Elsa merasa lelah. Gerakannya perlahan berhenti seiring tubuhnya yang semakin tenggelam ke dasar kolam. Di tengah kesadarannya yang menipis Elsa masih bisa mendengar suara, Sasa berteriak memanggil namanya.
Dan suara "BYUURR!" menyusul setelah Sasa berteriak.
Elsa memejamkan matanya, dan mulai hilang. Tapi beberapa detik sebelum kesadarannya habis, Elsa sempat memegang sesuatu. Sesuatu yang keras, tipis dan panjang. Elsa menggenggamnya dan, ia hilang. Tak sempat tahu siapa yang kini meraih lengan dan kemudian memeluknya. Membawanya ke tepi kolam dan berusaha menyelamatkannya.
"Elsa?" Sasa di bantu Revan segera mengangkat tubuh Elsa dari kolam. Tangannya mesih tampak menggenggam benda yang ia temukan di dasar kolam.
Shiren berdecak kesal. Terlihat saat ia melihat Adam yang saat ini sangat panik.
"Bawa dia pulang, Dam. Gue takut nanti dia makin kedinginan terus mimisan." ucap Sasa saat Adam kini sudah berhasil naik ke tepi kolam.
Adam? Yah, laki-laki itu sempat menatap tajam Shiren detik setelah mendengar teriakan Elsa. Dan Adam segera melepas sepatunya. Terjun ke kolam dan menyelamatkan Istrinya itu.
Adam sempat menepuk pelan kedua pipi Elsa, berharap Elsa membuka mata. Tapi tampaknya air kolam yang dingin sudah memperburuk keadaan Elsa. Adam melepaskan jaketnya, membalut tubuh Elsa dengan jaketnya. Lalu mengangkat tubuh lemas Elsa ala brydal style. Berhenti di hadapan Shiren dan menagap tajam Shiren yang saat ini memasang wajah marah.
"Kita putus!" ucap Adam tegas.
Adam segera berlalu dengan cepat. Menghiraukan Shiren yang saat ini memasang wajah tak percaya. Adam? Memutuskan hubungan dengannya?.
"Pergi lo dari pesta gue!" ucap Sasa dengan tatapan tajam.
"Tanpa lo suruh pun gue bakalan pergi!" bentak Shiren
Sasa bisa melihat mata Shiren yang berkaca-kaca sebelum akhirnya melangkah keluar dari pesta Sasa yang malam ini kacau. Sasa memejamkan matanya. Merasa khawatir dengan keadaan Elsa saat ini. Sasa hanya takut jika dingin itu membuat Elsa merasakan sakit.
-ourdestiny-
Macet. Suatu hal yang sudah tidak asing. Dan selalu membuat semua orang kesal. Adam berkali-kali membunyikan klakson mobilnya. Berharap kendaraan di hadapannya memberikan ruang dan Adam bisa cepat membawa Elsa pulang. Mungkin sekarang bukan hanya Elsa yang kedinginan. Tapi Adam juga. Seluruh bajunya kini basah.
Adam menatap ke arah Elsa yang masih setia memejamkan matanya. Wajahnya memucat dengan bibir yang mulai memutih. Adam merasa dadanya sesak saat melihat darah itu mulai mengalir dari kedua hidung Elsa.
Untuk kesekian kalinya Adam membunyikan klakson mobil. Berharap macet ini segera usai. Adam meraih sapu tangannya. Membersihkan darah dari hidung Elsa yang sepertinya tak mau berhenti.
"Elsa, Please." lirih Adam.
Napasnya tercekat. Merasa sesak melihat wajah Elsa yang memucat dan hidungnya yang terus mengeluarkan darah. Ini adalah kondisi terburuk yang pernah Adam lihat. Dan kali ini tujuan Adam bukan pulang ke rumah. Tapi rumah sakit.
"Elsa bertahan," desis Adam lagi.
Adam memejamkan matanya, meraih bahu Elsa dan memeluknya. Menyalurkan sedikit rasa hangat yang ia punya. Meskipun baju yang ia kenakan saat ini basah. Saat kemacetan itu mulai berjalan. Adam menyandarkan kepala Elsa di bahunya. Sesekali memberikan kecupan di kening Elsa. Dan saat itu pula ia, menangis.
Menangis untuk pertama kalinya. Dan itu untuk seorang perempuan yang dulu sangat ia benci. Elsa. Menangis untuk seorang perempuan yang dulu ia panggil Cempreng karena suaranya yang selalu membuat telinganya merasakan sakit ketika mendengarnya. Dan kali ini ia menangis karena takut. Takut terjadi sesuatu dengan Elsa.
"Aku sayang kamu, Elsa." bisik Adam.
Dan, kali ini Adam tulus. Bukan tipuan seperti dulu ketika Elsa ulang tahun. Adam tulus mengatakan bahwa ia menyayangi Elsa.
"Aku cinta kamu." bisiknya lagi.
Andai Elsa mendengarnya. Entah apa yang akan Elsa rasakan saat mendengar pengakuan Adam malam ini. Adam melihat kalung dari Bundanya masih setia Elsa genggam. Adam meraihnya. Menyimpan kalung itu ke dalam saku dan kembali mengecup kening Elsa yang terasa sangat dingin
Bersambung..
Follow;
rtarisa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Novela Juvenil'INI TAKDIR KITA. KITA YANG DISATUKAN OLEH HAL KONYOL, DAN KITA YANG DI PISAHKAN OLEH HAL YANG SUNGGUH MENYAKITKAN' Sebuah cerita yang berawal dari sebuah kekonyolan dan salah paham. Cerita itu berlanjut dengan tidak serius. Tapi, kisah ini berakhir...