Elsa melangkahkan kaki beriringan bersama Tiara. Sedangkan Raka tampak tersenyum dan mengekor di belakang Elsa dan Tiara yang saat ini terlihat tertawa. Elsa mengedarkan pandangan ke segala arah. Menatap toko-toko di dalam mall yang terlihat berjejer rapi. Lalu Elsa menarik Tiara untuk masuk ke dalam toko sepatu.
"Kak itu sepatunya lucu banget." bisik Elsa.
Jari telunjuknya menunjuk ke arah salah satu high heels berwarna peach setinggi sepuluh senti. Elsa terdiam membayangkan kakinya di hiasi sepatu itu. Kedua kaki jenjangnya pasti akan tampak lebih cantik dan anggun.
"Buat kamu."
Elsa tersadar dari lamunannya saat Tiara menyerahkan kedua high heels yang sudah di bungkus rapi itu pada Elsa. Sontak hal itu membuat Elsa membulatkan mata tak percaya. Begitu pula dengan Raka yang hanya mengawasi di luar toko.
"Kak?"
"Aku tau kamu suka. Dan kebetulan aku juga punya high heels kayak gitu di rumah. Jadi biar kita couple-an nanti kalau kita jalan lagi." ucap Tiara.
Elsa tersenyum tak percaya. Lalu memeluk Tiara mengucapkan 'terima kasih' beberapa kali. Tiara hanya tersenyum. Sesekali melirik ke arah yang kini tengah tersenyum seraya bersidekap dada. Tiara sangat mudah mengakrabkan diri dengan Elsa.
Drrtt..
Ponsel Elsa bergetar. Gadis itu segera keluar dari toko sepatu dan menerima telepon yang masuk, dari Adam.
'Elsa. Jangan lama-lama di rumah kak Raka!'
Elsa menautkan alisnya. Tampak sedikit tersenyum miring.
"Kenapa?"
'Gue, gue gak bisa masak. Lo mau gue mati kelaperan kalo lo lama-lama di rumah kak Raka. Gue mau makan apa? Masa iya dua minggu gue makan mie instan?'
Elsa terkikik mendengar ocehan Adam yang cukup panjang. Sebenarnya tidak ada yang lucu tapi Elsa merasa ingin tertawa. Adam ternyata bergantung padanya. Laki-laki itu membutuhkannya.
"Ck. Dua minggu itu gak lama kok, Dam. Kalau enggak, kamu minta aja Shiren buat masakin kamu. Dia kan pacar kamu!"
Elsa menghela napas. Merasa bodoh sudah menyebut nama Shiren di antara pembicaraannya dengan Adam.
'Lo! Pokoknya gue mau lo pulang besok'
"Enggak!"
'Harus!'
"Enggak mau Adam, ih. Orang aku masih mau sama kak Raka."
'Elsa. Gue ini suami lo! Jadi lo harus nurut. Pulang besok! Atau gue jemput nanti malam?'
Elsa berdecak kesal. Wajahnya berubah datar. Itu menunjukan bahwa ia kesal pada Adam saat ini.
'Elsa?'
"Hmm."
Deheman itu membuat Adam tau jika Elsa sedikit tak suka dengan paksaannya. Tapi Adam memang butuh Elsa.
'Ish, okey. Sebenernya gue nyuruh lo pulang itu karena, gue lagi sakit'
"Hah? Kamu sakit?!"
Elsa tampak panik. Sesekali melirik ke arah Raka dan Tiara yang berada cukup jauh darinya. Mendengar Adam sakit cukup membuatnya khawatir.
'Gila ya? Lo gak usah pake teriak gitu juga kali. Kuping gue gak budeg'
"Kamu beneran sakit? Perasaan kemarin baik-baik aja?"
'Lo gak percaya? Makanya pulang!'
Elsa menghela napas. Masih sesekali melirik Raka dan Tiara yang tampak asik membicarakan sesuatu ditangan Tiara. Entah apa tapi dari penglihatan Elsa. Mereka membicarakan cincin.
"Ish, yaudah nanti malam aku pulang."
'Yes. Gue tunggu'
"Iya! Nyadar gak sih kamu itu ngancurin rencana aku sama Kak Ara."
'Bodo. Yang penting lo pulang'
Tuuttuuttuut..
Elsa menjauhkan ponselnya dan menatap layar ponselnya. Laki-laki itu, ishh menyebalkan. Jadwal yang sudah ia susun untuk pergi jalan bersama Tiara terpaksa harus batal karena Adam memaksanya untuk pulang.
Elsa kembali melangkah sejajar dengan Raka dan Tiara. Berjalan di samping Tiara yang kini menggenggam tangan Raka.
"Adam ya?" tanya Raka.
Elsa Mengangguk seraya menghela napas.
"Kak? Aku, aku harus pulang nanti malam. Adam sakit," ucap Elsa pelan.
Raka dan Tiara menghentikan langkahnya. Menatap Elsa yang saat ini memasang senyum tipis.
"Terus jadwal jalan-jalan kita besok gimana?" tanya Raka.
Tiara tersenyum saat melihat tatapan kecewa yang secara terang-terangan Raka tunjukan.
"Yaudah gak papa. Lain kali kita bisa jalan lagi. Kamu pulang aja, kan kata kamu Adam lagi sakit. Dia pasti butuh kamu." ucap Tiara.
Elsa tersenyum tipis dan mengangguk samar. Tiara sangat lembut dan manis. Membuat Elsa nyaman dan cocok dengannya. Elsa merasa jika Tiara memang pantas menjadi kakak ipar untuknya.
Bersambung...
Vomment,
follow;
rtarisa_

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Teen Fiction'INI TAKDIR KITA. KITA YANG DISATUKAN OLEH HAL KONYOL, DAN KITA YANG DI PISAHKAN OLEH HAL YANG SUNGGUH MENYAKITKAN' Sebuah cerita yang berawal dari sebuah kekonyolan dan salah paham. Cerita itu berlanjut dengan tidak serius. Tapi, kisah ini berakhir...