. Dengan ragu Elsa mulai mendekat dan perlahan duduk di tepi kasur. Memperhatikan Adam yang saat ini terlelap. Elsa berusaha menahan degup jantungnya yang mulai berdetak lebih cepat. Elsa menggaruk kepalanya yang tak gatal dan menggigit bibir bawahnya. Ragu untuk tidur satu ranjang dengan si muka aspal satu ini.
Bruukk!!
"Tidur aja lo ribet!"
Elsa terbaring. Matanya masih membulat menatap langit-langit kamar Adam. Elsa masih bisa merasakan lengan Adam menggenggam tangannya setelah sebelumnya Adam menariknya dengan kencang dan menyebabkan Elsa terbaring di samping Adam yang saat ini memejamkan matanya.
"Gak usah modus megang-megang tangan aku," desis Elsa. Menepis tangan Adam yang saat ini masih menggenggamnya.
Adam berdecak, mengubah posisinya memunggungi Elsa. Gadis itu menghela napas panjang dan membuat jarak antara dirinya dan Adam. Lalu mengubah posisinya memunggungi Adam yang mungkin sudah terlelap.
'Tenang Elsa. Si muka aspal ini gak bakal ngapa-ngapain kamu, okay? Tenang. Sekarang ayo tidur.'
Elsa kembali menarik napas dalam-dalam dan memejamkan matanya. Berusaha tertidur dan menghilangkan sosok Adam yang saat ini tertidur di sampingnya.
-ourdestiny-
Elsa mengerjapkan matanya saat merasa ada yang melingkar di pinggangnya. Elsa menguap dan mengucek matanya saat kedua matanya itu masih terasa berat untuk terbuka. Dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Teen Fiction'INI TAKDIR KITA. KITA YANG DISATUKAN OLEH HAL KONYOL, DAN KITA YANG DI PISAHKAN OLEH HAL YANG SUNGGUH MENYAKITKAN' Sebuah cerita yang berawal dari sebuah kekonyolan dan salah paham. Cerita itu berlanjut dengan tidak serius. Tapi, kisah ini berakhir...