-DUA PULUH TUJUH-

1K 60 2
                                    

"Lusa Revan ulang tahun. Kamu temenin aku dateng ya?" Shiren meletakkan kepalanya di pundak Adam. Sepenuhnya bersandar pada tubuh Adam saat ini.

Adam tersenyum dan menganggukan kepalanya. Mendengar kata ulang tahun, entah kenapa Adam seketika teringat pada Elsa yang hari ini ulang tahun. Adam merasa ada yang berbeda dengan perasaannya saat ini. Memikirkan bagaimana kecewanya Elsa tadi pagi.

"Sayang kok kamu diam aja sih?" tanya Shiren.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya saat melihat Adam yang tampak termenung dengan raut wajah yang Shiren curiga jika Adam tengah memikirkan gadis itu. Shiren menegakan duduknya dan memasang wajah kesal.

"Kamu pasti lagi mikirin Elsa kan?" tanya Shiren dengan nada kesal.

"Engga," jawab Adam cepat.

"Bohong," ucap Shiren tegas.

Adam menghela napas. Jika ia kembali membantah, urusannya akan semakin panjang. Shiren adalah sosok yang tidak bisa di bantah dan selalu benar.

"Iya. Aku lagi mikirin dia," ucap Adam.

Shiren tampak semakin marah setelah mengakuinya. Shiren memalingkan wajahnya dengan kesal. Mencoba menghiraukan Adam yang saat ini masih terdiam.

"Aku cuma ngerasa bersalah aja sama dia, Shi. Tadi malam aku ngasih kejutan buat dia. Tapi tadi pagi aku bongkar semuanya. Aku ngasih tahu Elsa kalau sebenarnya kejutan itu dari Sasa. Sasa yang beliin cincin itu buat Elsa. Aku gak bisa liat seseorang yang deket sama aku, kecewa di depan aku," jelas Adam.

"Yaudah kamu pulang aja! Minta maaf sama dia. Aku yakin kamu mulai suka kan sama dia!" ucap Shiren ketus.

Adam diam. Ucapan Shiren terakhir di tepis Adam jauh-jauh. Itu tidak benar dan itu tidak akan pernah terjadi. Shiren merasa semakin kesal saat Adam tak mencoba untuk menghentikan kekesalannya.

"Kamu ngeselin banget sih?" Shiren menghentakan kakinya dan melangkah pergi.

"Shi!" teriak Adam.

Adam beranjak dari duduknya dan berlari kecil mengejar Shiren yang saat ini semakin marah. Adam mencekal lengan Shiren. Memaksa gadis itu untuk berhenti dan menatapnya.

"Shi. Aku gak kayak gitu. Aku cuma sayang sama kamu. Kamu harus percaya itu. Tahun depan kan aku sama Elsa, cerai. Kamu gak usah takut. Kamu akan jadi yang terakhir buat aku," ucap Adam. Sempat melemah ketika mencapai kata 'cerai'.

Adam tersenyum manis, merengkuh tubuh mungil Shiren ke dalam pelukannya. Memeluk Shiren dengan sangat erat. Memberitahukan pada Shiren seberapa besar rasa cintanya pada Shiren.

"Aku cuma takut kehilangan kamu aja," lirih Shiren

Adam mengeratkan pelukannya. Memberikan beberapa kecupan di pelipis dan puncak kepala Shiren. Gadis itu semakin mempererat pelukan Adam. Rasa takut itu mulai muncul. Takut jika Adam mulai mencintai Elsa.

-ourdestiny-

Sasa tampak mengerucutkan bibirnya ketika Elsa menceritakan semua tentang kejutan yang Adam berikan. Sasa merasa kesal pada Adam yang dengan bodohnya membongkar semuanya saat Elsa bertanya.

"Adam itu bego apa oon? Padahal kan gue ngerencanain itu supaya lo sama Adam bisa saling suka! Bukannya malah di bongkar kayak gini. Padahal gue bela-belain beliin tuh cincin buat ulang tahun lo supaya lo sama Adam bisa lebih deket layaknya suami istri. Masa iya suami-istri tapi kalau berangkat sekolah gak bareng. Terus Adam malah nganterin si Shiren-shiren itu. Gue cuma mau sahabat gue it-"

Sasa menghentikan ucapannya saat Elsa memeluknya dan terisak. Sasa merasa terhanyut melihat Elsa menangis di dalam pelukannya. Sasa merasa jika Adam bodoh tidak mencintai Elsa. Elsa, gadis cantik pemilik senyum manis dan mata cokelat yang memikat. Laki-laki manapun pasti akan jatuh hati pada sosok Elsa yang seolah di lukis tuhan dengan sempurna. Seolah tuhan tersenyum ketika menciptakannya.

"Kejutan dari kamj semalem berhasil, Sa. Aku sempet terbang waktu Adam bilang I love you sama aku. Tapi, tadi pagi dia itu selalu buat aku terbang dulu. Setelah itu baru dia jatuhin aku. Dia sering kayak gitu waktu ada Bunda," lirih Elsa.

Sasa mengusap lembut punggung Elsa. Gadis itu masih terisak di dalam pelukan Sasa. "Lo cinta sama Adam?" tanya Sasa.

Elsa tak langsung menjawab. Gadis itu masih berusaha menghentikan tangisnya. Tapi perlahan Elsa menganggukan kepalanya. Dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Dulu aku emang benci sama dia. Aku gak rela nikah sama dia. Tapi sekarang, aku ngaku, Sa. Aku ngaku kalau aku sayang sama dia, aku cinta sama Adam. Aku gak mau dia pergi dari hidup aku buat Shiren. Aku gak mau."

Sasa tersenyum tipis. Semakin mempererat pelukannya. Suara bergetar Elsa membuatnya sedikit tak tega. Tapi mau bagaimana lagi? Kenyataannya Adam mencintai Shiren bukan Elsa.

-ourdestiny-

Cleek...

Elsa memasuki rumah ini dengan langkah malas. Elsa menghela napas melihat Adam tertidur di sofa. Elsa tersenyum melihat wajah damai Adam ketika tertidur.

Elsa melepaskan tasnya, meraih satu ikat rambut dan segera menuju kamar. Meraih selimut dan menutup tubuh Adam sebatas leher dengan selimut yang ia bawa. Laki-laki itu tertidur cukup pulas.

"Aku masakin buat kamu ya?" bisik Elsa.

Elsa tersenyum, mengusap kening sampai rambut Adam. Elsa tersenyum lalu menguncir rambutnya dan segera menuju dapur. Ingin membuatkan Adam masakan yang menurut Elsa spesial.

Elsa hanya berharap Adam akan mencicipi makanan buatannya ketika ia bangun nanti. Elsa dengan lancang sempat membuka ponsel dan ia tahu bahwa malam ini Adam tidak akan mengunjungi Shiren. Dan itu membuat Elsa merasa tenang.

Bersambung,,

Vote dan komen,

Follow;

rtarisa_

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang