Waktu demi waktu berlalu tanpa Elsa sadari. Elsa berusaha terlihat baik-baik saja setiap harinya. Tapi Adam semakin dekat dengan Shiren. Bahkan saat ujian pun Adam memilih untuk belajar di kos bersama Shiren ketimbang bersama Elsa di rumah.
Elsa menghela napas. Saat melihat Adam keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Tadi pagi adalah hari terakhir ujian. Elsa tersenyum saat melihat Adam.
"Hari ini makan malam di rumah ya, Dam? Aku masak banyak."
Adam menghentikan langkahnya dan menatap Elsa yang saat ini masih di balut celemek dapur. "Gue makan malam sama Shiren," ucap Adam dengan nada datar.
Elsa merasa ada yang terhempas di relung hatinya. Adam melangkah melewati Elsa begitu saja. Menghiraukan Elsa yang saat ini menatap nanar Adam. Tanpa Adam sadari bahwa rasa itu semakin kuat. Entahlah, semakin Elsa menepisnya. Rasa itu justru semakin kuat dan berakar panjang.
"Dam?" Elsa mencoba menghentikan langkah Adam berusaha membuat Adam mengingat sesuatu tentangnya.
"Apa lagi?" tangan Adam dengan malas.
Elsa melihat tatapan kesal Adam saat ini. Elsa tersenyum tipis berharap Adam mengingat sesuatu. Pasalnya beberapahari yang lalu Elsa sempat memberi tahu Adam mengenai sesuatu.
"Gak jadi," jawab Elsa.
"Lo buang waktu gue," ucap Adam ketus.
Adam melangkah dengan cepat. Membiarkan Elsa menatapnya dengan nanar. Elsa menghela napas dan menunduk saat Adam sudah keluar dari rumah dan pergi bersama Shiren.
"Aku ulang tahun, Dam. Aku kan udah ngingetin kamu. Aku tau kamu benci sama aku. Tapi please jadi pengganti Kak Raka untuk malam ini, Dam. Hanya untuk malam ini, jadi yang pertama ngucapin gue. please," lirih Elsa.
Elsa menghela napas. Melangkah menuju dapur dan dengan lemas melepaskan celemek yang masih membalut tubuhnya. Berharap nanti malam ia bermimpi Adam pulang dan memberikan ucapan selamat ulang tahun padanya.
-ourdestiny-
Suasana gelap. Tak ada cahaya sedikit pun di dalam rumah ini. Ternyata di dalam kamar di mana Elsa tidur. Gadis itu tertidur dengan lelap.
Tapi ada secercah cahaya lilin yang memasuki kamar ini dan sedikit mengusir gelap yang menyelimuti kamar Elsa.
Alunan nada lagu ulang tahun tampak mengusik tidur Elsa. Gadis itu merasa terganggu dengan suara seseorang yang bernyanyi lagu Happy Birthday untuknya itu.
'Happy Birthday too you, Happy Birthday too you, Happy Birthday.. My wife.'
Elsa terkejut saat mengetahui suara yang bernyanyi untuknya. Elsa melihat siluet tampan yang saat ini terpapar sinar lilin. Elsa menyalakan lampu tidurnya. Berharap ini bukan lah mimpi.
"Adam?" desis Elsa memastikan bahwa yang saat inu bersimpuh di samping kasur sembari menopang kue berukuran tanggung dan sebuah lilin di tengah kue tersebut.
"Happy Birthday, Elsa. Doa terbaik untuk kamu." ucap laki-laki tampan itu.
Mata Elsa berkaca. Ia masih ingat kalau tadi sore Adam bilang akan makan malam bersama Shiren. Dan itu otomatis Adam tidak pulang. Tapi? Sekarang? Oh Tuhan! Elsa berharap ini benar-benar nyata. Bukan mimpi indah yang coba Tuhan ciptakan untuk mengurangi rasa sesak yang selama ini menggelayuti hatinya.
"Ini bukan mimpi Elsa. Aku ada di sini, di hadapan kamu. Elsa, selamat ulang tahun istriku."
Elsa masih terdiam saat Adam meraih telapak tangannya dan mengecup lembut punggung tangan Elsa. Membuat harapan Elsa kembali menunggu setelah selama ini coba Adam jatuhkan.
"Kamu kok diem aja sih? Nih tiup dulu lilinnya. Tapi wish-nya dulu," ucap Adam.
Laki-laki itu tersenyum sangat manis. Elsa bisa melihatnya. Senyum manis yang sangat jarang Elsa lihat. Senyum manis yang mungkin hanya di nikmati oleh Shiren selama ini.
Elsa tersenyum, memejamkan matanya. Mengikuti apa yang Adam minta. Di tengah kebingungannya, Elsa berusaha mengucapkan harapan-harapan di ulang tahunnya kali ini. Dan beberapa detik selanjutnya Elsa meniup lilin itu dan tersenyum sangat manis.
Adam tersenyum. Sedikit beranjak, meraih tengkuk Elsa dan memberikan sebuah kecupan lembut di kening Elsa. Membuat gadis itu sedikit terbang.
"Happy Birthday My Wife. Wish You All The Best. And... I Love You." bisik Adam. Suaranya lebih cenderung berbisik. Tapi Elsa mendengarnya dengan sangat jelas di tengah heningnya malam hari ini.
"Dam? Ini.."
"Kamu gak mimpi. Aku punya sesuatu buat kamu." Adam meletakan kue ulang tahun itu di atas nakas dan meraih sesuatu dari dalam sakunya. Lalu kembali tersenyum ke arah Elsa.
Elsa tak percaya melihatnya. Sebuah kotak beludru berwarna merah dengan satu cincin bermata berlian ungu pudar di dalamnya. Elsa merasa matanya memanas saat Adam menyematkan cincin itu di jari manis Elsa. Lalu mengakhirinya dengan sebuah kecupan.
"Ini kado ulang tahun dari aku," ucap Adam.
"Adam?" lirih Elsa lagi.
"I Love You." desis Adam.
Bersambung...
Vote dan komen;')
Follow;
rtarisa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Teen Fiction'INI TAKDIR KITA. KITA YANG DISATUKAN OLEH HAL KONYOL, DAN KITA YANG DI PISAHKAN OLEH HAL YANG SUNGGUH MENYAKITKAN' Sebuah cerita yang berawal dari sebuah kekonyolan dan salah paham. Cerita itu berlanjut dengan tidak serius. Tapi, kisah ini berakhir...