Bruuk!
Elsa membanting tasnya begitu saja di atas kasur. Lalu terduduk di tepi kasur. Merasa hari ini mood-nya sedang tidak baik. Tidak berbicara banyak ketika di kampus dan tak berpapasan dengan Adam ketika di kelas.
Sampai suara ketukan pintu terdengar, Elsa hanya menghela napas membuka sepatunya sebelum membuka pintu.
"Cempreng, buka pintunya cepet!"
Elsa mendengus kesal saat Adam berteriak nyaring. Elsa tak tahu kapan Adam datang. Pasalnya Elsa pulang menggunakan taksi yang tadi pagi.
Elsa melangkah menuju pintu. Membukanya dan menatap Adam dengan malas. Tapi ekspresi malas itu berubah secara tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kamar Elsa yang akhirnya membuat gadis itu membulatkan matanya.
"Heh! Mau ngapain kamj?" tanya Elsa sedikit membentak.
Adam segera melangkah mendekati Elsa dan menutup pintu rapat-rapat. Menatap Elsa yang kini menatapnya bingung. Adam menarik napas dalam-dalam dan menatap Elsa dengan serius.
"Bunda ada di bawah," ucap Adam.
Elsa membulatkan matanya saat mengetahui ibu mertuanya ada di bawah. "Kamu serius? Terus sekarang gimana?" tanya Elsa.
"Ya lo pindah ke kamar gue lah oon! Cepet bawain barang-barang lo. Masalahnya Bunda mau nginep disini sama Kakak." ucap Adam lagi.
Dengan malas Elsa meraih kopernya dan mulai mengemasi semua barang-barangnya ke kamar si menyebalkan Adam. Untungnya barang Elsa hanya sedikit. Jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk mengemasi semua barang itu.
"Okay, gue turun duluan. Lo mandi, ganti baju, habis itu temuin gue, Bunda sama Kakak di bawah," ucap Adam.
Adam segera keluar kamar Elsa dan menemui Bundanya yang sudah menunggu di bawah. Elsa berdecak kesal saat Adam berbicara dengan cepat. Elsa segera menutup kopernya dan pindah ke kamar Adam untuk sementara sampai Bunda Rika dan Kak Ita pulang.
-ourdestiny-
Bunda Rika tersenyum saat melihat Adam baru saja turun dengan pakaian rapi. Bunda Rika memberikan sebuah pelukan hangat sebagai pelepas rindunya pada anak laki-lakinya itu. Di ikuti oleh Kak Ita yang juga memberikan pelukan yang hampir dua tahun tak ia temui karena kuliah di singapura.
"Menantu mana, Dam? Bunda kangen sama dia," tanya Bunda Rika.
Adam tersenyum dan menatap ke atas lantai dua dan kembali menatap Bundanya. "Lagi mandi, Bun. Katanya dia mau terlihat cantik di depan Bunda," jawab Adam asal.
Bunda Rika tersenyum saat mendengar jawaban Adam. Lalu kembali duduk pada sofa marun yang biasa Adam dan Elsa duduki ketika tengah merasa jenuh.
"Rencananya Bunda sama Kakak mau berapa lama nginep disini?" tanya Adam.
"Satu minggu," jawab Kak Ita.
"Hah! Satu minggu?" tanya Adam terkejut.
Bunda Rika dan Kak Ita menautkan alisnya seraya saling pandang. Tapi pandangan itu beralih pada Elsa yang kini sudah turun dan segera menghampiri mereka. Elsa mengucap salam dan mencium punggung tangan ibu mertuanya dan kakak iparnya dengan lembut. Lalu terduduk di samping Adam.
"Kamu apa kabar, Nak?" tanya Bunda Rika.
Elsa tersenyum. "Baik Bun. Bunda sama Kakak ada acara apa kesini?" tanya Elsa dengan lembut. Suaranya terdengar berbeda dengan saat ia berbicara dengan Adam.
"Enggak, Bunda sama Kakak lagi kangen aja sama kalian. Gimana sama hubungan kalian? Baik-baik aja kan?" tanya Kak Ita seraya menatap Adam dan Elsa.
Adam menatap Elsa sekilas. Lalu menarik pundak Elsa dan memeluknya. Elsa hanya berusaha tersenyum saat Adam bersikap seperti ini di depan orang tuanya.
"Menurut Kakak gimana?"
Kak Ita tersenyum saat Adam bertanya. Bunda Rika membuka tasnya, mengeluarkan sesuatu dari dalam tas itu. Sebuah benda dan kemudian melangkah mendekati Elsa. Menyingkirkan lengan Adam dari bahu Elsa untuk sesaat.
"Elsa. Kamu tau? Kamu itu menantu kesayangan Bunda. Ini kalung turun temurun dari buyutnya Adam. Dan kalung ini di kasih ke Bunda waktu Bunda nikah sama Ayah. Dan sekarang kamu udah jadi istrinya Adam yang artinya anggota keluarga kami juga. Jadi, mulai saat ini kalung ini harus kamu pakai. Kamu pakai sampai nanti kamu punya anak dan setelah anak kamu menikah, kamu harus warisin kalung itu ke dia. Tapi sekarang, kalung ini harus kamu pakai, kamu jaga baik-baik," jelas Bunda Rika panjang.
Elsa terpaku menatap kalung yang saat ini ditangan Bunda Rika. Kalung berliontin bintang dengan berlian putih yang cantik ditengahnya. Kalung itu sangat cantik. Elsa menyentuhnya, merasakan tekstur kalung itu dan kembali tersenyum.
"Sini, Bunda pakein," ucap Bunda Rika.
Adam hanya memasang wajah sok manis. Saat melihat Bunda Rika mulai memasangkan kalung pada leher jenjang Elsa. Adam bisa melihat bahwa Bunda Rika sangat menyayangi Elsa dan berharap Elsa akan selamanya menjadi istrinya. Bahkan Bunda Rika berharap suatu saat Elsa akan memberikan keturunan keluarga Rahardian. Padahal Adam sama sekali tak ada niat untuk memiliki seorang malaikat kecil yang lahir dari rahim Elsa. Adam hanya ingin gadis berinisial 'S' yang suatu saat nanti melahirkan malaikat kecil untuknya.
"Kamu cantik banget pake kalung itu." Kak Ita berkomentar dengan cepat. Dan menatap Elsa yang saat ini tersenyum dan mengusap liontin kalung keluarganya.
"Makasih Kak," ucap Elsa.
"Bunda harap semester dua nanti, Bunda dengar kabar bahagia dari kalian berdua," Ucap Bunda Rika.
Elsa dan Adam menautkan alisnya dan menatap Bunda Rika dengan tatapan bingung. "Maksud Bunda?" tanya Adam.
"Semester dua nanti, Bunda pengen denger kabar kalau Elsa hamil." jawab Bunda Rika yang di akhiri dengan sebuah tepuk tangan kecil.
Adam dan Elsa saling menatap. Tersenyum kikuk di depan Bunda Rika. Adam hanya berusaha terlihat santai. Berbeda dengan Elsa yang saat ini masih tersenyum getir.
’Hamil? Pernah tidur bareng aja enggak, gimana bisa hamil? Lagian siapa juga yang mau hamil buat Adam? Aku yakin, Adam juga gak mau punya anak dari aku.’
Elsa tersenyum saat Bunda Rika mengusap pipinya dengan lembut. Kak Ita tersenyum manis saat melihat senyum Elsa. Adik iparnya memang sangat cantik dan manis. Adam hanya memasang senyum. Tanpa berucap apapun. Bingung harus berbicara apa setelah mendengar harapan Bunda Rika.
Bersambung...
Vote dan komen,
Follow;
rtarisa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Teen Fiction'INI TAKDIR KITA. KITA YANG DISATUKAN OLEH HAL KONYOL, DAN KITA YANG DI PISAHKAN OLEH HAL YANG SUNGGUH MENYAKITKAN' Sebuah cerita yang berawal dari sebuah kekonyolan dan salah paham. Cerita itu berlanjut dengan tidak serius. Tapi, kisah ini berakhir...